Chapter 8

61 12 0
                                    

Elsa kemudian melihat sekelilingnya, ada banyak murid yang melihat ke arahnya. Mereka semua pasti sudah membaca artikel tersebut. Elsa lalu memutar otaknya mencoba mencari tau kira-kira siapa dalang di balik semua ini, sampai akhirnya ia  menyadari sesuatu.

"Tunggu dulu! Artikel ini pertama kali muncul di situs web klub jurnalistik. Berarti ini ulah salah satu dari mereka," duganya.

Ia pun berlari secepat mungkin menuju ruangan klub jurnalistik tanpa menyadari keberadaan seseorang yang sejak tadi telah ia cari-cari. Orang itu duduk tepat di belakang air mancur dan dia juga masih memainkan ponselnya.

 ***

"Apa semua ini ulah lo?" Dira curiga jika Ruth lah dalang di balik semua ini.

Ruth menggelengkan kepalanya pelan. "Gue sama sekali gak ada sangkut pautnya sama masalah ini."

"Dan siapa pun yang udah ngebuat artikel ini pasti gak suka sama Elsa," tambahnya.

Ruth kemudian beranjak dari kursi lalu mengambil tasnya.

"Mau ke mana?" tanya Dira.

"Ke kelas lah kan pelajaran pertama udah mau dimulai," ujarnya tanpa melihat ke belakang.

Dira pun ikut membereskan barang-barangnya lalu beranjak pergi dari rooftop menuju ke kelasnya, yakni kelas XI IPS 1.

Sementara itu, di ruang klub jurnalistik para anggota sedang mendiskusikan artikel yang baru-baru ini muncul di situs web klub jurnalistik.

"Jadi siapa di antara kalian yang mengunggah foto dan artikel itu?" tanya Wilona kepada seluruh anggotanya.

"Lebih baik ngaku aja sekarang dari pada nanti masalahnya semakin membesar," sambungnya.

Yang lain hanya diam dan saling melempar pandang ke arah satu sama lain. "Sepertinya gak mungkin anak klub kita deh lagian untuk apa juga kita nyebarin aib orang," sahut Andin.

"Gak mungkin! Karena kita semua juga tau kalau yang punya akses ke komputer di sini tuh cuma anak-anak klub jurnalistik aja," Pangrum tak sependapat dengan Andin.

"Gue setuju sama Pangrum, lagian di setiap komputer udah dilengkapi dengan kata sandi dan yang tahu sandinya juga cuma anak-anak klub jurnalistik aja," Darma menimpali.

Brakkk! pintu tiba-tiba dibanting dengan keras dari arah luar, rupanya yang melakukan hal tersebut adalah Elsa.

"Siapa pelakunya? Siapa yang udah berani ngeposting foto-foto itu!" Rona wajahnya memerah karena marah.

"Elsa tenang dulu, kami lagi berusaha nyari pelakunya kok," Pangrum mencoba menenangkan.

"Cih, pelakunya pasti di sini," Elsa sangat yakin. Matanya kemudian tertuju pada Andin yang menatapnya dengan tatapan jijik.

"Pasti kamu kan pelakunya, ayo ngaku aja," tuding Elsa.

Andin memutar kedua bola matanya jengah. "Emang apa untungnya aku ngelakuin itu."

"Owh, gue tau pasti elo kan." Elsa menunjuk Wilona.

"Apa?" Wilona jelas merasa kaget mendapatkan tuduhan seperti itu, padahal ialah yang sejak tadi berusaha mencarikan pelaku yang sebenarnya.

"Sialan! Gue yakin banget pasti lo dalang di balik semua ini," hardiknya.

Elsa kemudian mendekati Wilona lalu menjambak rambut gadis itu.

"Auh! Lepasin rambut gue!" teriakan Wilona terdengar melengking. Karena Elsa tak kunjung melepaskan rambutnya, maka Wilona terpaksa melakukan hal yang sama sehingga terjadi lah aksi saling jambak di antara keduanya.

THE RED TAIL [Revisi]Where stories live. Discover now