C H; 30

9.3K 1.1K 142
                                    


Taehyung baru saja masuk kedalam lift dan berdecih saat mendapati Jiwon yang rupanya juga berada di sana, padahal selama 2 Minggu ini dirinya sengaja menghindari pria tinggi itu. Ingatan tentang Jungkook yang merengek ingin menikahi Jiwon masih menempel apik diotaknya, rasa kesal bercampur cemburu menjadi satu.

Memang apa bagusnya Kim Jiwon, sih?

"Kenapa lihat-lihat begitu?"

CEO muda tersebut tersentak saat suara rendah Jiwon mengalun, rupanya ia tidak sadar jika menatap tajam pria tinggi itu sedari tadi.

"Kau miskin."

"....huh?"

"Iya, kau itu miskin. Tidak usah sok tampan begitu juga, wajahmu pas-pasan."

Taehyung mengomel sembari berkecak pinggang, membuat Jiwon semakin kebingungan ditempat sebab merasa jika dirinya tidak melakukan apapun sampai-sampai membuat CEO sekaligus kakak sepupunya ini kesal.

"Mentang-mentang tinggi dan lulusan Harvard jadi sombong, cih."

"Meskipun banyak wanita dan submisif yang mengejarmu, tapi jangan seperti itu oke? Kau disukai hanya karena tinggi dan pintar!"

Taehyung berujar lagi sembari menunjuk-nunjuk wajah sang lawan bicara kemudian keluar saat pintu lift terbuka. Meninggalkan Jiwon, Mingyu serta beberapa karyawan disana yang kini melongo dengan bodoh.

Suara tawa Mingyu menggelegar didalam lift, membuat Jiwon menoleh pada kakaknya itu sembari terkekeh ringan namun tatapannya tajam, kemudian memberikan pukulan cukup kencang pada kepala bagian belakang.

"Auh! Kenapa aku yang dipukul!?" omel sang korban dengan menatap kesal adiknya.

"Sudah terima saja. Kau itu memang jelek."

"Kau yang jelek." timpal Jiwon pada Mingyu lalu keluar dari sana disusul sang kakak yang mengekor.

Terdengar suara adu mulut dari keduanya, sesekali teriakan Mingyu tak luput dari pendengaran sebab mendapat siksaan dari adiknya itu. Membuat sisa karyawan menatap mereka dengan mulut melongo, kemudian menggeleng bersama.

Keluarga Kim memang aneh semua, ya.

••

Taehyung tengah memasukkan beberapa berkas kedalam laci ketika pintu ruang kerjanya terbuka, detik berikutnya ia melotot horror saat mendapati Jungkook disana.

"Loh? Kenapa kesini!?"

Pria tampan itu berujar panik, berjalan cepat menghampiri sang istri lalu mengambil alih paperbag yang dibawa olehnya. Menuntun dimana sofa berada agar duduk nyaman diatasnya.

"Aku bawakan makan siang."

"Beli, kan?"

"Noooo, aku buat sendiri!" jawaban tersebut membut pundak Taehyung lemas.

Tidak, dia tentu saja sudah tidak pernah mengkhawatirkan rasa makanan yang dibuat oleh Jungkook sebab pria manis itu sudah pandai sekarang. Tetapi khawatir karena kehamilannya semakin tua dengan perut yang juga semakin membesar.

"Sudah aku bilang jangan melakukan apapun dan istirahat saja dirumah, sayangku."

"Bosan, hyung. Lagipula aku ditemani bibi Hong, kok. Aku juga diberi kursi saat memasak."

Taehyung menghela napas kasar, berlutut dihadapan Jungkook lalu mengecup lembut perut besar sang submisif, tak lupa usapan yang juga ia berikan disana.

"Maafkan momma yang bandel ini ya, baby? Dia susah sekali diberi tahu."

Si pria manis terkekeh ringan saat suaminya berbicara pada bayi didalam perutnya alih-alih mengomel langsung padanya. Kemudian ia tersenyum, membawa telapak tangan untuk berada diatas puncak rambut sang dominan dan mengusapnya.

Miserable » Taekook [ Complete ]Where stories live. Discover now