33. YANG TERJADI

15 2 2
                                    

Happy Reading<3

*****

Jemari mungilnya asyik mencorat-coret di atas kertas polos hingga berbentuk abstrak. Griselda merasakan gabut yang luar biasa. Hari ini Dita izin tidak masuk karena harus menemani sang ibu melakukan check up rutin. Sedangkan ketiga cowo, yang tak lain dan tak bukan adalah Raka, Dimas dan Ozy, sejak tadi mereka tidak kembali ke kelas. Entahlah, mungkin mereka bolos bersama.

"Sumpah gue bosen kuadrat!" Griselda membenamkan wajah ke lekukan tangan sambil menghela napas.

Tidak ada Aldy yang menemaninya tiap kali ia membutuhkan hiburan. Tidak ada Aldy yang selalu membelikan nasgor untuknya dikala ia sedang kelaparan. Dan tidak ada Aldy yang selalu mengantar jemput sekolah, bermain dirumahnya dan memanjakan dirinya.

Omong-omong tentang Aldy, sudah 2 minggu ini cowok itu pergi dan tidak ada kabar sekaligus. Semua sosial medianya sudah di blokir oleh cowok itu. Nyesek? Tentu. Menyesal? Iya. Seharusnya Griselda mencegah kepergian cowok itu. Tapi dengan embel-embel jika dirinya akan baik-baik saja setelah Aldy pergi, kenyataannya berbanding terbalik. Griselda tidak bisa tidak apa-apa tanpa Aldy.

Griselda sudah bergantung kepada Aldy.

Tringg

Bunyi denting pada ponsel gadis itu membangunkannya. Griselda meraup ponsel dari dalam tas, membuka matanya dengan enggan. Rasa kantuk yang sudah melahap matanya dan siap untuk tidur kini diusik oleh sebuah pesan yang masuk dari ponselnya.

+6288xxxxxxxx:
Hai El.

Griselda menegakkan tubuh lalu membaca ulang nomor yang tertera dengan serius. Ini nomor tak di kenal dan si pemilik nomor asing tersebut mengetahui namanya.

Atau jangan-jangan predator kelamin?

Griselda bergidik sendiri. Ia lalu me-lock off ponselnya.

Tringg

Gadis berkucir kuda itu berdecak kesal. Suara dentingan itu kembali mengusiknya. Dengan rasa malas, Griselda pun kembali membaca sebuah pesan yang tertera pada pop up paling atas. Mata gadis itu membelak saat membaca satu deret kalimat.

+6288xxxxxxxx:
Athan. Lo masih inget gue kan?

Melangkah keluar kelas mencari tempat yang sepi. Matanya berkelana melihat sekitar. Dikira semuanya terasa aman barulah Griselda membalas pesan dari pria yang bernama Athan.

Kenapa?

+6288xxxxxxxx:
Gue seneng lo langsung bales chat gue. Anyway, lo kapan ada waktu? Ada yang mau gue omongin sama lo.

Gak ada yang perlu di omongin lagi, Than. Semuanya udah selesai.

+6288xxxxxxxx:
Plis, El. Ini yang terakhir kalinya. Gue janji setelah itu gak akan ganggu lo lagi.

Oke. Gue tunggu di Cafe tempat anak-anak nongkrong jam 4 sore.

+6288xxxxxxxx:
Oke.

Griselda mematikan ponselnya, kemudian kembali ke dalam kelas sebelum bel masuk berbunyi. Kebetulan sekali, pada saat ia masuk guru mata pelajaran ketiga masuk setelahnya.

"Selamat pagi menjelang siang anak-anak!" sapa guru berparas cantik itu.

"Pagi menjelang siang, Bu!" sahut satu kelas.

[✔] ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang