t i g a p u l u h e m p a t

86.6K 10.5K 834
                                    

Malam yang cerah, setelah selesai mengoleskan lipscream ke bibirnya, Divney melirik sekejap ke arah pantulan kaca.

Merasa sudah siap, gadis itupun buru-buru keluar dari kamar, menuruni anak tangga, tampak di sofa ruang tamu terdapat Angelina dan dua orang lelaki paruh baya berpakaian rapi khas orang kaya.

"Mau ke mana?" tanya Angelina kepada Divney yang sudah hampir melewati pintu.

"Jalan!"

"Pulang sebelum jam dua belas."

"Iya," jawab Divney, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Setelah keluar, sesuai dugaan, Devian sudah menunggunya tepat di depan pintu gerbang, kali ini bukan bersama sepedah, namun dengan sebuah mobil mewah berwarna hitam miliknya.

Menyadari sang kekasih sudah keluar dari pintu gerbang, Devian buru-buru keluar dari dalam mobil, menghampiri Divney sembari mengulas senyum manis.

Berhenti sekejap, kini dua remaja itu sudah berdiri saling berhadapan, perlahan Devian menaikan tangan kirinya, mengusap lembut pipi Divney.

"Cantik," puji Devian, merekahkan senyum tulus, seketika menjadikan pipi Divney berubah warna menjadi merah padam, gadis itu menunduk tersipu malu.

Setelah itu Devian menuntun Divney menuju ke arah mobil, membukakan pintu, lalu memutari moncong mobil, masuk di depan kemudi.

Mobil melaju, bahkan Divney sendiripun belum di beri tahu akan dibawa ke mana oleh Devian.

"Eumm ... Dev, kita mau ke mana?" Hingga pada akhirnya Divney memberanikan diri bertanya kepada lelaki yang tengah fokus mengemudi di sampingnya.

Menoleh sekejap, lalu kembali fokus ke depan, Devian mengulas senyum simpul. "Ke suatu tempat yang indah."

Divney terkekeh kecil. "Dari tadi itu mulu jawabannya, gak ada yang lain? Inisial tempat gitu?"

Setelah melaju cukup jauh, benar saja, akhirnya mobil berhenti di suatu tempat. Untuk beberapa saat Divney tertegun, matanya berbinar menatap ke arah danau yang di kelilingi oleh lampu taman, di mana ada banyak bunga warna-warni dan rumah kayu pada setiap pohon di sekitar danau. Itu rumah pohon.

"Dev, ini yang namanya danau abadi?" tanya Divney.

Mata gadis itu masih menyorot takjub ke arah danau, yang selama ini hanya sering ia dengar dari orang-orang atau internet, tanpa pernah berkunjung sekalipun. Ini kali pertama baginya. Dan Divney benar-benar tak menyangka jika pemandangannya jauh lebih indah dari yang ia bayangkan.

"Iya, menurut mitos, kalo ada pasangan datang ke sini dan memutari danau minimal dua kali atau lebih, hubungan mereka bakal abadi, gak bisa dipisahin dengan cara apapun."

Menoleh dengan kekehan kecil. "Lo percaya?"

"Kenapa enggak?"

"Mau coba?"

Tersenyum tipis, Devian menganggukan kepala lirih. "Boleh."

Setelah selesai berbincang, Divney dan Devianpun bergegas turun dari mobil, berlari kecil sembari bergandengan tangan menuju ke arah danau, di mana sudah terdapat banyak orang yang juga berkunjung di danau itu.

Sampainya di tepi danau yang berbentuk bulat dengan air yang sangat jernih, sehingga dapat memantulkan cahaya dari rembulan serta lampu-lampu taman di sekitar danau dengan sangat jelas. Dua remaja itu langsung berlari kecil mulai mengitari danau.

Tampak terukir jelas pada raut Divney dan Devian, jika dua insan itu merasa sangat bahagia melakukan aktivitas yang menurut mitos akan membuat hubungan mereka menjadi langgeng serta tak terpisahkan.

Bad Associationजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें