ENAMBELAS

9.5K 81 0
                                    

Sudah dua hari lamanya Amoy tidak masuk sekolah, sampai Kenza datang menjenguknya kemarin pagi sambil membawa banyak permen milkita. Kenza datang tepat ketika Amoy sedang enaena dengan papah Nathan. Membuat Amoy kesal karena kegiatannya diganggu.

Sekarang, di siang hari yang cerah ini Amoy akan pergi ke kantor papahnya. Gadis yang sekarang resmi berganti status menjadi wanita itu akan memberi kejutan untuk papah Nathan yang tampan. Ia juga membawa bingkisan permen, tentu saja Amoy datang tanpa tangan kosong.

Bokongnya juga sudah tidak kempes, itu karena terus-terusan dielus dan diremes sama papah Nathan sepanjang hari. Kini, bokongnya sudah kembali seperti semula, malah sekarang semakin bertambah besar.

"Tante, papah Amoy ada kan?" Tanya Amoy begitu sampai dimeja recepsionist. Kata papah Nathan, Amoy harus sopan jika ingin bertamu ke tempat orang. Dan sekarang Amoy mempraktekkannya, meski itu dikantor papahnya sendiri.

Amoy memang tidak sesering Kenza yang setiap hari mengunjungi Kenzo di kantor. Amoy hanya sesekali datang berkunjung kekantor, satu bulan bahkan bisa dihitung jari saking jarangnya ia mengunjungi papahnya. Semua itu tergantung mood dan keinginan Amoy. Tentu saja ada keinginan Amoy yang harus Nathan turuti, mengingat bagaimana sifat Amoy selama ini.

"Tuan Nathan ada diruangannya, nona!" Perempuan yang bertugas di meja recepsionist itu menjawab sopan, tentu saja ia tahu betul gadis berseragam SMA didepannya ini. Setiap karyawan baru pasti akan diberitahu akan sosok gadis didepannya.

"Makasih ya tante, dadah!" Amoy mengucapkan terimakasih sambil melenggang pergi dengan rambut panjang yang ia sibak ke belakang.

"Ini cara naiknya gimana ya? Amoy nggak tau ih!" Kata Amoy mengerucutkan bibirnya, tepat saat ia masuk kedalam lift yang ada di loby kantor. Terang saja, selama ini Amoy selalu naik lift jika didalamnya ada orang.

"TANTE! PENCETIN TOMBOL LIFTNYA IH!" Perempuan yang berada dibalik meja recepsionist tersentak kaget. Ia menoleh, dan mendapati anak bossnya itu tengah menatapnya kesal. Buru-buru ia bangkit berdiri dan menghampiri Amoy yang berada didalam lift yang letaknya di ujung kanan loby kantor.

"Makasih tante!" Ucap Amoy ceria usai perempuan recepsionit tersebut memencet tombol lift. Wajah Amoy terlihat bahagia, berbeda dengan tadi yang kesal dan tidak enak dilihat.

***

"Disini tembok disana tembok, dimana-mana tembok hitam..." Amoy bernyanyi di sepanjang lorong, lorong yang menghubungkan dengan ruangan milik Nathan. Hanya ada satu ruangan dilantai enam belas ini, dan itu ruangan Nathan seorang.

"Ih lorongnya serem, nanti Amoy minta papah ganti warna pink habis itu digambarin hello kitty!" Celoteh Amoy sambil berimajinasi.

"PAPAH!" Panggil Amoy dengan suara keras. Ia melangkah lebar-lebar menghampiri Nathan di sofa. Wajahnya memerah tanda jika ia marah, begitu sampai didepan sofa, Amoy menjulurkan kedua tangannya kemudian mendorong orang tersebut....

"BRUKK!" Terdengar bunyi benturan keras yang menghantam lantai. Amoy dengan hidung yang kempas-kempis menatap penuh permusuhan pada seonggok tubuh yang jatuh menungging karena ulahnya barusan.

Amoy berkacak pinggang, jari telunjuknya menuding kearah seseorang tersebut tanpa adanya sopan santun.

"TANTE JANGAN DEKET-DEKET PAPAH DONG!"

"DUDUKNYA TANTE NGGAK USAH MEPET-MEPET DONG!"

"CUMA AMOY YANG BOLEH DEKET-DEKET PAPAH! TANTE NGGAK BOLEH!" Amoy ngegas, ia tidak suka pada tante girang yang duduknya mepet papah Nathan.

Masih dengan perasaan kesal, Amoy menghampiri papah Nathan yang tengah duduk santai di sofa, sibuk mengoreksi proposal yang tadi dibawa wanita yang kini duduk di lantai. Nathan akan memberikan reward untuk para karyawan karena telah membuat pendapatan perusahaan mengalami kenaikan.

"Kamu bisa pergi!" Ucap Nathan dingin, tangan kanannya mengelus paha Amoy yang saat itu memakai rok tutu diatas paha.

"Tap....tapi tuan...!"

"Baik tuan!" Ucap pegawai tersebut saat Nathan menatapnya tajam.

"Papah!" Amoy mendekati Nathan, tangannya bergelayut manja dilengan papahnya.

"Kenapa hn?" Tanya Nathan lembut, jemarinya semakin masuk kedalam, menekan lembut vagina tembem anaknya.

"Ahh!" Desah Amoy, ia merapatkan pahanya saat tangan papahnya semakin nakal, masuk kedalam celah celana dalam miliknya.

Amoy semakin mendekat, merebahkan kepalanya pada bahu Nathan. Kedua matanya merem-melek kala jari telunjuk papahnya mengaduk lubang vaginanya.

"Ahh...ahh!"

"Amoy pengen cipok papah ahh!"

Nathan mendekat, menyodorkan lehernya untuk di cipok oleh Amoy.

"Hhh!" Nathan menggeram rendah, ia menarik salah satu tangan Amoy kebawah, si kecil bangkotan ingin dipuaskan.

"Pengen pipis papahh ahh!" Amoy tersentak, cairan putih kental membasahi celana dalamnya, termasuk jari Nathan yang basah kuyup terkena orgamesnya.

Nathan mengusap lembut peluh diwajah Amoy, kemudian mencium bibirnya lembut.

"So beautiful!"

"Amoy emang cantik papah!" Jawab Amoy terengah-engah.

"I know honey!" Nathan meletakkan berkas yang sejak tadi ia pegang ke atas meja.

"Puasin dia honey!" Tangannya mengelus pipi Amoy.

Amoy langsung berdiri tegak, ia duduk bersimpuh didepan Nathan, menarik resleting celana papahnya dan mengeluarkan burung bangkotan yang telah menegang sempurna.

"Wahh berdiri!" Kagum Amoy, sebelum melahap habis penis Nathan kedalam mulut kecilnya.

"Ahhh!" Nathan mendesah, penisnya terasa hangat didalam mulut anaknya. Tangannya merambat kebawah, meremas kedua payudara Amoy, menariknya kuat membuat Amoy menjerit nikmat.

Amoy lalu mengocok penis Nathan yang tidak sepenuhnya masuk didalam mulutnya. Meremas bahkan memainkannya sesuka hati.

"Sssshhhh...Jangan digigit honey!" Ucap Nathan saat Amoy menggigit penisnya dengan gigi.

"Ahh!"

"Sebentar lagi honey!" Nathan menarik rambut Amoy, membantu mempercepat kocokannya saat dirasa ia akan keluar.

Amoy menghisap kuat si penis bangkotan, meremas kuat batang penis Nathan dengan kuat hingga....

"Ahh!" Nathan menghentakkan penisnya kedalam mulut anaknya hingga mencapai kerongkongan, seketika Amoy langsung batuk dan melepaskan penis Nathan dari mulutnya

"Open your mouth honey!" Amoy menurut, ia membuka mulutnya, menantikan ingus putih papahnya.

"Ahhh!" Desah Nathan mengeluarkan seluruh cairan spermanya kedalam mulut Amoy.

"Ditelan honey!"

Sekali lagi, Amoy menurut tanpa bantahan. Menelan semua cairan sperma papahnya.

"Rasanya beda, nggak kayak ingus Amoy kalo pilek papah!" Komentar Amoy.

Nathan menggelengkan kepala, ia menarik tubuh Amoy agar berdiri, kemudian memberi kecupan panjang pada bibir wanitanya.

"Thank you honey!"

***

TBC

MY Hot Papa_MHP (END_TERSEDIA PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang