XV: Another Point Of View

888 167 48
                                    

𝓮𝓷𝓳𝓸𝔂

🌻

Hinata tertidur hampir di sepanjang perjalanan pulang dari pantai. Wajar saja, gadis itu benar-benar menikmati piknik ke pantainya kali ini. Sasuke sebenarnya juga cukup menikmati liburannya kali ini, melihat Hinata yang sangat antusias membuat moodnya menjadi lebih baik.

Sesampainya di apartemen Sasuke membangunkan Hinata untuk beristirahat di kamar. Membawa tubuhnya gontai Hinata membuka pintu yang biasa ia gunakan dan merebahkan dirinya langsung. Sasuke juga menaruh tas bawaan mereka seadanya dan memasuk kamar yang dimasuki Hinata tadi, ia juga lelah dan ingin memeluk gadis itu sekarang, tidur selama satu dua jam mungkin akan membantu menyegarkan badannya kembali.

Posisi Hinata yang sudah tergeletak asal membuat Sasuke menggelengkan kepala. Lelaki itu mengangkat tubuh Hinata dan menaruhnya ke sisi lain, membuat ruang untuk dirinya sendiri. Kasur itu tak terlalu besar seperti kasurnya, tapi berpelukan dan tidur bersama gadisnya di kasur itu mungkin lebih terasa mengasikkan untuknya.

Hinata terbangun beberapa saat, bergumam tak jelas dan dibungkam dengan pelukan Sasuke dan perasaan nyaman saat lelaki itu memainkan puncak kepalanya. Sebuah ciuman kecil di keningnya menjadi hal terakhir yang Hinata ingat sebelum ia kembali ke alam mimpi.

●○●○


Ino tersenyum lebar saat melihat Hinata dengan seragam kafe tempatnya bekerja. Gadis itu sangat senang saat Hinata memberitahu lewat telepon bahwa ia setuju untuk bekerja di kafe selama sisa liburan musim panas ini. Saat di pantai kemarin Ino bilang kafe tempatnya bekerja kekurangan staff. Hinata pun setuju untuk membantu Ino di kafe sampai dengan musim panas berakhir. Mengingat sudah beberapa minggu ini Kabuto tidak pernah terlihat lagi di sekitar kafe menurut penuturan Ino, dan Hinata sudah mulai yakin Kabuto tidak pernah mengikuti dirinya.

Lagipula Sasuke yang sudah kembali bekerja membuat Hinata akan kesepian di apartemen, tak ada salahnya Hinata melakukan kegiatan lain di musim panas ini.

Pemilik kafe yang merupakan kenalan kaka Ino pun merasa tertolong dengan adanya Hinata, kafe itu tiap musim panas mengusung tema berbeda setiap minggunya dan minggu ini adalah maid kafe dan membuat pengunjung sedikit membeludak dari biasanya, mengingat juga hampir semua pelayan kafe itu adalah gadis-gadis cantik dan para pemuda tampan.

"Konan-san! lihat Hinata cantik kan dengan kostum maidnya?!" ucap Ino girang pada sang pemilik kafe, gadis blonde itu juga sangat menyukai seragam maidnya.

"Hinata ku rasa saatnya kau bekerja full time di sini" ucap Konan bercanda. Setelah berbincang beberapa saat kafe itupun dibuka. Benar saja, tak lama para pengunjung sudah memenuhi kafe.

"Aku akan sangat berterima kasih kalau Hinata benar-benar bekerja full time di sini," suara yang cukup familiar itu berkomenter. Lelaki dengan rambut perak dan seragam koki itu menghampiri para gadis yang tengah berkumpul sebelum kafe itu dibuka.

"Hidan-san awas saja kau tidak bekerja dengan benar karena ada Hinata-chan di sini!" seru Ino pada lelaki yang merupakan teman satu geng kakaknya. Hidan tertawa cukup keras mendengar ucapan Ino, gadis itu tahu saja kalau Hidan suka melirik kearah Hinata dengan tatapan yang tidak bisa dikatakan santai.

"Tenang saja, gajih Hidan akan ku potong kalau dia berbuat masalah." Konan ikut tertawa bersama gadis lain yang mendengarnya, terutama Ino dan Hinata. "Sudah, ayo saatnya kita bekerja."

●○●

Pukul 6 sore Ino, Hinata dan beberapa karyawan lainnya mengganti pakaian mereka, shift untuk hari ini sudah berakhir, besok mereka kembali bekerja kembali seperti tadi pukul 11 pagi. Hari ini cukup banyak pengunjung yang datang, mulai dari sekelompok teman dan para couple yang tengah berkencan dan singgah untuk makan bersama.

Paradise ● SasuHina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang