VI: Closer

1.1K 235 72
                                    

𝓮𝓷𝓳𝓸𝔂

🌻

Hinata menghela nafas, ia benar-benar baru merasakan nyamannya pulang diantar dan dijemput oleh Sasuke setelah lama tidak merasakan sesak kereta di jam pulang kerja. Sasuke yang sibuk dan aktifitas klubnya membuat Hinata harus pulang dengan kereta yang sesak.

Mata hitam itu terus menatap lekat pada gadis yang tengah berdiri berhimpitan dengan pelajar lain, ia bernafas lega karena orang-orang disekeliling gadis mungil itu adalah wanita. Ia menurunkan topinya untuk menutupi wajahnya saat ia rasa Hinata menoleh kearahnya.

Kabuto mengambil kesempatan untuk mengikuti gadis itu hingga masuk ke dalam kereta. Ia ingin memulai semuanya dari awal lagi, mungkin jika Hinata bisa mengerti ia tidak akan menyakitinya mereka bisa berinteraksi seperti biasa lagi, ia bisa membelikan barang-barang lucu untuk gadis itu lagi.

Kereta berhenti setelah 15 menit diperjalanan. Hinata turun di stasiun itu dengan beberapa orang, Kabuto mengikuti dari belakang. Ia cukup asing dengan area itu, karena ia tak terlalu sering keluar area tempatnya bekerja.

Hinata dengan santai keluar dari stasiun, gadis itu juga sempat berhenti untuk membeli sesuatu di mini market. Kabuto meneliti sekeliling, mengingat jalan dan nama jalan yang gadis itu lalui.

"Niisan?" suara lembut gadis itu membuat Kabuto berhenti dan berlindung di balik gang kecil, "Aku baru saja turun dan membeli bahan makanan, apa niisan masih di kantor?"

'Niisan?' batinnya.

Gadis pujaannya tengah bicara dengan seorang laki-laki lewat telepon dan ia yakin orang itu adalah orang yang sama yang tempo hari lalu memeluk bahu Hinata dengan manja.

Tangan Kabuto mengepal, harusnya Hinata tak bicara dengan nada khawatir pada lelaki sialan itu.

"Niisan tidak ke apartemen hari ini?"

Pertanyaan itu membuat hatinya terbakar, Hinata? Gadis polos pujaannya mengajak seseorang untuk bertemu ke apartemennya di malam hari?

Sialan.

"Ah tidak... Aku hanya memastikan, kalau niisan ke rumah aku bisa membuat kare lebih banyak malam ini, tapi kalau sibuk aku akan langsung beristirahat nanti."

Kabuto melangkah lebih berani, jaraknya tak begitu jauh, ia bisa mendengar suara Hinata lebih jelas.

Sendirian ya...Jika gadis pujaannya itu berani mengundang laki-laki lain, harusnya kedatangan Kabuto disambut baik olehnya. Ia harus meminta izin dulu pada Hinata kalau ia akan pulang, Hinata pasti membolehkan dirinya ikut pulang bersama.

Toh Hinata sedang kesepian.

"Hinata-chan..."

Kabuto bisa melihat langkah Hinata terhenti, gadis itu tak menoleh dan berjalan kembali seakan tak ada orang yang memanggilnya.

"Hinata-chan ini aku!"

Kabuto mengambil langkah cepat dan berjalan di depan gadis itu. Hinata mendongak, manik unik gadis itu tak fokus.

"A-apa yang kau lakukan di sini Kabuto-san."

Kabuto tersenyum, Hinata mau bicara padanya. "Ah itu... Aku tidak sengaja lewat sini."

"Bohong...Apa kau mengikuti ku?" tanya Hinata memberanikan diri.

"Hinata-chan, aku bisa menemani mu hari ini, kau kesepian kan?" ucap Kabuto lagi tak menggubris ucapan Hinata tadi.

Gadis itu menggeleng cepat, kakinya terasa lemas setiap Kabuto menghampirinya. "Tolong jangan ikuti aku lagi... Ku mohon."

"Kenapa? Apa Hinata-chan tidak senang aku perduli pada mu?" wajah Kabuto berubah khawatir. Hinata menggeleng kembali, "Kabuto-san... Kau membuat ku takut, aku tidak bisa seperti ini terus ku mohon jangan ikuti aku lagi..."

Paradise ● SasuHina (END)Where stories live. Discover now