56. Lost news

3.6K 291 15
                                    

Alea tersenyum sendu, terlebih saat mata nya secara nyata menangkap ringisan yang keluar begitu saja dari bibir Melody.

"Apa efek kemo nya separah ini ya dok?"

Cinta yang tengah memeriksa di beberapa bagian menoleh pada Alea, wanita yang umur nya tak beda jauh dari Sinta itu mengangguk pelan. "Kemo harus terus di lakuin Le, sebelum donor paru nya ada."

"Tapi gak ada cara lain? Di kasih obat gitu biar efek samping nya gak terlalu terasa?"

Sungguh ia begitu sakit melihat Melody yang tak henti-henti nya meringis hebat. Bahkan sesekali terbatuk berat membuat tubuh ringkih nya samakin memperihatinkan.

"Ibu gak papa nak Alea," Melody melempar senyum menenangkan, berujar seakan bahwa ia baik-baik saja.

"Kamu juga sakit?"

Wanita paru baya itu mengelus tangan Alea yang masih terdapat infus, mata nya menatap Alea yang menggunakan piyama rumah sakit sama seperti apa yang ia kenakan.

"Iya tapi ga papa si, Cuma kecapean aja." Jawab nya, senyum di bibir pucat nya terpatri. Gadis itu melirik kearah Cinta yang menatap nya heran. Seakan bertanya mengapa ia berbohong?

"Gimana Anak-anak?" Tanya Melody, rasanya ia begitu rindu dengan mereka.

"Mereka baik-baik aja kok, nyaman tinggal di Panti Alaska. Makin banyak temen nya." Alea terkekeh pelan, padahal sudah cukup lama juga ia tak berkunjung ke sana.

"Ibu gak usah mikirin Anak-anak dulu, harus fokus sama kesembuhan ibu ya?"

Melody mengangguk lemah,"Nak Alea, kalo ibu kenapa-kenapa tolong jaga Anak-anak ya?"

"Kok ibu ngomong nya begitu? Ibu bakal baik-baik aja. Percaya sama aku." Alea berujar tak suka.

"Setiap ibu ngerasa cape, ibu bisa bayangin mereka--Senyum anak-anak, tawa mereka, canda mereka."

Menghelanfas berat ia melirik kearah Cinta. "Makasih ya dokter udah mau obatin saya?"

"Sudah tugas saya bu." Jawab Cinta di sertai senyum manis.

"Yaudah kalo begitu, aku balik dulu ya? Nanti kesini lagi kalo ada waktu." Alea bangun dari duduk nya, masih terasa lemas hingga harus menopang tubuh nya dengan tiang infus yang ia bawa.

"Mau saya temenin?" Tanya Cinta yang di jawab gelengan pelang Alea.

"Engga, Gak usah." Ia mulai berjalan tertatih keluar dari ruang rawat  meninggalkan Melody dan Cinta.

Padahal ini sudah dua hari sejak dirinya sadar, tapi mengapa tubuh nya masih saja terasa lemas?

Terasa seperti ada yang hilang, tapi apa?

"Alea!"

Gadis itu menoleh saat Ghea memanggil nama nya, mata nya menatap heran sang kakak yang begitu cantik dengan balutan dres putih.

"Gue cariin lo dari tadi, kemana aja? Orang-orang pada panik lo gak ada di kamar!" Ghea berseru kesal yang malah membuat Alea tertawa pelan.

"Iyah maaf, Gege mau kemana?" Tanya Alea bingung, yang jelas membuat Ghea pun ikut tergagap.

"Gue--." Ia mengagaruk alis nya yang tak gatal.

"Gue mau ke pesta pertunangan Gara, tapi gak jadi soalnya--"

"Kenapa?" Tanya Alea.

"Cece tadi telpon bunda, bilang kalo--"
"Tapi lo jangan sedih ya? Nanti kesehatan lo turun lagi."

Alea mengangguk tak sabaran, karna Ghea terlalu berbelit.

"Kura-kura lo mati, yang cewe." Ucap Ghea pelan. Yang sontak membuat Alea memegang dada nya karna begitu terkejut.

TURTLE (End)Where stories live. Discover now