27. HARI TERAKHIR BERJUMPA

19 2 4
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote ya, gak bayar kok cuma klik bintang di pojok kiri bawah🤗❤

Enjoy ya bacanya. Semoga suka❤❤❤

Hati-hati typo!

***

Sudah pukul satu pagi, tapi Griselda tak kunjung memejam mata. Gadis itu masih terjaga. Berguling kesana-kemari guna mencari posisi yang pas. Gadis itu sejak tadi gelisah sendiri, karna itu Griselda jadi tidak bisa tidur untuk malam ini. Merasa tenggorokan kering, Griselda beranjak kedapur. Mungkin dengan segelas air dingin matanya bisa terpejam rapat.

Alih-alih menuruni anak tangga, matanya menangkap sang kakak terdampar diatas sofa dengan beberapa kertas pengeluaran di kedai hari ini tercecer di atas meja. Griselda awalnya mendekat. Ia merasa sangat berterimakasih sudah ada Eldama yang senantiasa menemani, mengurusnya, selalu menjadi orang tua untuk Griselda. Gadis itu membentangkan selimut pada tubuh Eldama. Eldama yang terlihat letih, membuat Griselda semakin tidak tega untuk membangunkannya. Gadis itu mematikan lampu tengah agar Eldama tidak terganggu tidurnya.

Langkahnya membawa Griselda menuju dapur. Mengambil gelas dari pantry, lalu menuangkan air dingin yang ia ambil dari kulkas. Menenggak sampai tersisa setengah. Mata gadis itu menjelajah kesemua isi dapur, semua masih terlihat sama. Ingatannya membawanya ke masa lalu disaat umurnya masih 5 tahun, Griselda senantiasa menemani Wulan membuat kue, memasak atau menemukan menu-menu baru dari hasil penelitiannya. Wulan dulunya seorang koki dari hotel bintang lima, tepatnya di London. Wulan memiliki bakat masak-memasak sejak kecil. Bahkan kerapkali Griselda tidak pernah absen mencicipi masakan Wulan dan terus memuji masakannya. Griselda meminta Wulan untuk mengajarinya memasak. Namun, Wulan tidak bisa mengijinkan Griselda karena umur Griselda kala itu masih rentan tentang dunia permasakan.

Hingga diumurnya yang ke-11, Griselda yang sudah ditinggalkan oleh orang tuanya karena perceraian. Hingga saat itu hanya Eldama lah yang bisa mengajari Griselda tentang dunia permasakan. Dari teknik dasar olahan makanan, masakan continental hingga pastry. Walaupun diumur yang masih muda, Griselda anak yang cepat tanggap untuk seorang pemula.

WhatsApp yang sejak tadi Griselda kirim untuk Aldy tak kunjung lelaki itu membalasnya. Griselda terus-terusan melihat ponselnya untuk mengecek pesannya sudah terbaca atau belum. Griselda mendengkus lagi, menenggak air dingin hingga tandas.

“Dek?” Eldama muncul dari arah pintu.

“Loh, Kak Dama, kok bangun?” Griselda menyuruh Eldama duduk di sebelahnya.

“Gue bangun denger suara brisik dari dapur. Gue kira maling, taunya lo. Kenapa belun tidur?” Eldama melakukan hal yang sama. Mengambil gelas dan menuangkan air dingin lalu menenggak habis.

“Gak bisa tidur.”

“Lagi ada masalah sekolah atau Aldy?” Griselda langsung menatap sang Kakak kala dia menyebut nama pacarnya.

“Bukan apa-apa, Kak. El cuma gak bisa tidur aja.” elak Griselda menutupi masalahnya yang terjadi akhir-akhir ini.

“Kalo lo punya masalah sama Aldy, jangan terus nyalahin dia. Kalian harus bisa nyeselaiin dengan cara kalian sendiri. Persahabatan yang kalian dirikan dari kecil itu gak mudah, loh. Banyak orang yang iri sama persahabatan kaya gitu. Gue berharapnya sih, kalian tetap baik-baik aja sampai tua nanti.” Eldama mengeratkan genggaman pada gelas.

“Suatu saat nanti kebahagian kalian akan datang sendiri. Cukup lo jalanin aja hidup lo kaya biasanya.” tangan Eldama terangkat, mengelus pucuk kepala Griselda sayang.

[✔] ReputationWhere stories live. Discover now