🖤14. Permainan Egina

277 35 52
                                    

EGINA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EGINA

"Tempat kosmetik, obat-obatan, perlengkapan Sena, apalagi ya?" Egini keliatan sibuk memeriksa lagi barang-barang dalam koper besar di kamarnya. Gue menggeleng ringan melihat Kakak gue yang nyiapin barang ke Jakarta kayak mau ke Jerman.

Sore nanti gue, Egini dan Sena bakal ke Jakarta karena gue akan meresmikan cabang Tou Jours Belle pertama di Indonesia.

Gue tentu aja mengundang Sena dan Egini karena cuma mereka keluarga gue di negara ini.

Sembari menemani Egini yang masih sangat sibuk menyiapkan keperluannya dan Sena selama di Jakarta nanti, gue berkali-kali mengecek ponsel menunggu telepon seseorang.

Nggak, kali ini gue nggak menunggu telepon Dema, gue udah nggak pernah membalas pesan atau mengangkat teleponnya sejak kami bertemu terakhir kali di Angkringan Pak Gik seminggu yang lalu.

Lagian, gue males meladeni pesan yang hanya memanggil nama gue,

"Egina,"

"Gin,"

"Gin.."

Ck, gue paling benci orang yang nggak to the point. Bisa nggak sih dia langsung ngetik aja maksud dan tujuannya menghubungi gue?

Jadi, sengaja gue nggak bales semua pesannya dan nggak mau ngangkat teleponnya, biar tau rasa.

Dasar cemen.

Apalagi, seminggu belakangan gue lebih banyak menghabiskan waktu di Jakarta daripada Semarang demi persiapan peresmian butik gue yang terletak di Grand Indonesia. Gue sedang serius kerja, jadi nggak ada waktu meladeni laki-laki nggak ada nyali bahkan buat ngomong isi hatinya sama gue.

Sekarang gue lagi menunggu telepon dari Kleon, temen sekaligus model dari TJB yang akan datang di peresmian nanti. Dia memaksa mau ke Semarang dulu dan pengen berangkat bareng ke Jakarta sama gue.

"Finally!"

Melihat nama Kleon muncul di layar ponsel gue, tanpa pikir panjang gue langsung meninggalkan Egini sambil berteriak,

"Egi, aku mau keluar jemput Kleon, nggak janji cepet pulang."

"Eh eh eh! Jangan lupa kasih tau Sena dulu!!!" Gue menghiraukan teriakan Egini dan langsung mengeluarkan mobil Sena yang emang nggak dia bawa ke kantor hari ini.

Gue memacukan mobil menuju salah satu hotel berbintang di Semarang, Kleon bilang lagi di jalan menuju ke sana dan nyuruh gue nunggu di hotel aja.

"Ve!!!"

Nggak lama gue menunggu di lobi, Kleon datang membawa sebuah koper kecil dan berjalan dengan wajah yang sangat sumringah ke arah gue. Satu hal yang paling nggak membuat gue bosan di dunia ini adalah, senyum manis dari Kleon Kim yang nggak pernah pudar mau dalam kondisi apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEGINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang