10 - KENCAN KERKEL?

39 7 0
                                    

Griselda mengusap hidungnya yang tiba-tiba saja terasa gatal. Padahal dia sedang tidak flu saat ini. Tadi Aldy, Dimas, Raka, Ozy dan Dita berencana akan kerja kelompok bersama di rumah Griselda. Buku-buku sudah tercecer di atas meja. Rasa kantuk mulai menjalar ketika Griselda baru saja membuka buku pelajaran Matematika. Itu baru membuka belum lagi mengerjakan, mungkin Griselda sudah terlelap ke alam mimpinya.

Kelima temannya begitu fokus mengerjakan sesekali mereka mendengkus karena soalnya yang sangat susah. Ingin rasanya Griselda mengatur jadwal tidur cepat agar Aldy tidak berkoar-koar di chat hanya untuk Kerkel dadakan ini.

"Aldy susahhh. Gue nggak bisa!" rengek Griselda menjauhkan peralatan tulisnya. Aldy mendecak seraya melatakan bolpointnya lalu duduk di belakang Griselda yang di atas karpet berbulu. "Mana yang susah," tanya Aldy memeriksa buku Griselda yang ternyata masih kosong, hanya satu titik yang tergambar di sana.

"Lo aja nggak nulis materi tadi gimana mau bisa!" Aldy mengambil buku Griselda kemudian ia mengajarinya dengan sabar. Aldy bisa mendengar dengkusan kesal Griselda sebab Griselda sama sekali tidak mengerti apa itu Permutasi apa itu Kombinasi apa itu bilangan x bilangan y. Griselda ingin menangis. Kenapa otaknya terlalu dongkol bahkan ia tidak bisa memecahkan persoalan tersebut. Begitu rumit, sulit di jelaskan, tidak mudah di utarakan, seperti hidupnya yang ambyar.

Aldy mencondongkan tubuhnya pada Griselda sehingga gadis itu menahan napasnya. Griselda bisa merasakan napas Aldy dari belakang. Ia jadi sedikit linglung saat posisi Aldy begitu dekat dengannya. Jantung Griselda berdetak kencang.

Perasaan apa ini, kenapa gue jadi deg-degan gini sih.

"Ngerti sampai sini?" Griselda tersentak saat suara Aldy yang sedang menjelaskan terdengar di telinganya. Griselda mengerjapkan mata menatap bukunya yang sudah terisi rumus-rumus. Secepat itu Aldy bisa mengerjakannya bahkan tidak ada 5 menit segala.

"Eh?"

Aldy mengela napas. "Udah paham apa yang gue jelasin tadi?" Griselda menoleh kebelakang hidungnya hampir bersentuhan dengan hidung mancung milik Aldy. Griselda tidak bisa membayangkan jika saat ini seperti ada adegan romantis dalam film atau novel yang sering ia baca. "G ... gue, em," Griselda menggelengkan kepala seraya meringis.

"Oke, gue ulang kalo gitu. Dengerin baik-baik dan perhatikan. Jangan ngelamun." perintah Aldy. Lalu lelaki itu mulai mengejari Griselda dengan sabar. Sudah kelima kalinya Aldy menjelaskan tentang materi Permutasi. Griselda mengangguk mengerti.

"Gue paham. Makasih." ucap Griselda merebut bolpoint dari tangan Aldy kemudian mulai mengerjakan soal yang di berikan oleh cowok itu dengan raut serius.

Dari belakang Aldy tersenyum tipis. Ia bisa merasakan betapa senangnya Griselda ketika bisa mengerjakan soal-soal yang diberikannya, hanya soal yang gampang. Aldy tidak ingin jika memberikan soal yang susah pada gadis itu malah akhirnya berujung emosi. Griselda bukanlah tipe orang yang mudah mengerti walau hanya sekali penjelasan. Butuh kesekian kalinya baru Griselda bisa melakukan pekerjaan tersebut.

"Ini, betul nggak?" Griselda memberikan buku tulisnya pada Aldy. Cowok itu memeriksa hasil pekerjaan Griselda kemudian Aldy mengacungkan jempolnya pertanda jawaban Griselda benar semua tidak ada yang salah. Sontak Griselda berteriak senang membuat Dita, Dimas, Ozy dan Raka terkejut olehnya.

"Hehe, maaf maaf. Ayo kerjain lagi tugas kalian, hehe." ringis Griselda senang.

Kemudian mereka kembali melanjutkan aktivitasnya. Sedangkan Aldy hanya menggelengkan kepala ia turut senang begitu melihat hasil pekerjaan Griselda. Tidak sia-sia Aldy mengajari Griselda dengan tenaga ekstra sabarnya.

"Sekarang lanjut ke soal berikutnya. Kerjain."

****

Selepas Raka, Dimas, Ozy dan Dita pergi, Griselda bermain kerumah Aldy. Sudah 3 minggu semenjak Aldy pindah kerumah ini dan Griselda mengantarkan makanan sebagai tanda perjamuan tetangga baru yang diakhiri sebagai babu di rumah pria itu.

[✔] ReputationWhere stories live. Discover now