Shadow 2-2

817 106 17
                                    

~•~ Happy Reading ~•~

❄️❄️❄️

Wang Yibo menggiring Nazar Ali masuk ke ruangan di belakang DJ. Mengikat kedua kaki dan tangannya di sebuah kursi.

"Brengsek! Siapa kau sebenarnya?!" Nazar Ali menyalak keras. Dia bergerak berusaha melepaskan diri.

Sementara DJ yang sedang memainkan musik tampak kaget melihat kejadian di dekatnya. Dia melotot horor ke arah Wang Yibo.

"Kenapa kau diam saja?! Panggil yang lain kesini!" Nazar Ali berseru pada DJ yang mengangkat kedua tangannya waktu Wang Yibo menodongkan pistol.

"Kalau kau masih mau hidup, pergi dari sini!"

Laki-laki muda itu terbirit-birit melarikan diri diantara kerumunan orang.

Wang Yibo kembali mengalihkan pandangan pada Nazar Ali. Dia menodongkan pistol ke kepala laki-laki itu. Tatapan pembunuhnya tampak berkilat tajam. Sedikit membungkukkan tubuh, dia mendekatkan wajah.

"Siapa kau?!" Nazar Ali menatap penuh tanya sambil menggerak-gerakkan tubuhnya yang terikat.

"Tidak perlu tahu siapa aku. Katakan apa itu 233?" desisnya di depan muka Nazar Ali.

Laki-laki itu tertawa meremehkan.

"Kau tidak akan pernah mengetahuinya, Anak Muda."

Wang Yibo mendesis tak sabar. Lalu menembakkan peluru ke salah satu paha Nazar Ali yang langsung berteriak kesakitan.

"Brengsek!!" mulutnya meringis.

"Katakan! Atau peluru ini akan bersarang di kepalamu!" geram Wang Yibo.

"Kau tidak akan membunuhku. Karena hanya aku yang bisa memasukanmu ke dalam lingkungan Yang Chengxie."

Nazar Ali masih bersikeras dan kembali berteriak kesakitan waktu peluru Wang Yibo bersarang lagi di paha sebelahnya.

"Cepat lakukan! Kita tidak punya waktu!" Li Xian tiba di ambang pintu. Sudut matanya melihat gerakan beberapa orang pengawal yang mengetahui rekan-rekannya tewas.

Wang Yibo menodongkan ujung pistol pada mata Nazar Ali yang langsung melotot horor.

"Aku yakin kau tidak ingin kehilangan penglihatanmu, Sobat," Wang Yibo kembali berdesis penuh ancaman. Bibirnya membentuk seringai kejam dan telunjuknya bergerak pelan menarik pelatuk dengan dramatis.

"Baiklah. Aku tidak punya pilihan lain," Wang Yibo menekan pelatuk.

"Hentikan! Akan kukatakan!"

Wang Yibo mendengus keras.

"Sebuah bom. 233 adalah bom yang diperebutkan orang-orang besar."

Nazar Ali menampakkan wajah menderita. Mulutnya meringis menahan rasa panas dan sakit di kedua pahanya.

"Katakan siapa calon pembeli 233? Dan dimana bom itu disembunyikan?!"

"Aku tidak tahu!"

Wang Yibo kembali menodongkan ujung pistol pada mata Nazar Ali.

"Katakan!!"

"Yibo!"

Li Xian berseru dan diluar terdengar suara tembakan. Tidak lama kemudian beberapa orang menyerbu ke dekat mereka.

"Sial!"

Li Xian bergerak menghindar sambil melepaskan tembakan balasan. Kakinya menendang salah satu pengawal membuatnya jatuh terpelanting. Sambil melewati ambang pintu, sebelah tangannya mengambil pistol dari pengawal yang terbaring menyedihkan.

𝐁𝐥𝐚𝐜𝐤 𝐒𝐡𝐚𝐝𝐨𝐰 𝟐Where stories live. Discover now