Kehidupan Ketiga : Lima

134 31 39
                                    

Junmyeon dan Hoseok memandangi sebuah buku berwarna coklat yang sebagian sudah tampak menguning. Mereka meletakkan buku tersebut di atas dashboard mobil Junmyeon. Beberarap menit yang lalu, pegawai toko buku yang mereka temui sebelumnya memberi buku tersebut pada keduanya sambil berujar, "Ini permintaan Tuan Kim."

Hoseok melirik Junmyeon dan bertanya, "Kau mau membacanya, Jun?"

"Mau tapi di saat yang sama aku merasa belum siap membacanya."

"Sama." Hoseok menyilangkan kedua tangan di dada. "Tapi aku penasaran."

Akhirnya, ia meraih buku tersebut dan membaca halaman pertama.

"Ini lebih seperti buku harian."

Junmyeon mendekatkan kepalanya ke arah Hoseok untuk mengintip isi buku yang terbuka di atas paha Hoseok. Ia mengucapkan kata-kata yang tertulis di dalam hati sebelum terbelalak membaca nama mereka berdua di sana.

"Ini tentang kita? Tapi kita bahkan belum lahir tahun 1961."

Kedua pria tersebut sama-sama menelusuri dalam diam setiap kalimat yang ditorehkan Tuan Kim. Telunjuk Hoseok berhenti di tengah-tengah halaman saat mereka tiba di bagian yang menceritakan penyiksaan orang tua Kim Junmyeon dan Jung Hoseok pada putra mereka masing-masing.

"Jun, kau ingat tidak waktu aku pertama kali bertemu Tuan Kim?"

"Tidak terlalu. Kenapa?"

"Waktu itu Tuan Kim langsung menebak namaku bahkan sebelum aku mengucapkannya. Alasannya karena dulu ia mengenal seseorang bernama Jung Hoseok."

Hoseok menoleh ke arah Junmyeon.

"Apakah ini yang Tuan Kim maksud?"

"Bisa jadi."

Junmyeon mengambil buku dari genggaman Hoseok yang tampak melamun dan melanjutkan kegiatan membacanya.

Tuhan, jika seandainya Kau mendengarku, aku memiliki sebuah permohonan. Satukanlah kedua pemuda tersebut di kehidupan berikutnya.

Junmyeon menggigit bibir setelah selesai membaca paragraf di hadapannya.

"Well, kurasa permintaan Tuan Kim tidak terkabul," seru Hoseok. "Jika yang Tuan Kim maksud adalah hubungan percintaan, kita jelas-jelas tidak bersatu."

Junmyeon memandangi pria di sampingnya selama beberapa detik sebelum menutup buku di hadapannya dan menghidupkan mesin.

---

Tok! Tok!

Jun mengetuk pintu ruang rawat pasien sebelum membukanya dan melangkah masuk. Ia melihat pasangan paruh baya yang berdiri di sisi ranjang pasien.

"Maaf mengganggu. Saya Dr.Kim Junmyeon yang menangani operasi caesar Nyonya Im Yoona. Saya akan memeriksa keadaannya sebentar."

"Tentu saja. Silakan, Dok."

Jun membaca tabel status pasien yang tergantung di ujung ranjang sebelum menempelkan stetoskop ke bagian dada kirinya dilanjutkan menghitung denyut nadi wanita yang masih belum siuman tersebut.

"Keadaan Nyonya Im Yoona baik. Kita tinggal menunggunya siuman."

"Terima kasih sudah menolong putri kami, Dr.Kim." Pria paruh baya di seberang Jun menjabat tangannya.

"Sama-sama, Tuan. Ini sudah kewajiban saya."

Setelahnya, Jun berniat kembali ke ruangannya dan menyempatkan diri menghubungi Sang Ayah.

"Abeoji? Masih di kantor?"

"Tidak. Hari ini Abeoji izin setelah rapat."

"Ada apa? Apa Abeoji sakit?"

Three Lives, One LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang