Chapter 18

51 4 0
                                    

Diam-diam bu Nara memeriksa isi ponsel Ruth. Ia kesal karena tidak bisa menemukan apa pun di sana. Bagaimana tidak, semua aplikasi baik itu WhatsApp, Gmail, maupun telegram telah dilengkapi dengan kata sandi. Ia sendiri masih berusaha memasukkan kata sandi yang benar, setidaknya sampai Renald datang dan menegurnya."Bu Nara lagi ngapain?" tanya Renald curiga.

Bu Nara menatap Renald sekilas. "Hanya memeriksa sesuatu." Setelahnya ia melemparkan ponsel Ruth ke dalam kotak.

"Tapi kan itu sama aja dengan melanggar privasi seseorang," kata Renald, tak setuju dengan apa yang baru saja dilakukan oleh bu Nara.

"Jangan mencoba mengajariku tentang apa yang benar dan apa yang salah." Bu Nara menatap Renald tajam.

"Sekarang kembalikan semua ponsel ini kepada pemiliknya masing-masing," suruh bu Nara.

Renald kemudian mengeluarkan walkie talkienya lalu segera menghubungi dua anggotanya. "Amanda dan Denis tolong datang ke ruang TU sekarang!"

***

Bel istirahat pertama berbunyi, membuat murid-murid di kelas X IPA 1 kegirangan.

"Baik, silahkan kalian istirahat terlebih dahulu. Karena saya masih akan mengajar setelah istirahat pertama, jadi saya minta untuk kembali ke kelas tepat waktu," kata bu Tumini tegas. Setelahnya ia keluar dari dalam kelas.

"Kita ke kafetaria yuk," ajak Putri kepada Jane, Ana, dan Lisa.

"Yuk!" jawab Jane excited.

Putri dan Jane kemudian berjalan lebih dulu disusul oleh Ana dan Lisa di belakangnya, namun di tengah perjalanan Lisa tiba-tiba saja menerima pesan dari Ruth.

~ Ruth
|Markas RED TAIL.

"Serius!! Kenapa harus sekarang coba?" Lisa berhenti melangkah membuat Ana jadi bertanya-tanya, "Kenapa?" tanyanya.

Lisa jadi gelagapan sendiri. "Owh, bukan apa-apa kok. Lo duluan aja entar gue menyusul." Setelah itu Lisa langsung berlari meninggalkan Ana.

Saat tiba di lantai tiga, ia memelankan langkahnya karena area tersebut paling sering dilewati oleh para guru. Saat dirasa sudah cukup jauh barulah Lisa kembali berlari, namun karena kurang memperhatikan jalan ia tanpa sengaja menabrak seseorang dan nahasnya hanya dialah yang jatuh tersungkur ke lantai.

Gedebug! "Auh!" ringisnya.

"Lo gak papa kan?" Murid laki-laki yang tadi ia tabrak mengulurkan tangannya.

"Hm, iya," jawab Lisa sembari menerima uluran tangan murid tersebut.

"Makasih," kata Lisa acuh. Ia kemudian memperhatikan wajah murid itu, benar-benar terlihat asing.

"Sial! Hampir aja gue lupa." Lisa menepuk jidatnya. Ia tiba-tiba teringat dengan pesan Ruth.

"Gue harus ke markas sekarang!" Lisa pun buru-buru berlari menuju markas RED TAIL, meninggalkan murid tadi dengan raut wajah kebingungan.

***

Lisa akhirnya tiba di markas RED TAIL. Melihat semuanya telah berkumpul dan sedang membicarakan sesuatu yang penting membuatnya buru-buru duduk di kursi. Tak lupa ia membaca tulisan di papan tulis.

|Misi organisasi RED TAIL|

• Merombak kembali peraturan yang telah dibuat oleh pak Derawan, termasuk mengembalikan peraturan yang lama.
• Mengungkap rahasia gelap sekolah, yakni produksi dan perdagangan obat ilegal.
• Mencari keberadaan Lia.
• Mengembalikan semuanya ke tempat semula.

THE RED TAIL [Revisi]Where stories live. Discover now