DUABELAS

13.8K 94 0
                                    

Pagi ini Amoy tengah bersiap masuk ke sekolah dengan papah Nathan yang akan mengantarnya. Amoy juga akan menjemput Kenza di kediaman Aditama, kemarin Amoy tidak jadi menjemput Kenza karena habis disodok pakai penis Papah Nathan yang sudah bangkotan.

"Nanti pas sampe sekolah Amoy mau pamer sama Kenza habis disodok penis papah!" Amoy berbicara sendiri.

"Kenza pasti ntar nangis. Terus Amoy jadi senang. Yee disini senang, disana senang... dimana-mana Amoy senang." Ucap Amoy sambil bernyanyi.

"Ihh Amoy cantik banget!" Amoy memuji dirinya sendiri sambil memutar-mutar tubuhnya, gadis yang kini telah resmi menjadi wanita itu begitu betah berlama-lama mematut didepan cermin.

"Non Amoy," mulut Amoy maju sepuluh centi kala kegiatannya bercermin di ganggu oleh salah satu maid dirumahnya.

"APA?" Amoy ngegas. Ia berbalik dan dengan kasar membuka pintu kamar sambil berkacak pinggang. Menatap sengit pada maid yang pakaiannya kurang bahan.

"Tuan besar sudah menunggu anda di meja makan nona!" Ucap maid tersebut dengan suara lembut, namun bagi Amoy terdengar menjengkelkan.

Maid didepannya ini adalah maid baru yang sering pamer dada didepan papahnya. Amoy tidak suka, dan Amoy sudah mengibarkan bendera perang semenjak maid tersebut menginjakkan kakinya di rumah ini.

"Ih nggak usah sok lembut gitu. Mentang-mentang ada papah sok-sok'an jadi orang baik. Ntar nggak ada papah kayak setan!" Kata Amoy cukup kencang, hingga Nathan yang berada di meja makan bisa mendengar.

Memang, sejak insiden Amoy yang jatuh dari tangga saat kecil dulu, Nathan memutuskan untuk memindahkan kamar Amoy di lantai bawah. Sedangkan kamar Nathan berada dilantai atas. Sengaja Nathan membuatnya seperti itu, salahkan saja sifat Amoy yang kelewat bar-bar seiring ia beranjak remaja dan membuat Nathan harus sering-sering mengucap kata sabar.

"Bik Sarah nggak usah sok cantik gitu. Nggak usah pamerin dada bibik. Dada kecil gitu aja bangga."

"Gedean punya Amoy nih!" Amoy membusungkan dadanya tepat didepan wajah Sarah.

"Gede kan dada Amoy!" Ucap Amoy sambil berlalu, ia buru-buru menemui Papah Nathan yang duduk di kursi makan.

"Papah, papah. Tadi Amoy habis pamerin dada Amoy sama Bik Sarah loh!" Kata Amoy pamer, ia duduk di pangkuan Nathan dengan tiba-tiba. Membuat Nathan sedikit terhenyak.

"Papah udah denger honey!"

"Amoy nggak suka sama Bik Sarah. Papah usir dong!" Amoy mengayunkan kakinya sambil menatap permusuhan ke arah Bik Sarah yang baru saja meletakkan sup iga di meja makan.

"Kamu dipecat!" Ucap Nathan santai.

"Tapi tuan...."

"Saya rasa telinga kamu tidak tuli." Kata Nathan dingin.

"Kamu bisa pergi!" Nathan mengusir.

Bik Sarah mengepalkan kedua tangannya erat, dalam hati ia berjanji akan membuat majikannya itu bertekuk lutut didepannya dan si kurcaci sombong itu menangis darah.

Dengan amarah yang membumbung, Bik Sarah berbalik pergi meninggalkan keduanya. Ya, untuk saat ini pupus sudah harapannya menggoda majikannya. Tapi, lihat saja nanti, ia akan kembali.

"Yeee, dipecat." Amoy bertepuk tangan heboh. Tubuhnya bergerak kesana-kemari hingga tidak sengaja menyenggol milik Nathan yang bangkotan.

"Mmhh!" Geram Nathan tanpa sadar. Ia menahan pinggul Amoy dan mulai menggesekkan si bangkotan pada vagina Amoy yang terbalut celana dalam.

MY Hot Papa_MHP (END_TERSEDIA PDF)Where stories live. Discover now