ENAM

19K 165 2
                                    

"Pagiku cerahku matahari bersinar...." Amoy bernyanyi dengan riang gembira sembari menuruni anak tangga menuju meja makan. Disana papahnya sudah menunggu dan otomatis Amoy berhenti bernyanyi.

"Selamat pagi papah!" Sapa Amoy ceria.

Nathan tersenyum, "Selamat pagi honey!" Balas Nathan menarik Amoy duduk dipangkuannya.

"Anak papah udah harum." Nathan menghirup leher Amoy yang wangi, sesekali menggigitnya hingga tampak bekas kemerahan yang mencolok.

"Ngghh."

"Amoy mau suap papah!" Kata Amoy, ia membiarkan papahnya yang bermain dikedua dadanya yang sekarang berubah bentuk. Jadi besar, nggak kecil lagi.

"Dada Amoy sekarang tambah gede loh pah." Amoy mengadu, tangan mungilnya menggapai roti tawar yang ada ditengah meja makan.

"Nasi goreng aja honey, kamu nanti upacara. Papah nggak mau kamu pingsan!" Amoy menurut, ia tidak jadi mengambil roti dan berganti menyendok nasi goreng kedalam piring sesuai kata Papah Nathan.

"Madep sini, balik badannya. Papah mau lihat dada kamu!" Nathan memutar tubuh Amoy agar menghadapnya. Tangannya dengan terampil membuka setiap kancing seragam Amoy. Membuka bra hingga menampakkan payudara anaknya yang kini membesar karena ulahnya yang suka meremas-remas setiap malam.

"Suka nggak kalo papah remes gini dadanya?" Nathan menatap anaknya yang kini merem melek keenakan.

"Suka. Amoy suka papah, ahh!"

Nathan mendekatkan wajahnya tepat didepan puting Amoy yang menegang, menjilatnya sekilas kemudian menghisap layaknya bayi.

"Nggh."

Nathan semakin menggila, saat rintihan keenakan itu keluar dari mulut anaknya. Jemarinya turun kebawah membelai vagina Amoy dari balik rok sekolah yang dipakainya.

"Mmhh papah!" Amoy memekik, ia squirt. Hanya dengan belaian jemari Nathan, gadis cantik itu langsung ngompol dicelana. Nafas Amoy terengah-engah, merasa aneh karena jika ia pipis sendiri pasti tidak lelah seperti ini.

"Amoy kalo pipis sama papah pasti capek tapi enak." Amoy berkata polos, membuat Nathan tertawa tampan.

"Lebih suka pipis bareng papah apa pipis sendiri?"

"Sama papah dong!"

Nathan tersenyum puas mendengar jawaban anaknya, ia mengecup bibir Amoy dengan gemas, menghisap dan nengajak lidah anaknya bermain dengan lidahnya.

Mata Nathan berkabut napsu saat Amoy begitu pasrah dalam kungkungannya.

"Amoy paling suka kalo papah cium ininya Amoy." Amoy mengatakannya sambil menuntun tangan Nathan kebawah, tepat kearah vaginanya.

Meski Amoy hanya berkata jujur, namun ditanggapi lain oleh Nathan yang isi kepalanya cuma selangkangan. Menurutnya, ucapan Amoy barusan seakan sebuah perintah untuk ia lakukan.

Well, jika terus seperti ini. Nathan yakin cepat atau lambat anaknya ini akan ia bobol.

"Amoy ijin aja ya honey?" Nathan meminta, tiba-tiba saja ia ingin menghabiskan waktunya dengan Amoy, berdua didalam kamar.

"Kenapa? Amoy mau masuk sekolah papah!" Amoy menolak kemudian berbalik untuk menyuap nasi goreng miliknya yang berada dimeja makan. Berbeda dengan Nathan yang memutar otaknya agar Amoy mau menuruti maunya.

"Kepala papah pusing. Amoy mau temenin papah kan? Nanti Amoy jadi dokternya papah!" Akhirnya dengan lancar jaya Nathan mengeluarkan alasannya. Ia yakin seribu persen anak gadisnya itu tidak akan menolak.

MY Hot Papa_MHP (END_TERSEDIA PDF)Where stories live. Discover now