🖤05. Lapangan Tembak Mako Brimob

217 51 50
                                    

DEMA

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

DEMA


DOR!!!


DOR!!!


"Ah sialan! Kenapa deh, meleset terus."

Alis Anggra berkerut karena tembakannya meleset dari titik tengah

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Alis Anggra berkerut karena tembakannya meleset dari titik tengah. Dia membuka penutup telinga sambil berdecak kesal.

"Minum dulu, baru lanjut lagi. Lo udah ngabisin berapa peluru tuh." Gue mengulurkan sebotol air mineral tapi dia tolak sopan, "Nggak dulu, gue masih penasaran kenapa akhir-akhir ini tembakan gue selalu nggak sempurna."

Dasar Anggra.

Padahal tembakan dia hanya meleset kurang dari satu senti meter, tapi ia mengeluh kayak tembakanya lari dari papan sasaran.

Tapi sebagai sesama polisi, gue mengerti banget kalau untuk urusan menembak, ketepatan sasaran adalah suatu hal yang nggak bisa ditoleransi.

Meleset saat latihan kayak gini mungkin nggak akan berakibat apa-apa, bayangkan kalau di lapangan dan target sasaran adalah makhluk hidup, lebih tepatnya manusia, tersangka. Meleset sedikit, seorang polisi bisa kehilangan pangkatnya dengan tidak terhormat.

Semenjak ditinggal Werel satu tahun lebih, dan mereka kehilangan kontak, Anggra memang banyak berubah. Rekan gue yang satu ini seperti nggak memberi jeda istirahat, yang dia lalukan terus memforsir diri untuk kerja, kerja dan kerja.

Dia terus menyalahkan diri sendiri, padahal kepergian Werel ke Leiden bukan murni kesalahan dia.

Padahal emang ada waktunya orang yang pengen pergi, ya mereka bakalan pergi, tanpa bisa dipaksa atau dicegah untuk tetap tinggal gimanapun caranya.

DEGINAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora