Kehidupan Ketiga : Tiga Belas

99 26 14
                                    

"Apa kau sakit? Wajahmu merah."

"Tidak apa-apa. Permisi, aku mau minum." Hoseok bangkit dan menyeret kakinya menuju kulkas, berhenti sesaat setalah membuka pintu kulkas sebab ia lupa apa yang akan ia lakukan. 

"Kalau perlu sesuatu, panggil saja. Oke?"

Hoseok mengangguk dan terus meminum air langsung dari botol meskipun bola matanya mengikuti pergerakan Jun hingga menghilang di balik pintu. 

"Haaaahhhh! Otakku rusak sepertinya." 

---

Esok harinya, setelah makan malam, Hoseok mengirim pesan pada Jennifer dan memberitahunya bahwa ia akan terbang ke Kanada empat hari lagi. Ia mengambil cuti selama dua minggu dan akan menggunakannya untuk menemani Jennifer dan Grace.

"Mau kopi?" tawar Jun saat Hoseok keluar dari kamarnya.

"Mau."

"Tanpa gula, tanpa susu?"

"Yup!"

Jun mengangguk dan menuangkan kopi ke dalam mug lalu menyodorkannya pada Hoseok. Ia menyesap kopinya sambil menatap Hoseok seolah-olah ingin mengatakan sesuatu.

"Kenapa?"

"Hm?"

"Kau menatapku. Kenapa?"

"Kudengar kau mengajukan cuti."

Hoseok meletakkan kopinya di meja.

"Ya. Aku akan pulang ke Kanada untuk menemani Gracie dan Jennifer."

Jun mengangguk tanpa kata.

"Kapan berangkat?"

"Hari Sabtu tapi menginap di Santiago satu malam terus naik pesawat pagi Hari Minggu."

"Oh begitu." Jun mengetuk-ngetukkan telunjuknya di mug. "Mau kuantar?"

"Tidak usah, terima kasih. Kau ingat Alejandro yang mengantarmu ke sini?"

"Hemm."

"Dia akan mengantarku ke Santiago."

"Ah begitu." Jun ragu-ragu menyesap kopinya lagi. "Cuti berapa lama?"

"Dua minggu."

"Kok lama ya?" gumam Jun namun masih dapat didengar Hoseok.

"Memangnya kalau lama kenapa? Seharusnya kau senang karena tidak ada teman berkelahi."

Jun mendecakkan lidah lalu berdiri untuk meletakkan mug di tempat cuci piring sebelum berlalu ke kamar dan menutup pintu.

"Kenapa sih dia?"

---

Jun sedikit menjauhi dan mengurangi frekuensi kebersamaannya dengan Hoseok. Hoseok yang menyadarinya tentu saja heran. Ia ingin bertanya pada teman serumahnya itu namun sepertinya lantai di sekitar mereka berubah menjadi lahar hingga Jun selalu kabur setiap kali Hoseok mendekat.

"Are you guys having a fight again? (Apa kalian berkelahi lagi?)" tanya Dr.Lopez.

"No, but he's been acting weird. He flees whenever I'm near him as if I'm some kind of contagious disease (Tidak, tapi dia bersikap aneh. Dia kabut setiap kali aku di dekatnya seolah-olah aku ini sejenis penyakit menular)."

Dr.Lopez tertawa.

"Don't you understand what it means? (Apa kau tidak paham maksudnya?)"

Hoseok menatap Dr.Lopez bingung.

"I think he likes you (Kurasa dia menyukaimu)."

Hoseok mengerutkan dahi sambil memandang Dr.Lopez yang meninggalkannya dengan seringai jahil di wajahnya.

Three Lives, One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang