4.4

1K 67 14
                                    

"Ho?! Kalian tampak sangat menikmati pembicaraan kalian itu." Suara seseorang di belakang mereka. Sontak mereka semua mengalihkan perhatian mereka pada asal suara. Tampak seorang pemuda sedang duduk diatas meja kerja kepala sekolah, menatap mereka semua.

"Selamat datang di TAPOPS Academy, murid baru sekalian!"

"KAU!"

Pemuda yang sedang duduk di atas meja kerja kepala sekolah itu menatap mereka dengan wajah datar tanpa emosinya. Pemuda itu tampan, dia memakai kemeja hitam polos dengan celana jeans yang senada dengan kemejanya. Di telinga kirinya tampak sebuah anting berbentuk kupu-kupu, dengan hiasan mawar hitam dan merah. Rambut pemuda itu hitam legam, dengan beberapa helaian putih. Matanya berwarna hitam, sehitam malam.

Pemuda itu tinggi, dengan tubuh ramping dan proporsional. Garis wajahnya sangat sempurna, dengan hidung mancung dan tatapan matanya yang seperti elang. Bibirnya tegas dan merah. Kulitnya putih, seputih porselen.

Dengan mata sehitam malam dan tatapan sedingin es, membuat mereka yang melihatnya ketakutan. Begitu juga Komander Kokoci, Ying, Yaya, Gopal, Fang dan Ochobot. Tapi tidak dengan Boboiboy, pemuda manis itu tidak terlihat takut, dia hanya terlihat sangat terkejut.

"Tatapan itu, aku tau tatapan itu. Tapi... Itu tidak mungkin!"

Boboiboy terdiam menatap pemuda itu, matanya tidak fokus. Dia tampak sangat terkejut, dan di sisi lain juga terlihat bingung. Dia tidak tau harus apa.

Emosinya campur aduk. Keterkejutan, kerinduan, kemarahan, kebahagiaan, kekhawatiran, rasa syukur, ketidak percayaan, dan emosi lainnya yang tidak bisa dijelaskan lebih detail lagi. Semuanya bercampur menjadi satu, memenuhi wajah manisnya.

Boboiboy tampak sangat terganggu, emosi pemuda manis itu benar-benar campur aduk. Seolah-olah semua personaliti elementalnya muncul secara bersamaan. Saling berebutan untuk mendominasi.

Di sisi lain, teman-temannya dan juga Komander Kokoci terlihat kebingungan dengan reaksi pemuda manis itu. Mereka semua memperhatikan Boboiboy yang mulai bernafas dengan berat. Melihat hal itu, mereka semakin kebingungan.

Mereka mencoba bertanya kepada pemuda manis itu, tapi tidak dipedulikan olehnya. Dia masih saja menatap pemuda asing yang duduk dengan santai di atas meja kerja kepala sekolah itu, dengan nafasnya yang semakin memberat. Membuat yang lainnya khawatir dengan keadaan pemuda manis tersebut, terlebih lagi keempat sahabatnya dan Ochobot. Ochobot bahkan sudah mulai panik dan berusaha memeluk Boboiboy.

"Boboiboy! Boboiboy! Ada apa? Kau kenapa?" Tanya Ochobot khawatir. Power Sphera itu terlihat sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya.

"Boboiboy, tenang! Tenang! Bernafas lah perlahan!" Kata Yaya.

Gadis berkerudung pink itu juga terlihat panik dan sangat khawatir. Dia sedang berusaha membuat Boboiboy tenang, dibantu oleh Gopal dan Fang yang masing-masing mengipasinya dengan buku yang mereka ambil dari rak buku di ruangan itu, yang entah kapan mereka mengambilnya. Sedangkan Ying sudah pergi keluar untuk memanggil Tok Aba.

Komander Kokoci hanya mencoba untuk tidak panik, dia mencoba bernafas perlahan, berharap agar Boboiboy mengikutinya. Sedangkan pemuda yang menjadi penyebab kepanikan itu hanya diam, masih menatap datar mereka semua.

"Dey, Boboiboy! Kau kenape ni?" Gopal mulai bertanya, tapi sekali lagi diabaikan oleh Boboiboy.

"Tidak mungkin! Ini tidak mungkin! Kau! Kau seharusnya sudah.... Tidak mungkin!" Boboiboy mulai meracau tidak jelas. Nafasnya memburu, membuat yang lainnya semakin panik.

"Tidak mungkin! Seharusnya..... Seharusnya tidak! Ini tidak adil!" Pemuda manis itu semakin meracau tidak jelas. Nafasnya kian memburu, semakin cepat. Matanya berkaca kaca, dan tubuhnya bergetar hebat.

TAPOPS AcademyWhere stories live. Discover now