Kehidupan Ketiga : Satu

198 35 22
                                    

Seoul, Korea Selatan, 2014

"Abeoji!" Seorang pemuda yang mengenakan toga berlari kecil ke arah ayahnya dan memeluk pria tersebut.

"Selamat, Nak. Abeoji sangat bangga padamu." Sang Ayah menepuk-nepuk punggung putranya yang pada hari itu resmi menjadi seorang dokter spesialis kandungan.

"Terima kasih, Abeoji. Aku tidak mungkin bisa begini tanpa Abeoji."

Sang Ayah tersenyum dan mengusap sayang pipi pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"Meskipun Abeoji mendampingimu, kalau kau tidak punya niat dan motivasi yang kuat, kau tidak akan di sini meraih yang kau inginkan. Kau mengorbankan masa kecil dan remajamu untuk bisa masuk kelas akselerasi beberapa kali dan mulai kuliah umur 16. Tidak semua orang bisa melakukan dan kuat menjalaninya, Nak."

Pemuda tersebut tersenyum salah tingkah, membuat ayahnya tertawa.

"Ayo kita ke rumah Halmeoni dan makan semua makanan yang Halmeoni siapkan."

"Baik, Abeoji. Tapi kali ini biarkan aku yang menyetir ya."

Sang Ayah mengangguk dan melempar kunci ke arah putranya.

"Kita lihat sebaik apa kemampuan menyetirmu, Jun."

"Tenang saja, Abeoji. Aku pastikan kita selamat karena aku pengemudi yang handal. Lagipula besok pagi aku ada beberapa wawancara kerja. Aku tidak mau dunia kesehatan Korea Selatan kehilangan calon ahli kandungan terbaik."

"Hahaha! Bocah sombong!"

---

Cabo Delgado, Mozambik, 2014

Seorang pemuda di sebuah kamp tengah memeriksa barang-barangnya di dalam koper. Ia memastikan sekali lagi bahwa ia tak melupakan apapun.

"Oke, sudah semua."

Ia menutup koper dan membawanya ke luar tenda. Ia bergabung dengan dua orang lain yang telah lebih dulu di sana. Mereka bertiga bercakap-cakap sambil menunggu mobil yang akan membawa mereka ke ibu kota tiba.

"So, Hope, you're coming back to Canada and then what? (Hope, kau pulang ke Kanada terus apa?)" tanya pria yang berasal dari Inggris.

"First, I'm gonna take some rests for a week then prepare all the things I need for my next post in South America. I'll fly to Panama third week next month (Pertama, aku mau istirahat seminggu terus menyiapkan semua yang kubutuhkan untuk penugasan selanjutnya di Amerika Selatan. Aku akan ke Panama minggu ketiga bulan depan)," jawab pemuda tersebut.

"God, Man! Just by thinking about it hurts my brain. Don't you wanna take longer break for like a few months before the new posting? (Ya Tuhan! Hanya memikirkannya saja, otakku sakit rasanya. Kamu tidak mau libur lebih lama, mungkin beberapa bulan, sebelum penugasan baru?)"

Pemuda itu tertawa.

"Y'all know I've been doing this since my childhood. This is my life. Why would I take a break from my life? (Kalian tahu aku sudah melakukan ini sejak kecil. Ini hidupku. Kenapa aku mau liburan dari hidupku?)"

---

Seoul, Korea Selatan, 2014

"Dr.Kim, bagaimana kabarnya?"

"Baik, Sajangnim. Terima kasih sudah bertanya. Saya harap Sajangnim juga sehat selalu."

"Terima kasih, Dr.Kim. Kudengar nanti siang adalah operasi caesar pertama Anda."

"Benar, Sajangnim."

"Semoga semuanya lancar, Dr.Kim."

"Terima kasih, Sajangnim. Saya akan melakukan yang terbaik."

Three Lives, One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang