TIGABELAS

10.8K 94 1
                                    

Nathan menatap tanpa minat wanita didepannya yang duduk diatas brankar rumah sakit, teriakan kesakitan tidak ia hiraukan. Meskipun itu membuat telinganya terasa penging.

Matanya melirik sekilas kearah wanita tersebut, kemudian beranjak pergi tanpa mau peduli dengan keadaannya sedikitpun.

"Nathan!" Suara kesakitan yang dibuat-buat tak mampu membuat Nathan menghentikan langkahnya.

"Nath..."

"SHUT UP BITCH!" Kata Nathan dingin, wanita dibelakangnya tanpa sadar beringsut mundur. Termasuk perawat perempuan yang sedang mengobati lukanya berjengit kaget.

"Sekali ini saja." Ucap Nathan sebelum benar-benar melangkah pergi.

Wanita itu tau, ucapan terakhir Nathan adalah sebuah peringatan untuknya. Jika ia nekat melanggar, maka akan tidak mungkin jika sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

"Astaga!"

"Ngagetin anjim!" Kevin mengelus dadanya kala pintu yang ia lewati tiba-tiba terbuka cukup kasar.

"Lo ngapain disini? Kamar anak lo ada disono noh!" Ucap Kevin memberitahu, jarinya menunjuk kearah sebrang, berlawanan arah dengan posisi keduanya saat ini.

Nathan menghentikan langkahnya, ia memutar tubuhnya memghadap Kevin.

"Lo bilang apa tadi?" Nathan bertanya dengan nada khawatir.

"Anak lo kan kepleset, pantatnya memar." Jawab Kevin memasukkan kedua tangannya didalam saku jas dokternya.

Kevin mengerutkan dahi, "Lo nggak tau? Bukannya lo yang bawa anak lo kesini?" Tanyanya bingung. Kevin kira Amoy ke rumah sakit bersama Nathan. Padahal kenyataannya Amoy dibawa oleh salah satu bodyguard Kenzo.

Nathan tidak menjawab, ia berlari kearah yang ditunjuk Kevin tadi. Menemui pujaan hatinya.

"Ck, ngeselin anjir. Nggak bapak nggak anak sama aja kelakuannya." Gumam Kevin kesal, namun begitu ia tetap membalik tubuhnya mengikuti Nathan.

Namun, "Hihh si jablay itu..." gumam Kevin saat ekor matanya tidak sengaja melihat seseorang melalui celah kaca di pintu ruang rawat. Pintu yang tadi sempat dibuka Nathan dengan kasar.

Kevin berlari menyusul Nathan, ada suatu hal yang ingin ia tanyakan.

"Lo sama Sahla? Mantan istri lo?" Pertanyaan retoris, karena Kevin sudah tahu jawabannya.

"Lo balikan lagi sama itu syalala?" Tanya Kevin lagi, tentu saja sambil berlari.

Nathan menghentikan langkahnya, "Congormu!"

"Gue tabrak dia tadi!" Ucap Nathan santai sambil memasukkan kedua tangan didalam saku celana kerjanya.

"Lo serius?" Kevin tidak bisa menutupi rasa terkejutnya.

"Alasan lo?" Kevin kembali bertanya, mereka kembali melangkah menuju ruang inap Amoy.

Nathan mengendikkan bahu, "Sedia payung sebelum hujan." Jawab Nathan terdengar seperti gumaman, namun Kevin bisa mendengarnya dengan jelas.

"Ambigu banget anjim!"

Nathan berhenti dan menatap Kevin tajam, "Gue liat dia di sekitar sekolah dan lo tau gue nggak bakalan diem gitu aja. Sebelum dia nyakitin milik gue, gue dulu yang akan nyakitin dia!" Ucapnya dingin, kalimat terpanjang yang pernah Nathan ucapkan.

"Dengan tangan gue sendiri!" Nathan berbalik, tangannya membuka knop pintu ruang rawat inap dan masuk kedalam setelah sebelumnya menepuk bahu Kevin.

Kevin menghela napas, Nathan memang seperti itu. Sifatnya hampir sama dengan Kenzo. Namun bedanya, Kenzo tidak mau menggunakan kedua tangannya untuk menyikiti seseorang namun Nathan, lelaki tampan itu akan turun tangan langsung menyakiti lawannya.

MY Hot Papa_MHP (END_TERSEDIA PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang