Kehidupan Ketiga : Enam Belas

100 16 31
                                    

Jun terbangun sekitar tengah malam. Ia menoleh dan melihat Hoseok yang tertidur pulas berbantal lengan kirinya. Jun mengusap pipi pria itu dan mengecupnya, membuat Hoseok sedikit terusik sebelum kembali tertidur pulas.

"Rasanya aku tidak bermimpi apa-apa kemarin tapi sekarang bisa memelukmu begini," gumamnya. "Aku senang kau sudah kembali."

Jun memindahkan kepala Hoseok ke bantal dengan hati-hati sebelum turun dari tempat tidur dan mengenakan bokser. Ia menuju dapur dan berniat mengambil air namun berhenti saat melihat begitu banyak makanan di meja.

"Apa Hoseok memasak semuanya?"

Jun merasa tak enak hati sebab mereka tak sempat makan malam karena terlalu merindukan satu sama lain. Ia pun memasukkan semua makanan ke dalam kotak makanan dan menyimpannya di dalam kulkas.

Ia meminum segelas air dan membawa satu gelas berisi air ke dalam kamar untuk Hoseok ketika pria itu bangun. Jun melihat Hoseok yang terlihat sangat pulas.

"Kau pasti lelah karena perjalanan jauh dan aku membuatmu semakin lelah waktu kau sampai. Maaf.....Hoseokkie."

Jun mengecup bahu telanjang Hoseok dan memeluknya sebelum kembali memejamkan mata.

---

"Kenapa langsung masuk? Kenapa tidak istirahat sehari lagi?" tanya Jun sambil menikmati sarapan dengan Hoseok yang duduk di seberangnya.

"Aku sudah istirahat hampir dua minggu. Sudah waktunya kembali bekerja," jawab Hoseok yang meletakkan sepotong ayam di mangkuk Jun.

"Terima kasih." Jun memasukkan ayam dan nasi ke dalam mulut kemudian melakukan hal serupa untuk Hoseok yang membalasnya dengan senyuman lebar. "Karena kau sudah memasak, aku akan mencuci piring."

"Terima kasih."

Satu jam kemudian, keduanya duduk di mobil yang dikemudikan Jun menuju kantor. Sepanjang jalan, Hoseok menceritakan keadaan Gracie dan alasannya kembali lebih awal.

"Jadi suami Jen pulang beberapa jam sebelum dia melahirkan. Orang tuanya juga ikut. Mereka sangat sayang pada Gracie sehingga meminta izinku untuk membawanya tinggal bersama mereka di Montreal."

"Kau tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa. Sedikit merasa bersalah karena tidak bisa menemani Gracie langsung tapi aku tahu mertua Jen akan menjaganya dengan baik. Lagipula dengan pekerjaanku, tidak mungkin bisa sepenuhnya merawat Gracie."

Jun mengusap kepala Hoseok.

"Aku ingin bertemu langsung dengan Gracie."

Hoseok tertawa.

"Sejak kau menghubungi yang terakhir, setiap hari dia tidak berhenti menanyakanmu. Aku yakin kalian akan langsung dekat begitu bertemu."

Jun tergelak dan Hoseok mengamatinya.

"Aku suka melihatmu tertawa. Kau terlihat lebih menawan."

"Terima kasih pujiannya, Dr.Hope. Tapi aku selalu menawan dalam keadaan apapun."

"Ya ya ya. Dasar narsis!"

---

"Something's happening between these two, you think? (Ada sesuatu antara mereka berdua menurutmu?)"

"I think so, Dr.Lopez. They suddenly become very touchy with each other (Kupikir begitu, Dr.Lopez. Tiba-tiba mereka suka menyentuh satu sama lain)."

"Look! Just like what you said, Debby. I didn't know Hope likes to touch anyone that often (Lihat! Seperti yang kau katakan, Debby.  Aku tidak tahu Hope suka menyentuh siapa saja sesering itu)."

Three Lives, One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang