07. KEMBALINYA DINDA

42 6 0
                                    

Griselda mengayunkan kedua kaki serta tangan di koridor. Hari ini mood nya sangat baik, semalam ia tidur nyenyak akibat pesan dari Aldy sebagai mantra manjur. Griselda sengaja berangkat lebih awal. Tidak menyurutkan senyuman ia melambaikan tangan ketika siswa-siswi lain menyapanya.

Aldy menepati janji, tadi ia menjemput sangat pagi sekali karena Griselda menelfonnya. Rencana sarapannya tertunda akibat gadis yang sedang riang di sebelahnya.

"Bener-bener ya lo, gue lagi mau sarapan  nggak jadi!" Ujar Aldy kesal.

"Hehe maaf-maaf. Nanti gue traktir deh makanan lo, jangan marah dongg." Griselda bergelanyut manja di lengan Aldy. Tangan kekar itu menyurunkan tangan Griselda dari lengannya. Merasa risih karena cukup menjadi pusat perhatian.

"Oke kita ke kantin sekarang!"

Lantas Griselda menoleh. "Nggak nggak nggak! Ini masih pagi Al. Mana ada sih kantin yang udah buka."

"Ada, lo nya aja yang nggak tau." Aldy mencincing tas Griselda seolah gadis itu adalah barang. Griselda yang ditarik Aldy untuk mengikutinya hanya pasrah.

Mereka sudah berada di kantin, area tersebut masih sepi hanya beberapa stan yang sudah buka dan ada yang masih bersiap-siap untuk menjualkan makanannya.

Aldy mengambil sebuah roti coklat serta susu ultramilk full cream. Aldy menyuruh Griselda untuk segera membayarnya. Gadis itu mencibik tapi membayar makanan cowok itu.

"Udah kan? Ayo ke kelas."

"Nih." Aldy menyodorkan roti coklat itu kepada Griselda. Alis gadi itu terangkat sebelah.

"Apa?"

"Buat lo." Alisnya semakin terangkat menjuntai. "Buat gue?" Aldy mengangguk.

"Kan lo belum sarapan kenapa kasih roti itu ke gue,"

"Gue udah kenyang cuma minum susu doang. Cepetan ambil,"

Griselda berdecak. "Tau gitu gue bayar susunya aja!" Namun ia tetap mengambil rotinya.

"Gue bagi dua aja deh, soalnya tadi udah sarapan dirumah." Griselda membuka bungkusan roti tersebut lalu membelahnya menjadi dua bagian. Setengahnya ia berikan pada Aldy.

Aldy menarik lembut tangan Griselda, menuntunnya untuk duduk di meja kantin yang masih kosong.

"Loh loh kenapa duduk Al. Ayo ke kelas." Ucapnya.

"Ini masih pagi, El. Duduk dulu sih makan roti lo." Griselda hanya menurut.

Setelah selesai sarapan Aldy berdiri mengajak Griselda menuju ke kelas.

"Yuk ke kelas. Bentar lagi bel," Ajak Aldy. Cowok itu berjalan lebih dulu.

Selama perjalanan menuju kelas Griselda terus mengoceh menceritakan masa lalunya ketika Aldy pergi meninggalkannya. Gadis itu bercerita jika ia dulunya punya sahabat selain Aldy. Selain baik, ramah, dan tidak memilih dalam pertemanan dia juga menerima semua kekurangan Griselda. Selalu menemani Griselda di saat Griselda kesepian, mengajaknya ke panti asuhan bermain bersama anak-anak panti. Intinya gadis itu sangat baik. Setelah beberapa hari tanpa kabar entah kemana perginya dia membuat Griselda sedih sekaligus kecewa. Sahabatnya pergi meninggalkan dirinya seperti Aldy dulu. Griselda sendiri lagi. Ditemani rasa kesepian.

Aldy menyimak semua cerita Griselda dengan seksama. Jujur saja dirinya pun merasa kesepian sejak orang tuanya membawanya pindah ke luar negri. Tidak ada teman yang seasyik dan semenyenangkan Griselda.

"Lo tuh jahat banget tau gak sih."

"Maaf, ya, udah bikin lo kesepian. Gue janji gak akan kemana-mana lagi."

[✔] ReputationWhere stories live. Discover now