👻21. Bawang Goreng

212 54 6
                                    

Menjadi satu-satunya anak yang diandalkan oleh orang tua tentu menjadi beban sendiri bagi sebagian anak. Dan itulah yang dirasakan Jisung sekarang ini.

Selepas lulus SMK, Jisung yang merupakan anak satu-satunya mau gak mau harus mulai mencari pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga yang memang tidak seberapa. Jika ditanya "ingin tidak melanjutkan jenjang yang lebih tinggi (berkuliah)" tentunya Jisung ingin, hanya saja ketidakadaannya biayalah yang membuatnya harus menelan pil pahit.

Sesekali Jisung mengeluh karena keadaan; tidak dapat melanjutkan kuliah, tidak memiliki banyak uang, atau bahkan mengeluh karena bosan di rumah saja akibat belum adanya pekerjaan yang sekiranya cocok dengan lelaki itu.

Tetapi kali ini, Jisung ditemani oleh sang ayah hendak menuju salah satu perusahaan swasta. Bukan perusahaan besar memang, namun sekiranya ia akan mencoba, siapa tahu memang jodoh (pekerjaannya) di sana, bukan?

Masa-masa percobaan dilakukan dari siang hingga malam. Tepat pukul tujuh malam, Jisung beserta beberapa teman yang mengajukan lamaran diperbolehkan pulang. Sembari menunggu sang ayah menjemput menggunakan sepeda motor, Jisung bersenandung kecil sembari memainkan gawainya. Berdiam diri di samping pintu masuk perusahaan, dengan pepohonan sebagai latar belakang dirinya berdiam diri, Jisung lakukan.

Untuk beberapa saat, akhirnya sang ayah datang. Menyodorkan pelindung kepala yang langsung saja ia kenakan. Memakainnya, lantas menaiki sepeda motor sang ayah.

Selama diperjalanan begitulah hening di antara keduanya. Baik Jisung maupun ayahnya tidak ada yang membuka suara. Motor sudah semakin menjauhi kawasan perusahaan, dan mulai memasuki jalan kecil yang hendak menuju rumahnya.

Semuanya berjalan lancar, hingga tiba-tiba saja sesuatu yang menyengat tercium indra lelaki jangkung. Seperti bau sesuatu yang terbakar, begitu pekat dan tidak mengenakan.

"Bapak belum mandi, ya, jemput Jisung?" todong Jisung tiba-tiba.

"Lha, yang ada mah kamu yang belum mandi. Bapak mah udah wangi begini, coba aja nih cium. Minyak nyongnyongnya udah seabrek Bapak tuang tadi!" balas pria paruh baya tidak terima disangka belum mandi oleh sang anak.

"Lha, terus ini bau apa dong? Badan Jisung enggak bau kok, sumpah dah!" ujar Jisung, kali ini sembari mencium ketiaknya yang agak basah karena keringat.

"Bau? Bapak enggak nyium bau apa-apa tuh."

Jisung mengeryit. "Hah? Jelas-jelas kecium banget bau kayak bawang goreng tapi kayak gosong gitu kok. Bikin pusing, enek jadinya!" hidung kecilnya ia kerutkan. Merasa semakin asing dengan bau yang ia cium.

"Enggak ada bau apa-apa kok. Bapak enggak nyium!"

Sesaat, Jisung jadi merinding sendiri. Perasaannya tidak enak, bulu kuduknya meremang. Dan lagi, INI KENAPA TIDAK NYAMPE JUGA KE RUMAHNYA?!

Seingat Jisung, rute ke rumahnya tuh melalui jalan besar, lalu memasuki jalan kecil yang tidaklah begitu jauh jaraknya, tapi ini kenapa jadi lama banget rasanya?

Aduh, Jisung jadi takut!

"Pak, kok enggak nyampe-nyampe sih, Pak?!" pekik Jisung, takut bapaknya enggak dengar, soalnya sejak seperkian sekon bapaknya tiba-tiba saja terdiam tidak bersuara.

"Pak!" kali ini, Jisung yang mencengkeram jaket yang bapaknya kenakan. Ia goyangkan dengan sedikit panik.

Jisung itu penakut!

Dan bapaknya sering nakut-nakutin!

"Pak, sumpah jawab apa. Gak lucu banget seriusan." Kali ini Jisung sedikit menjaga jarak. Matanya bergerak gusar menatap sekitar yang begitu sepi dan gelap.

Jalan yang sama sejak beberapa menit yang lalu.

"Pak-"

"Hehe!"

Jisung membatu, seseorang yang tengah memboncengnya tiba-tiba saja melihat ke arahnya dengan senyum menyeramkan.

JISUNG KAGET!

Itu ... BUKAN BAPAKNYA!

//

"Lu tau gak sih cerita tentang Jisung anaknya Pak Heru?"

"Hah? Emangnya dia kenapa, Cas?"

"Seriusan elu berdua belum tahu?" Yang ditanya hanya menggelengkan kepala.

"Jadi gini, kata Emak sama Bapak gua, tadi pagi si Jisung, Jisung itu ditemukan di kebun kosong lagi nangkring sama motor di salah satu pohon yang berada di sana." Lucas dengan wajah seriusnya menceritakan apa yang telah ia dengar dari kedua orang tuanya tadi pagi mengenai Jisung anaknya Pak Heru yang memang lagi ramai diperbincangkan.

"Gimana, gimana?" Sungchan berkedip. Apa dia gak salah dengar?

Jisung nangkring di atas pohon sama sepeda motor?

Benar-benar nangkring, gitu, di atas sepeda motor, yang mana sepeda motornya itu ikutan ada di atas pohon? Hah?

"Seriusan! Nih, kalau enggak percaya, gue ada fotonya!"

Lucas menyodorkan ponsel genggamnya ke Sungchan dan Hendery. Menunjukkan sebuah foto motor nyangkut di atas pohon.

"Gokil! Kok ya bisa-bisanya gitu lho..." Hendery menggelengkan kepalanya dramatis.

"Dan sekarang Jisung lagi di bawa ke rumah sakit. Dia belum sadarkan diri juga sampai sekarang."

👻👻

Xixixi, gara² swa mchiesky, diri ini jadi kepikiran buat. Mana jadi keinget cerita yang sama (tentang motor yang tiba-tiba aja nangkring di atas pohon)

ᴺᶜᵀ ⁺ ᵂᴬʸⱽTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang