0.4 - HUJAN LEBAT

92 9 0
                                    

Hujan lebat kali ini membuat perasaan keduanya menghangat.

🌈

Aldy disambut baik oleh semua murid dikelasnya. Meja Ozy tanpa henti selalu digerombol gadis-gadis cantik. Yang semulanya sepi bahkan mengacuhkan Ozy si maniak game, kini Ozy pun harus umpeg-umpegan.

“Bangsat! Minggir woi, panas banget buset! Ah elah kaya gak pernah liat cowo ganteng aja lo semua.” ujar Ozy kesal setengah mampus. Game yang sedang dimainkan terpaksa kalah karena tangannya tidak fokus. Para cewe-cewe sekelasnya itu terus saja berdesak-desak sampai membuat Ozy kalah.

“Boleh minta nomor hp lo gak.”

“Rumah lo sebelah mana. Boleh nanti kita pulang bareng?”

“Aldy. Kenalin gue Siska,”

“Besok mau gue bawain bekal gak. Nyokap gue koki loh. Siapa tau lo suka masakan nyokap gue, hehe.”

Kepala Griselda sudah dipenuhi asap. Dia pusing bukan kepalang, mereka terus mengerumuni Aldy dan mengintrogasi cowo itu sampai sekarang. Dita pun ikut menyaksikan aksi rucuh di bangku seberang sampai menggeleng kepala.

“Gila ya itu cowo. Baru masuk aja udah populer langsung.”

“Bukan baru masuk doang. Tapi dari dulu tuh anak emang udah populer kali, Dit.” Griselda memutar bola mata jengah.

Kini Dita beralih pada Griselda. Mata Dita membola tak percaya. “Kok lo bisa tau? Kalian saling kenal?” tanya Dita.

“Dia sahabat kecil gue,” Griselda menatap Dita memelas. Mata Dita semakin membola. Dia menggeser bangkunya dan menatap Griselda mengintimidasi.

“Ceritain.”

“Males.”

“El... ayo dong ceritainnn. Kok bisa kalian sahabat sih. Dia kan populer karna reputasinya. Sedangkan elo gak ada populer-populernya sama sekali.” ucap Dita jujur, membuat Griselda melotot tajam.

“Ngaco!”

“Udah ah, gue emang males buat cerita. Gue lagi gak mood tau gak,” Griselda bangkit, lalu berjalan menuju bangku Ozy dan Aldy. Dita memperhatikan kelakuan temannya, menunggu apa yang akan dilakukan oleh Griselda kepada cewe-cewe itu.

“Minggir minggir minggir!” usir Griselda. Kini sudah berdiri didepan Aldy. “Sumpah, ya, kalian itu norak banget gak sih. Cuma liat cowo ganteng aja sampe rahim mendidih! Shushu pergi sana! Masih pagi bikin sumpeg ana!” Griselda menggeram kesal.

Gadis-gadis itu menatap Griselda kesal. Tapi mereka kembali ke tempat masing-masing. Raka, Dimas dan Ozy melayangkan dua jempol untuk Griselda. Akhirnya gadis yang terkenal bar-bar itu bisa mengatasi cewe-cewe gila cogan.

Raka, Dimas, Ozy dan Dita mengenal Griselda waktu MOS. Awal MOS, mereka tak sengaja terlambat, hingga kelima orang itu menjalankan hukumannya. Disela-sela menjalankan hukumannya, mereka menjalin hubungan pertemanan sampai sekarang.

***

M

ereka berjalan menjauhi kelas yang masih ricuh. Banyak sekali para murid berkeliaran diluar kelas. Ya, mau gimanapun namanya juga masa perkenalan.

"El, tunggu bentar!"

Griselda berhenti lalu berbalik menatap Aldy. Alisnya terpaut. Aldy memberikan sebuah gelang rajut kepada Griselda. Ia membola lalu menatap pergelangan tangannya yang sudah tidak ada gelang tersebut. Griselda mengambilnya lalu memasangnya. Gadis tersebut menghela nafas lega.

[✔] ReputationWo Geschichten leben. Entdecke jetzt