5.5

906 54 40
                                    

"Jadi.... Bagaimana? Bagaimana kamu masih hidup? Dan kenapa kamu tidak memberitahu kami semua? "

"Ceritanya sangat panjang Atok."

"Tidak apa, ceritakan saja. Kita masih punya waktu, lagipula BoBoiBoy pasti juga ingin tahu. Benarkan BoBoiBoy?" Pertanyaan Tok Aba hanya dijawab anggukan oleh BoBoiBoy.

"Hah.... Jadi......"

***

Flashback

10 tahun yang lalu....

Itu adalah pagi biasa di Kuala lumpur, dengan awan abu-abu di langit, mendung, membuat siapapun malas memulai hari mereka. Berita ramalan cuaca mengatakan bahwa hujan tidak akan turun hari ini, tapi siapa yang tahu. Melihat kumpulan awan itu saja sudah membuat suasana suram. Hal itulah yang dialami oleh sebagian besar orang saat ini.

Begitu juga yang dirasakan oleh Cain, anak laki-laki berambut hitam itu tampak murung. Karena suasana pagi ini yang memang suram, atau karena alasan lain. "Perasaanku buruk!" Dia menatap langit mendung lewat jendela kamarnya.

Cain, anak laki-laki itu tampak sedang membaca bukunya. Entah buku apa yang tengah dibaca oleh anak berusia sepuluh tahun itu, tapi dapat dilihat dengan jelas bahwa itu bukan buku untuk anak-anak dari betapa tebalnya buku itu. Anak itu tampak masih fokus dengan bukunya, sampai dia merasa ada yang menarik ujung bajunya. Cain menoleh, berniat melihat sang pelaku penarikan bajunya.

Dia menundukkan pandangannya, menatap seorang anak laki-laki yang lebih kecil darinya. Anak laki-laki itu tampak sangat manis, dengan mata besar dan pipi yang chubby. Cain tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk anak kecil itu. Anak manis dan imut itu adalah Boboiboy, anak dari Amato dan tentu saja, adiknya yang paling manis dan imut sedunia.

"Ada apa hmm?"

"Boy mau main! Kakak main dengan Boy! " Pintanya.

Boboiboy kecil terlihat sangat imut saat meminta kakaknya bermain. Suara kecil kekanakan dengan pipi chubby nya bersemu merah. Matanya yang besar semakin besar, Cain bersumpah dia dapat melihat telinga dan ekor kucing imajiner darinya.

"Tentu, kakak akan bermain dengan Boy! " Cain menyetujuinya. Sebagai kakak yang baik dan bertanggungjawab, dia tentu saja harus menuruti permintaan adik kecilnya yang sangat manis itu.

"Benarkah?! YEY!"

Boboiboy memekik senang, mata besarnya berbinar cerah, dengan kerlipan bintang-bintang. Cain hanya bisa tersenyum lembut, dan dia benar benar yakin dia melihat telinga dan ekor kucing dari adik manisnya itu.

Oke! Sepertinya dia perlu memeriksakan matanya ke dokter setelah ini. Atau dia mungkin mulai berhalusinasi karena keracunan makanan aneh, atau bisa jadi dia sudah tidak waras. Dia mungkin menderita penyakit mental yang tidak pernah dia sadari selama ini.

Atau mungkin dia terlahir tidak normal dengan kelainan aneh yang tidak pernah dia ketahui. Entah apapun itu. Oke, sudah dengan semua pemikiran konyol itu. Sekarang yang lebih penting adalah Boboiboy. Adik manisnya itu mengajaknya bermain, dia perlu menuruti permintaan adik kecilnya yang sangat manis, imut dan menggemaskan itu.

"Boy ingin main apa?"

"Boy tidak tau." Jawabnya dengan wajah kebingungan. Benar-benar imut.

"Jadi kenapa Boy mengajak kakak bermain jika Boy tidak tau harus bermain apa?"

"Boy cuma ingin main dengan kakak. Apa Boy mengganggu? Maafkan Boy..."

Boboiboy kecil meminta maaf, dia tampak murung. Matanya mulai berkaca-kaca, telinga dan ekor kucing nya turun dengan sedih. Cain panik, dia tidak bermaksud membuat adik manisnya sedih. Dan Cain benar-benar mulai menganggap dirinya sudah tidak waras.

TAPOPS AcademyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin