Five

3.6K 242 21
                                    

Silahkan membaca

Jangan lupa ⭐💬

📍

📍

Minggu, hari weekend, namun bagi Vania adalah hari yang menyebalkan. Karena besoknya Senin. Pagi ini Vania tengah menyiapkan sarapan untuk Ayah dan Keano. Vania tidak suka makan pagi. Maka dari itu ia hanya membuatkan sarapan untuk ayah dan adiknya saja.

"Aduh, anak Ayah rajin nya." saat Vania mulai memasak hingga selesai, Fahmi memperhatikannya. Fahmi jadi teringat mendiang istrinya.

"Hehe, ayah gak bangunin Keano?" Vania menatap Ayahnya dengan sayu. Vania tahu ayahnya sedang menahan tangis. Vania pun mendekat ke arah ayahnya dan memeluknya.

"Vania gapapa, ayah." Ayahnya tak kuat menahan tangis. Akhirnya Ayah dan anak itu sama sama menangis. Fahmi juga tak lupa memberi kecupan singkat di kepala Vania.

"Maafin ayah, sayang. Ayah nggak bisa jaga ibumu, maaf." lirih Ayahnya.

"It's okay. Ayah gak salah. Ini udah takdir. Pasti tuhan punya rencana yang lebih baik buat kita." Ayahnya mengangguk mendengar ucapan sang putri. Rasa bersalahnya perlahan muncul. Fahmi seharusnya tak lalai menjaga sang istri.

"Apiw, Ano apel." Keano tiba tiba datang. Wajahnya menunjukkan bahwa dia baru bangun tidur. Vania dan Fahmi kompak melepaskan pelukan mereka dan mengusap pipi mereka karena terkena air mata mereka sendiri.

"Anak papi udah bangun. Sini." Ayahnya merentangkan tangannya. Keano diam menatap Vania dan ayahnya bergantian. Vania dan Fahmi terheran. Lalu tiba tiba Keano mendekat ke arah Vania.

"Ano nda diajak eluk? Ano maw." Vania terkekeh mendengar ucapan adiknya. Lalu ayahnya menggendong Keano dan memeluknya tak lupa Vania dipeluk juga. Ketiganya tertawa bersama, melupakan masalah mereka sejenak dan berbahagia walaupun sesaat.

👟👟

"Van lo tahu gak?" tanya Deolinda kepada Vania yang sedang makan seblak. Mereka saat ini tengah berada di rumah Deolinda. Vania tadi sudah nyaman drakoran di kamar, tapi kenyamanannya diganggu oleh Deolinda. Deolinda mengajaknya untuk bermain ke rumahnya. Awalnya Vania menolak, tapi setelah di iming iming i seblak gratis oleh Deolinda akhirnya Vania setuju.

"Apa? Tapi gue gak mau tahu. Jadi gausah kasih tahu." Vania melanjutkan makannya dan mengabaikan Deolinda yang menggerutu kesal.

"Dengerin ya, ini hot topik di sekolah." Vania masih makan seblak. Di samping kirinya Keano sedang menggambar. Vania sengaja mengajak Keano ke rumah Deolinda agar anak kecil itu tidak mengganggu ayahnya yang sedang mengurus peternakan lele milik ayahnya.

Vania berdehem menanggapi ucapan Deolinda.

"Akak. Ot opik itu apa? Ano nda enah tau." Vania menghela napasnya. Mengajari anak kecil seperti Keano harus ekstra sabar dan juga pintar dalam memilih kata.

"Nanti kalau Ano udah besar, Ano bakal tahu. Okey?" Keano sepertinya merajuk. Terlihat alisnya dikerutkan dan bibirnya dikerucutkan.

"Yaudah, hot topik itu semacam pembicaraan yang lagi hangat hangatnya. Ya kaya sering dibicarain gitu. Ano paham?" Keano menggeleng.

"Ano nda suka bepikil, nanti aja kalo Ano dah gede, Ano akal anya ke akak." Vania memaksakan senyumnya. Biarlah, sesuka adiknya mau bagaimana. Deolinda yang sedari tadi menyimak tampak sedih. Melihat keakfitan Keano membuatnya sedih. Seharusnya diumur yang dikatakan masih kecil, Keano butuh seorang ibu, lebih tepatnya kasih sayang seorang ibu.

Deolinda teringat bagaimana terpuruknya Vania saat tahu kabar ibunya meninggal dunia. Vania sempat menyalahkan Keano, tapi tak lama Vania mengikhlaskan semuanya. Fahmi selaku ayahnya juga sama terpuruknya. Saat istrinya meninggal dunia,  Fahmi juga dilanda kebangkrutan. Tetapi semua mereka lalui dengan mencoba ikhlas. Dan akhirnya mereka berhasil melaluinya. Vania yang sudah bisa menerima Keano dan perusahaan Ayahnya yang kembali normal.

"Wey, lo ngapain ngelamun. Katanya tadi mau ngomong." Vania menepuk pundak Deolinda. Deolinda kaget dan segera mulai bercerita kembali.

"Jadi tuh, kemarin si Andreas. Dia katanya selingkuh."

"What?!" pekik Vania.

"Iya, tapi katanya itu masih rumor. Terus ada lagi. Rumor yang menjadi top topik tertinggi di duduki oleh Sarah. Pemain basket putri." Vania yang tadinya masih terkejut langsung mendatarkan wajahnya.

"Kemarin katanya, Jeffrie nganter dia pulang. Dan ya, gila sih, gila banget. Katanya mereka pacaran. Demi apa woy, mereka couple anjrot." Deolinda tak sadar dengan raut wajah Vania. Ia sedang asik histeris sendiri.

Sedangkan Vania tersenyum sinis. "Murahan." gumam Vania yang tentunya hanya Vania yang tahu.




MANTANWhere stories live. Discover now