Shadow 2-22 (End)

1.4K 131 61
                                    

~•~ Happy Reading ~•~

❄️❄️❄️

Langit Hongkong sore itu terlihat cerah. Warna biru dibayangi lapisan awan putih.

Wang Yibo terlihat melangkah memasuki rumah sakit Saint Teresa's, menyusuri koridor lantai dua menuju ruangan tempat Xiao Zhan dirawat.

Sudah tiga hari berlalu semenjak dia melakukan tugas terakhirnya di Beijing, tapi kekasihnya belum ada tanda-tanda akan sadar. Setiap hari dia menunggui Xiao Zhan dan selalu mengajaknya bicara walaupun dia tahu kekasihnya itu mungkin tidak mendengar suaranya.

Pintu putih itu dia dorong perlahan dan melihat Wang Haoxuan yang sedang duduk di sofa sambil memainkan laptop.

Pemuda itu melirik sekilas ke arah pintu yang terbuka.

"Aku kadang suka aneh melihatmu, semenjak kemarin-kemarin berambut gondrong dan bercambang. Sekarang kau seperti pegawai eksekutif," Haoxuan menyeringai.

Wang Yibo tersenyum miring. Lantas mendekati ranjang tempat Xiao Zhan terbaring dan menarik kursi. Seperti biasa duduk sambil memegangi sebelah tangannya yang sudah bebas dari jarum transfusi darah.

"Zhan, aku datang. Kau lihat sekarang aku sudah seperti dulu, saat pertama kita bertemu. Aku ingin tahu, apa kau menyukai aku yang sekarang atau lebih suka gayaku yang kemarin," Yibo mengulas senyum sendiri, lantas mengecup punggung tangan Xiao Zhan yang kurus dan pucat.

Wang Haoxuan hanya menggelengkan kepala melihat perilaku rekannya. Sesaat dia kembali fokus memainkan touchpad, sedetik kemudian dia mengalihkan pandangan menatap Wang Yibo yang menempelkan tangan Xiao Zhan ke pipinya.

"Yibo, aku masih penasaran, sebenarnya apa yang kau lakukan pada Jiang Mingjin? Kau tidak pernah mengatakannya pada kami. Kau benar-benar memberi dia racun?"

"Hmm.." Wang Yibo bergumam, lalu melepas jemari Xiao Zhan dan menyandarkan punggung pada sandaran kursi.

"Aku memberinya anggur yang sudah dicampuri racun tanpa rasa dan warna. Racun itu bekerja setelah satu jam dan akan muncul reaksi berlebihan saat emosinya keluar. Itu sebabnya aku harus menghitung waktu yang tepat. Dan - itulah yang terjadi. Semuanya sesuai perhitungan," Yibo mengangkat sebelah alis.

"Ckckck.. Kau memang pembunuh berdarah dingin. Aku benar-benar beruntung menjadi rekanmu," Haoxuan setengah bergidig.

"Kau juga pasti yang meminta Luhan menyebar video mereka," tebak Haoxuan.

"Pintar sekali," Yibo menyeringai.

Haoxuan menggelengkan kepala diiringi ringisan ngeri.

Wang Yibo tersenyum lebar dan kembali meraih jemari kekasihnya.

"Kalau kau berniat pulang lebih dulu, tidak masalah. Sebenarnya urusan disini sudah selesai, mungkin kau ingin cepat kembali ke Shanghai. Aku masih harus menunggu Xiao Zhan," ucap Yibo.

"Santai saja. Aku bisa menikmati kota Hongkong dengan lebih tenang," jawab Haoxuan sambil menutup laptop.

"Baiklah, lebih baik aku ke hotel. Besok aku datang lagi," Haoxuan memasukkan laptop ke dalam tas hitam, lantas beranjak bangkit dan meninggalkan ruangan rawat.

Wang Yibo lebih mendekatkan kursi ke dekat kepala Xiao Zhan dan mengusap rambutnya penuh sayang.

"Zhan, bangunlah. Kita pulang. Aku akan mengajakmu pergi ke tempat manapun yang kau mau. Aku kesepian tanpamu," Yibo berkata lirih.

"Dengarkan suaraku. Bangunlah, Zhan."

°°°

Xiao Zhan berdiri termangu di tengah padang rumput. Begitu luas dengan jajaran pohon cemara yang menghijau. Langit cerah dengan awan-awan putih berarak tertiup angin. Tempat itu begitu sejuk, terasa nyaman, membuatnya enggan meninggalkan keindahan di depan matanya.

𝐁𝐥𝐚𝐜𝐤 𝐒𝐡𝐚𝐝𝐨𝐰 𝟐Where stories live. Discover now