👻17. Konser Di Sekolah

525 92 13
                                    

Hari ini, tepat hari di mana sekolah Neo mengadakan acara tahunan. Penggelaran konser serta penampilan bakat beberapa ekstrakulikuler membuat Shotaro sibuk sejak pagi buta. Dirinya yang memang panitia, tidak heran sudah berada di sekolah di saat yang lain libur sebab sekarang hari sabtu. Meskipun ada sedikit kendala yang mengharuskannya membayar denda keterlambatan, Shotaro tetap mengikuti arahan kakak kelas sebagai panitia.

Shotaro merupakan anak tari tradisional yang merangkap menjadi anak tari modern, karena kecintaannya akan tarian. Kebetulan, ekstrakulikuler tersebut (tari modern) akan tampil di sore hari, sebelum para artis mengisi acara puncak.

Sejak siang, ketika panitia yang lain sibuk mempersiapkan keberlangsungan acara, Shotaro sudah terlebih dahulu disibukkan dengan anggota grupnya. Berlatih di ruang yang disediakan, sampai di mana puncaknya Shotaro dan kawan-kawannya tampil di depan umum.

Di depan banyak orang dari berbagai kalangan dan berasal dari sekolah yang berbeda. Alumni sekolahnya juga banyak yang datang, memeriahkan acara tahunan tersebut. Penampilan demi penampilan ditampilkan silih berganti. Shotaro seakan mendapatkan kebebasan setelah tampil acara, tidak turut bergabung bersama panitia lainnya. Membawakan dua lagu sebenarnya tidaklah semelelahkan apa. Sudah terbiasa dengan tari tradisional yang memakan waktu lebih lama dari tari modern, dua lagi dengan durasi beberapa menit bagi Shotaro justru kurang.

Malam puncak diisi oleh Sisiptisi dan DJ khusus yang juga merupakan alumni sekolah. Malam begitu meriah, kerlap-kerlip lampu menambah kesan menyenangkan. Kumpulan orang menggila saat lagu andalan Sisiptisi diputar. Kendati demikian, Shotaro yang memang bukan anak malam—atau anak dengan pergaulan yang suka menghabiskan waktu di luar rumah untuk berkumpul semacam itu, melihat konser seperti ini merupakan pertama kali baginya.

Begitu ramai, heboh, dan menggilakan.

Jujur, Shotaro kurang menyukainya. Salah satu alasan lainnya juga karena lagu yang dibawakan atau artis yang sedang tampil tidak Shotaro kenal.

Memilih naik ke lantai dua, melihat kemeriahan acara di lorong kelas IPA. Sebelum itu, Shotaro menyempatkan ke kelas di mana tempat tersebut dijadikan ruang khusus untuk anak tari modern latihan. Setelahnya, bersama empat orang temannya, dengan dua di antara juga merupakan anak tari modern, Shotaro melihat penampilan dari atas.

Detik berganti detik, menit berganti menit. Tidak terasa waktu semakin malam, suasana semakin riuh di bawah. Sungchan, teman semasa SMP hingga SMA sekarang, sekaligus panitia perlengkapan, sama dengannya, mengajaknya untuk berfoto.

Shotaro menyanggupi. Lelaki itu sebenarnya cukup narsis, namun jika moodnya sedang ingin berfoto saja, jika tidak...jangan pernah mengajaknya berfoto bersama! Dia akan menolak dengan mentah-mentah atau langsung menatap judes orang yang mengajaknya berfoto jika tetap memaksa.

Jepretan demi jepretan didapatkan. Dari yang selfie berdua sampai foto sendiri-sendiri.

Beberapa jepretan setelahnya dilihat. Tidak terasa waktu semakin malam. Suasana di lorong cukup sepi mengingat hanya ada empat orang, sibuk dengan kegiatan masing-masing. Shotaro dan Sungchan memeriksa hasil jepretan mereka, setelahnya Shotaro menaruh salah satu foto tersebut di status WhatsApp.

Sejauh ini tidak ada yang menjanggal, sampai di mana notifikasi muncul.

Itu dari temannya!

Xiaojun. Cowok itu merupakan salah satu teman online yang Shotaro punya. Membuka ruang obrolan, setelahnya mengeryit.

Perkataan yang diberikan oleh Xiaojun cukup aneh, juga cowok itu terus menanyai apakah dirinya sedirian di sana atau bagaimana.

Shotaro menunjukkan ruang obrolannya bersama Xiaojun kepada Sungchan. Keduanya saling tatap, memperhatikan screenshotan yang dikirimkan, tidak lupa lingkaran yang ditunjukkan.

ᴺᶜᵀ ⁺ ᵂᴬʸⱽWo Geschichten leben. Entdecke jetzt