Chapter 25

34 3 0
                                    

Prok!!....Prokk!!....Prokk! Suara riuh tepuk tangan memenuhi auditorium. Hari ini, Rahmaniar Kharisma resmi dilantik menjadi kepala sekolah yang baru.

"Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas sambutan yang kalian berikan. Saya berjanji akan menjalankan tugas dengan sebaik mungkin," ujarnya di podium.

"Saya juga berterima kasih secara khusus kepada para anggota RED TAIL yang sebelumnya telah membantu mengungkap kejahatan pak Derawan," ia menambahkan. Suara tepuk tangan kembali terdengar dari bangku penonton. Dari barisan kursi paling belakang terlihat Ruth, Elsa, Dira, Tiffani, Aila, Ify dan Lisa tersenyum penuh kemenangan.

***

"Finally setengah dari misi kita udah berhasil diwujudkan," Dira merasa lega.

"Lalu langkah selanjutnya apa? Membubarkan organisasi RED TAIL?" tanya Ify hati-hati.

Seluruh pasang mata lantas tertuju kepada Ruth seorang. Gadis itu diam beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan Ify. "Masih belum saatnya," jawabnya singkat.

"Why? Bukannya misi kita udah selesai. Kita udah berhasil mengungkap rahasia gelap sekolah dan sebentar lagi peraturan yang lama akan dikembalikan," sahut Tiffani.

"Lebih tepatnya hampir karena masih ada dua misi lagi yang harus kita perjuangkan," perjelas Ruth.

Tiffani ingin langsung membalas perkataan Ruth, tapi Elsa keburu memotong pembicaraan keduanya. "OMG! Kalian harus buka situs website klub jurnalistik sekarang!"

"Ada apaan sih?" tanya Lisa seraya membuka situs web klub jurnalistik.

"Siapa sosok di balik topeng organisasi RED TAIL," Ify membaca tajuk utama dari artikel yang baru-baru ini muncul di situs website klub jurnalistik.

"Sekarang kita terkenal. Hampir semua murid penasaran dengan organisasi kita," ujar Elsa bersemangat.

Ruth memutar kedua bola matanya. "Meskipun begitu, jangan ada satu pun yang berani-berani mengungkapkan jati dirinya ke orang luar."

"Ruth benar. Cukup Amanda dan anak pak Nildan aja yang tahu wajah asli kita, selebihnya jangan," Dira sependapat dengan Ruth.

"Elsa! Lo dengar kami kan?!" tegur Ruth.

"Iya-iya gue paham kok." Elsa masih sibuk dengan ponselnya. Ia kemudian melangkah pergi meninggalkan yang lainnya.

"Aku juga duluan ya kak, hari ini ada rapat ORKES," Aila berpamitan begitupun dengan Ify karena ia harus kembali latihan.

Setelah kepergian Elsa dan Aila, Ruth lantas memberi tugas rahasia kepada Lisa dan Tiffani. "Kalian berdua lagi gak sibuk kan?"

Lisa mengangguk. "Iya, kak."

"Kalau begitu tolong musnahkan obat ini. Semua obat, baik itu dalam bentuk kapsul, serum, maupun air mineral telah disita oleh kepolisian dan rencananya akan segera dihancurkan. Karena itu gue minta ke kalian untuk memusnahkan obat ini juga." Ruth memberikan wadah kapsul X-PIRAD 028 yang masih tersisa kepada Tiffani.

"Berarti ini satu-satunya obat yang masih tersisa. Iya, kan?" Tiffani ingin memastikan sekali lagi dan Ruth hanya memberikan anggukan mantap.

"Gue sama Dira mau pergi ke kantor polisi, masih banyak yang perlu kami tanyakan ke pak Derawan," ujarnya sebelum pergi meninggalkan kedua gadis itu.

THE RED TAIL [Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora