SATU

32.9K 272 0
                                    

"Pah."

Nathan merasa gelenyar aneh saat ada sesuatu yang menduduki miliknya.

"Oh astaga sayang," matanya terkejut saat mendapati anak gadisnya sudah duduk diatas tubuhnya yang berbaring terlentang diatas kasur.

"Apa yang kamu lakukan honey?" Tanya Nathan. Mati-matian menahan desahan saat Amoy yang duduk diatasnya menggesek miliknya.

Oh ayolah, dia baru bangun dan you know? Milik seorang laki-laki pasti akan berdiri saat bangun tidur. Itu manusiawi dan pasti terjadi.
Amoy cemberut melihat papahnya kembali memejamkan mata, tak tau saja jika papahnya sedang menahan hasrat untuk menyetubuhi anaknya sendiri.

"Papah kok merem sih. Ayo bangun," rengek Amoy. Pantatnya naik turun diatas kejantanan Nathan yang menegang dibalik boxer ketat yang dipakainya.

Mata Nathan melotot, anaknya nakal sekali. Apalagi itu dengan bibirnya yang mengerucut minta di emut.

"Papah kok melotot sih," sedih Amoy. Bibirnya makin manyun lima centi.

"Berhenti!" Amoy memiringkan kepalanya tak mengerti. Kenapa papahnya bilang berhenti. Padahal dia tidak melakukan apapun.

"Honey!" Nathan menggeram.

"Turun dari atas tubuh papah," perintah Nathan.

Amoy menggeleng, "No, papah harus bangun dulu." Kata Amoy menolak dan malah semakin membuat Nathan tak kuasa menahan diri. Amoy merebahkan tubuhnya didada kekar papahnya. Napas hangatnya menerpa leher Nathan.

"Shit!" Umpat Nathan dalam hati.

"Pah!" Panggil Amoy lagi.

"Ini apa?" Tanya Amoy, tangannya menggenggam penis Nathan dan meremasnya. Tak pelak membuat Nathan kalang kabut.

Mata Nathan melotot, reflek Nathan bangun dengan kedua siku yang menumpu tubuhnya.

Amoy masih betah berada diatas tubuh Nathan dengan tangan yang sudah berani mulai meremas kejantanan Nathan.

"Honey," napas Nathan mulai memburu.

Amoy yang semula bersembunyi di leher Nathan mendongak. Menatap Nathan dengan sedih.

"Papah marah?"

Nathan mengernyit, apalagi sekarang. Batin Nathan lelah.

"Papah tadi melotot sama Amoy, papah marah kan?"

Ya ampun, anaknya ini. Dia melotot bukan karena marah tapi,,,,ah sudahlah.

"Nggak," jawab Nathan sembari tersenyum.

"Bohong," mata Amoy berkaca-kaca. Siap tumpah kapan saja jika Nathan salah bicara.

"Papah hanya kaget sayang."

"Kenapa?"

"Karena kamu pegang ini," jawab Nathan menggenggam tangan kiri Amoy yang berada di selangkangannya.

"Ini apa pah?" Tanya Amoy penasaran.

"Ini buat pipis."

"Sama kayak punya Amoy?"

Nathan menggeleng, kenapa anaknya suka sekali membuat nafsunya naik.

"Gede ya, Amoy mau lihat!" Kata Amoy mengelus kejantanan Nathan dari luar celana boxer.

Nathan menatap horor ke arah anaknya. Yang benar saja, meskipun Nathan ingin sekali merasakan tubuh Amoy, tapi tidak di situasi seperti ini juga. Amoy masih kecil, masih bau kencur. Tidak mungkin Nathan merusak anaknya sendiri. Begini juga, Nathan masih memikirkan masa depan anaknya kelak.

MY Hot Papa_MHP (END_TERSEDIA PDF)Where stories live. Discover now