14. PULANG BARENG

37 5 8
                                    

“Lo udah buka kotaknya?” tanya Aldy seraya melirik kotak tersebut.

“Belom. Gue takut banget tadi. Makanya gue minta lo kesini.” Aldy mengambil kotak tersebut membawanya keatas pangkuannya.

“Gue penasaran isinya apa.” Aldy membolak-balikkan kotak itu lalu mengocoknya, persis yang dilakukan oleh Griselda.

“Aldy jangan becanda, ah. Gak lucu.”

“Siapa juga yang ngelucu. Emangnya lo ngga penasaran sama isinya?”

“Ya penasaran lah!” tandas Griselda cepat.

“Yaudah. Gue buka nih,” Aldy melirik Griselda, keduanya mengangguk. Lalu Aldy membuka perlahan kotak itu.

Dan...

“Aaaaaaa!”

***

Griselda menutup kedua matanya menggunakan tangan dan bersembunyi dibelakang Aldy.

“Aldy gue takut,” tangis Griselda terdengar.

Kotak tersebut berisi sepuluh cicak mati, darah segar mengalir masih terlihat segar. Ternyata si pemilik kotak ini sengaja mengirimmya untuk Griselda untuk memberi peringatan yang tak lazim.

“Shit.” umpat Aldy sambil menatap tajam isi kotak itu. Kemudian ia membawa kotak tersebut keluar dan membuangnya.

Aldy kembali menghampiri Griselda, memeluk gadis itu yang bergetar ketakutan. Jujur, Griselda punya history phobia terhadap cicak. Maka dari itu Griselda menangis di dada bidang Aldy.

Aldy mengelus rambut Griselda berusaha menenangkan gadis itu. Diliriknya ponsel Griselda yang masih menyala menampilkan sebuah pesan yang baru saja diterima 10 menit lalu.

Setelah Griselda mulai tenang, Aldy mengurai pelukannya.

“Udah gapapa, udah gue buang kotaknya.” ucap Aldy sambil mengurai pelukannya. Menyeka air mata Griselda yang masih terisak.

Tak lama gadis itu tenang. Mereka berdua diam dalam keheningan. Aldy memikirkan cara supaya si pengirim kotak tersebut menampakan hidungnya. Ah tidak, itu tidak dapat dilakukan. Menurut prediksi Aldy, si pengirim kotak tersebut menyukainya. Bagaimana tidak? Mereka meneror Griselda dengan cara yang sama, yaitu, mengirimkan pesan ke Griselda untuk menjauhi Aldy.

Aldy memijit pangkal hidungnya. Rasa pening tiba-tiba menjalar pada kepalanya.

“Lo gapapa, Al?” tanya Griselda seraya memegang pundak Aldy.

Aldy menganggukan kepala. “Gue gapapa.” sanggah Aldy.

“Gue ambilin minum ya,” Aldy kembali mengangguk. Rasa dahaga yang sedari tadi ia tahan akibat terburu-buru kesini membuat dirinya kehausan.

Griselda menuju dapur untuk mengambil segelas minuman untuk Aldy. Griselda juga heran kenapa si pengirim kotak mati-matian meneror dirinya. Griselda menghembuskan napas lelah. Salah apa dirinya hingga ada orang yang berniat berbuat jahat padanya.

“El, minuman lo tumpah.” Aldy mengejutkan Griselda. Griselda melihat gelas yang sudah penuh dengan air dan berceceran kemana-mana.

[✔] ReputationWhere stories live. Discover now