12. Restu dan Pencipta Fork AI

3K 225 45
                                    

"Kamu meminta restu pada kami ketika kalian baru berhubungan selama 1 hari? Bukankah itu terlihat seperti kamu mengincar sesuatu milik kami?" (Fecth)

"Tidak, lagipula apa yang bisa saya incar di sini selain putri anda? Saya mencintainya dan menurut saya akan lebih pasti jika saya mempunyai restu dari anda." (Arthur)

'Anak ini pemberani...' (Fecth)

"Jika anda berpikir saya mencintai putri anda karena uang, anda salah." (Arthur)

"Apa yang anda pikirkan ketika anda melihat seseorang mempunyai penyakit anemia dan segera membutuhkan darah dari anda? Dan anda memiliki begitu banyak darah di tubuh anda? Menolongnya atau mengambil darahnya?" (Arthur)

"Tentu saja menolongnya." (Fecth)

"Sepertinya anda sudah paham garis besarnya?" (Arthur)

"Paham?" (Fecth) Ucapnya dengan kebingungan.

"Baiklah, langsung ke intinya. Saya, Arthur. Datang ke rumah anda dengan 1 tujuan, meminta restu atas hubungan saya dan putri anda." (Arthur)

'Dia terlihat sangat bijaksana dan berwibawa, aura yang ia pancarkan layaknya penguasa... aku akan mengetesnya.' Benak Fecth.

"Arthur...maaf sekali, saya tidak bisa merestui hubungan kalian..." (Fecth)

"A-Ayah!" (Felysia) Ucapnya sambil menahan air mata.

"Mungkin jika keadaan kami baik baik saja, kamu akan menjadi suami yang cocok untuk putri kami, tapi kami tidak punya pilihan lain dalam kondisi kami sekarang." (Fecth) Ucapnya tanpa menghiraukan tangisan dan teriakan dari putrinya.

"Apa kondisi tersebut?" (Arthur)

"Keluarga kami mendapat lamaran dari keluarga Lloydkins dan mereka mengancam kami untuk menerima lamaran tersebut." (Fecth)

Arthur yang mendengar ini segera tersenyum.

"Kalau begitu...bukankah 3 lebih baik daripada 4?" (Arthur) Ucapnya sambil melirik Felysia.

Fecth dan Eliana bingung mendengar perkataan Arthur itu. Tak lama kemudian mereka mengerti.

"Kalau begitu bagaimana dengan memakan perjamuan yang kami sediakan terlebih dulu?" (Fecth)

Kemudian mereka menyantap makanan di tempat mereka duduk. Felysia memakan makanan tersebut dengan wajah sedih.

"Fely, makanlah, tidak baik bersedih saat sedang makan." (Arthur)

"Ya, Art.." (Felysia)

Kemudian mereka melanjutkan makan sampai habis, setelah itu Arthur, Fecth, dan Eliana terdiam seperti menunggu sesuatu.

Felysia yang melihat suasana itu dengan cepat menghancurkannya dengan mengambil minuman di depannya.

Tak lama kemudian, Felysia terlelap di meja makan tersebut. Ternyata Fecth sudah menyiapkan obat tidur di minumannya Felysia saat minuman itu diantarkan.

Fecth kemudian menyuruh pelayan untuk membawa Felysia ke kamar tidurnya. Tapi Arthur menolak dan segera mengangkat Felysia.

"Biar aku saja, di mana kamar tidurnya?" (Arthur) Ucapnya.

Arthur berpura pura menanyakan kamar tidurnya, jika tidak....you know lah..

Setelah membaringkan tubuh Felysia di ranjang tidurnya, Arthur berdiri di hadapan Fecth dan Eliana.

"Jadi, permasalahannya hanya mengenai lamaran tersebut, bukan?" (Arthur)

"Ya." (Fecth)

"Lalu, apakah ada pilihan untuk membatalkan lamaran tersebut?" (Arthur)

Technology System (Dropped)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang