two

4.7K 302 36
                                    

Silahkan membaca

Jangan lupa ⭐💬

📍

📍

Hari ini OSIS tengah mengadakan razia bagi siswa yang membawa barang barang seperti rokok, make up,  barang yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Tentu razia itu dilakukan secara diam diam. Para anggota OSIS akan mengunjungi kelas satu persatu untuk melakukan razia. Tak terkecuali kelas Vania. Vania sendiri sedang duduk dengan menelungkupkan kepalanya. Dia sedang tidur. Deolinda yang duduknya di depan Vaniae hanya mendengus pelan melihat temannya. Berbeda dengan Daniel, teman sekelas Vania, yang duduk di samping Vania. Ia terlihat nyaman dengam ponselnya dan tak menyadari jika ada yang melihatnya tajam.

Sebenarnya Deolinda duduk di samping Vania namun Daniel meminjam tempat Deolinda karena Wifi sekolah sangat lancar jika di meja Vania. Vania sedari tadi yang enggan pergi akhirnya memilih tidur. Dan akhirnya Deolinda lah yang pindah. Lagipula Deolinda juga senang duduk pindah dengan Leona. Teman sebangku Daniel sekaligus sahabat Daniel. Karena orangnya asik.

"Tuyul! Razia Razia Razia woy!" teriak Rizky. Semua anak kelas Vania langsung berhamburan ke bangku masing masing, tak lupa memikirkan cara menyembunyikan barang terlarang mereka.

Vania tetap santai, dia mengucek matanya dan duduk tegak. Daniel pun enggan pindah karena game yang sedang dimainkan belum selesai. Deolinda dan Leona juga santai karena mereka tidak membawa barang terlarang.

"Van gue titip dong." Lala si cabe cabean kelasnya baru saja meminta tolong padanya. Vania menggeleng, ia tahu minta tolong seperti apa yang dimaksud Lala. Lala melirik sinis.

"Bantuin gue ya? Make up gue banyak banget. Gue juga bawa rokok sama korek. Anak anak juga pada minta gue yang nyembunyiin barang barang mereka." Vania tetap menggeleng. Lala harus membujuknya lebih keras.

"Gue traktir deh. Sembunyiin di daleman lo juga gapapa." sudah Vania menduga. Enak saja, nanti tercemar dan tidak suci lagi.

"Ck, Niel bantuin gue napa!" Daniel yang sedari tadi nge game hanya memandang sinis Lala. Tak berniat meladeni Lala.

"Ih kok gak ada yang bantuin!" teriak Lala dan langsung melenggang pergi. Lala juga sempat memasukkan barang barang terlarang kelas ini ke dalam tas kresek dan membawanya keluar.

"Kok kelas kita ada orang kek Lala ya?" gumam Vania yang didengar Daniel. Daniel tertawa.

"Paket komplit Van, disini juga ada yang pinter, ada yang kayak Lala, terus ada yang kaya lo. Ck, paket komplit lah pokoknya. Ada kekurangan dan kelebihan." Vania mendelik tak terima.

"Maksud lo apa 'yang kaya gue' ?"

"Males." Vania langsung memukul lengan Daniel. Tanpa disadari seorang pria datang dan berdiri di samping Vania. Pria itu sedari tadi melihat interaksi antara Daniel dan juga Vania. Pria itu Jeffrie.

Vania sebenarmya sudah tahu jika ada orang di sampingnya tapi memilih mengabaikannya. Sedangkan Daniel yang tadi tertawa menjadi diam melihat tatapan Jeffrie.

"Ekhem, Lin, pindah lin. Gue ngerasa panas disini." Deolinda yang sedari tadi mengobrol dengan Leona pun menoleh. Dia mengangguk dan segera pindah. Vania memilih diam memperhatikan suasana kelasnya karena gurunya tidak masuk.

MANTANWhere stories live. Discover now