Kehidupan Ketiga : Dua Belas

103 24 16
                                    

Jun berjalan di belakang Hoseok meninggalkan kedua pria yang membantu Jun sebelumnya. Keduanya sama-sama diam hingga Hoseok memecah keheningan.

"Aku memiliki seorang sahabat yang sudah kuanggap keluargaku sendiri. Namanya Dave." Jun mendengarkan tanpa menyela. "Dave...tewas dalam kecelakaan pada hari kedatanganmu. Dia bersama putrinya, Grace atau kami panggil Gracie. Gracie adalah anak baptisku."

"Dia, maksudku Grace, baik-baik saja?"

"Dia tidak sadarkan diri selama hampir seminggu. Sudah siuman."

"Tapi?"

Hoseok menghela nafas berat.

"Kakak Dave meneleponku tadi dan mengatakan bahwa dokter menemukan tumor di otak Gracie."

Jun berhenti melangkah. Jantungnya berdenyut nyeri mendengar cerita tragis keluarga sahabat Hoseok.

"Kepalaku sakit dan rasa sedihnya tidak terkatakan mengingat Dave tewas dengan tragis dan sekarang Gracie yatim piatu setelah ibunya meninggal waktu dia tiga tahun." Hoseok ikut menghentikan langkahnya namun tak membalikkan badannya. "Seharusnya aku tidak berteriak dan marah padamu. Tapi kau ada di dekatku saat suasana hatiku buruk dan, ya kau tahu, aku melampiaskannya padamu."

Deg!

Bola mata Hoseok terbelalak dan jantungnya tiba-tiba menggila kala tubuhnya dipeluk dari belakang.

"Aku hanya bisa melakukan ini. Abeoji selalu memelukku begini setiap kali aku sedih. Kuharap kesedihanmu akan sedikit berkurang dengan pelukan ini."

"Benar, tapi hatiku tidak," batin Hoseok.

---

"Ini untukmu." Hoseok meletakkan semangkuk ramen di hadapan Jun.

"Hm? Untuk apa ini?"

"Aku membuat ramen yang tadi kau buat terbuang sia-sia."

Jun tersenyum tulus.

"Terima kasih." Ia meraih sumpit dan meniup ramen sebelum melahapnya. "Mau?"

"Tidak, terima kasih. Aku suka tapi sengaja tidak makan terlalu banyak."

Jun mengangguk sambil mengunyah. Setelah menelan, ia ingin mengatakan sesuatu pada Hoseok namun dering ponselnya membatalkan niatnya.

"Maaf, sebentar. Ayahku menghubungi."

"Silakan."

"Halo, Abeoji." Jun melambaikan tangan pada Sang Ayah yang muncul di layar.

"Halo, Jun. Apa kau bersama seseorang?"

"Ah iya. Kenalkan, ini Jung Hoseok. Teman serumah dan sama-sama bekerja di MSF. Ini ayahku."

Hoseok membungkuk hormat.

"Selamat malam, Tuan. Nama saya Jung Hoseok."

"Oh? Apa benar namamu Jung Hoseok?"

"Benar, Tuan. Apa ada masalah?"

"Tidak ada. Hanya saja, namamu sama dengan tunanganku."

Hoseok menoleh ke arah Jun yang mengangguk.

"Dan apa kau tahu namaku?"

"Tidak, Tuan."

"Kim Junmyeon."

Hoseok membelalakkan mata dan menoleh ke arah kanan dimana Jun tengah mengangkat bahunya.

"Itu benar. Kapan-kapan akan kujelaskan alasannya."

Three Lives, One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang