-Amortentia

3.3K 245 34
                                    

Title : Amortentia
Rate : T
Word count : 2085
Type : Oneshot
[Thursday, December 31st, 2020 : 10.53 pm]
___________________________________________

"Di meja kalian sekarang ada beberapa ramuan yang sudah aku siapkan pagi ini. Ada yang tahu ramuan apa saja itu?" tanya Profesor Slughorn seraya menunjuk botol-botol ramuan di depannya. Hermione mengangkat tangannya.

"Ya, Miss..?"

"Granger, Sir."

"Baik, Miss Granger," ucap Profesor Slughorn seraya mengangguk. Hermione menunjuk ramuan di depannya satu per satu.

"Yang ini adalah veritaserum, ramuan kejujuran. Lalu ini-" Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, suara lain memotong.

"Granger, ramuan mengerikan ini tercium seperti kau. Menjijikan sekali," ucap Draco keras.

"Kau berisik sekali, Malfoy!" balas Hermione kesal.

"Baiklah, tenang kalian berdua," ucap Profesor Slughorn berusaha melerai sebelum mereka mungkin saling membunuh. Hermione melempar tatapan tajam pada Draco. Sementara Draco hanya membalas dengan menyeringai.

"Sekarang, adakah di antara kalian yang bisa memberitahuku ramuan apa ini?" tanya Profesor Slughorn seraya menunjuk ramuan yang tadi dihirup Draco. Hermione baru akan kembali mengangkat tangannya saat Blaise mendahului.

"Ya, Mr. Zabini?" Blaise kemudian menyeringai ke arah Draco sebelum menjawab.

"Itu adalah amortentia, Sir," jawab Blaise.

"Bagus, sangat bagus. Dan ramuan apakah itu amortentia, Mr. Zabini?" tanya Profesor Slughorn lagi. Blaise menyeringai makin lebar sebelum kembali menjawab.

"Amortentia adalah ramuan cinta terkuat. Menurut rumor, baunya berbeda pada setiap orang, tergantung apa yang menarik baginya," jawab Blaise.

"Dan ya, Draco. Kami semua mendengarmu," lanjut Blaise seraya tersenyum puas pada Draco. Ia senang akhirnya berhasil membuktikan kecurigaannya. Sudah lama sekali ia merasa Draco menyukai Hermione. Tapi salahkan gengsi sialan pemuda itu, karena bahkan kepada dirinya pun Draco tidak mau mengakuinya.

***

"Berhenti menertawaiku, Blaise!" seru Draco kesal.

"Kenapa kau tidak memberitahunya saja kau menyukainya?" tanya Blaise di sela tawanya.

"Aku tidak menyukainya!" seru Draco.

"Jadi selama ini kau menganggunya karena kau menyukainya?" tanya Blaise.

"Aku bilang aku tidak menyukainya, Blaise! Tidak!" erang Draco.

"Baiklah, baik. Kau tidak menyukainya," ucap Blaise akhirnya. Draco mengangguk puas.

"Kudengar amortentia-nya tercium seperti spearmint dan apel hijau," ucap Theo tiba-tiba. Draco menoleh cepat, tertarik.

"Apa? Darimana kau tahu?" tanya Draco penasaran.

"Bukankah kau bilang kau tidak menyukainya, mate?" tanya Blaise meledek.

"Ya, memang tidak. Aku kan hanya bertanya," elak Draco.

"Dan untuk apa kau bertanya?" tanya Theo seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Aku hanya ingin tahu," jawab Draco.

"Dan untuk apa kau tahu?" tanya Blaise.

"Untuk meledeknya tentu saja," jawab Draco asal.

"Oh, sangat bisa dipercaya," ucap Blaise sarkastik, sementara Theo hanya tertawa.

Le Scénario (Dramione Oneshots)Where stories live. Discover now