Kehidupan Ketiga : Tujuh

141 27 27
                                    

Juan Fernández Island, Chile, September 2019

"Dr.Hope, we got an emergency situation. Some kitchen staff are having food poisoning. Apparently somebody bought something on the way here and shared it with everyone. Now most of them are not in good condition (Dr.Hope, darurat. Beberapa staf dapur keracunan makanan. Sepertinya seseorang membeli sesuatu sebelum ke sini dan berbagi dengan semua orang. Sekarang sebagian besar keadaannya tidak baik)."

"Okay. Be there in two (Oke. Aku sampai dua menit lagi)."

Pria yang dipanggil Dr.Hope tersebut meraih tas peralatan dokter miliknya lalu melesat keluar kamar di Crusoe Island Lodge, tempatnya menginap. Ketika ia tiba di restoran hotel, ia melihat Sang Manajer Hotel, yang tadi menghubunginya, melambai kesetanan ke arahnya.

"One of them suddenly stopped breathing, Doctor. Please save her! (Salah satunya tiba-tiba berhenti bernafas, Dokter. Tolong selamatkan dia!)"

"I'll do my best, Mr.Suarez. You need to stay calm and call the ambulance (Saya akan melakukan yang terbaik, Tuan Suarez. Anda harus tetap tenang dan hubungi ambulans)." Dr.Hoper berkata sambil terus melangkah ke arah para staf dapur yang terbaring di lantai.

"They're on their way here, Doctor (Mereka di jalan menuju ke sini, Dokter)."

Dr.Hope mengangguk. Ia melihat ke sekitar dan melewati beberapa orang yang mengalami masalah ringan. Petugas kesehatan akan menangani mereka, pikirnya sebelum mendudukkan diri di samping wanita yang tengah diberi nafas buatan.

"How long she has been unconscious? (Berapa lama dia sudah tidak sadarkan diri?)"

"Eh maybe three minutes, Sir (Eh mungkin tiga menit, Tuan)."

"Okay. Step aside, please (Oke. Tolong minggir sebentar)."

Dr.Hope memeriksa detak jantung serta kondisi paru-paru wanita yang ia taksir berumur 50-an itu. Senyumnya muncul saat mendengar detak jantung wanita tersebut.

"She's gonna be alright. Stay with her until the paramedic arrives. I'm checking the others (Dia akan baik-baik saja. Tetaplah bersamanya sampai paramedis tiba. Saya akan memeriksa yang lain)," gumamnya.

Dr.Hope baru saja menegakkan badan ketika seseorang berteriak, "Over here, Doctor! (Sebelah sini, Dokter!)"

Dokter muda itu langsung mendekat dan melihat seorang pemuda yang tak sadarkan diri disertai dengan ruam dan bengkak di wajahnya.

"What did you guys have before? (Apa yang kalian makan tadi?)"

"Just some Ceviche* and...and some people also drank alcohol with it (Hanya Ceviche dan...dan beberapa orang juga sambil minum alkohol)."

"Sepertinya pemuda ini punya alergi alkohol sampai wajahnya begini. Yang lain juga kelihatannya sama," batin Dr.Hope.

Tepat saat itu, ia bernafas lega setelah mendengar suara ambulans mendekat. Ia mengangkat tangan memanggil petugas medis kemudian melaporkan kondisi yang dialami para staf dapur hotel.

"I haven't checked everyone. Just these two. But it looks like other than them, everyone is not in severe condition (Saya belum memeriksa semuanya. Hanya dua orang ini. Namun kelihatannya selain mereka, yang lain kondisinya tidak parah)."

"Gracias, Doctor (Terima kasih, Dokter)."

Dr.Hope membantu petugas medis memeriksa beberapa staf dapur yang duduk di lantai. Ia menanyai keadaan mereka dan semuanya mengeluh sakit kepala. Beberapa orang juga mual dan muntah sehingga ikut dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans kedua yang menyusul tak lama setelah yang pertama.

Three Lives, One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang