Pandora Box (END)

964 78 8
                                    


Mata rembulan Hinata terbuka, AC yang terasa dingin itu membuat dirinya butuh kehangatan, beruntung ia bisa memeluk lelaki di sampingnya sekarang.

Kemarin malam, setelah pulang berkencan Hinata merasa ingin sedikit clingy dengan kekasihnya. Mengingat beberapa hari ini ia menjalani hari yang melelahkan, ditambah lagi perutnya yang mendadak lapar.

Mungkin dirinya sedang ingin datang bulan, sehingga perasaan ingin dimanja dan rasa lapar yang tak tertahankan semakin menggebu.

Tangan mulusnya membuka selimut dan berjalan dengan pelan keluar kamar.

Apartemen Sasuke terlihat gelap, hanya ada 2 lampu yang menyala, salah satunya lampu di dapur.

Hinata segera mengambil cheese cake dan susu strawberry di dalam kulkas yang ia beli setelah makan malam tadi. Berjalan perlahan sambil menyalakan TV.

Salah satu kebiasaan Hinata adalah menonton acara TV disaat dirinya sedang kelaparan di tengah malam. Ia merasa acara TV tengah malam cukup menarik tapi terkadang sedikit menyeramkan dengan berita-berita tentang pembunuhan dan lainnya.

"Identitas korban yang di temukan di bukit di belakang kuil itu di konfirmasi adalah seorang pemuda bernama
Yakushi Kabuto yang dinyatakan hilang 3 minggu ini melalui kartu identitas di sekitar mayat korban."

Suara lelaki pembawa berita membuat Hinata berhenti. Cheese cake nya saja belum ia sentuh.

"Eh?"

Mata gadis itu lekat pada layar TV. Berita itu menunjukkan lokasi kuil yang terletak di kawasan dekat sekolahnya.

Hinata tak mungkin salah lihat, ia dan Ino pernah menjadi volunteer untuk membersihkan kuil itu setelah acara keagamaan dua kali berturut-turut tahun ini.

"Mayat korban di prediksi sudah terbunuh sekitar 3 minggu lalu. Dengan bukti kuat, terlihat ada beberapa luka tusuk di dada, tulang rusuk dan beberapa tulang lainnya patah. Polisi mengatakan kemungkinan terbesar motif pembunuhan korban adalah kemarahan dan dendam sang pelaku." 

Hinata berdiri tepat di depan TV, tak ingin melewatkan sedikitpun berita tentang stalkernya itu. 

"Untuk saat ini polisi belum menemukan jejak atau bukti lain yang mengarah kepada pelaku." 

Hinata merasakan jantungnya berdetak dengan cepat. Keringat dingin mengucur dari dahinya, tangannya pun terasa bergetar. Mata Hinata menoleh ke pintu kamar milih Sasuke. Entah kenapa dirinya seakan tahu siapa yang membunuh Kabuto. 

Bisikan setan mana, Hinata pun tak tahu tapi ia sangat yakin lelaki di dalam itulah yang telah melakukan hal itu pada Kabuto. 

"Niisan...." bisiknya. 

Hinata lekas menaruh cheese cake tadi kembali ke dalam kulkas, menghabiskan susu di gelas dan masuk ke dalam kamar. 

Sasuke terlihat masih tertidur lelap. 

"Niisan..." panggil gadis itu pelan. Hinata tak tahu kenapa ia ingin bertanya tentang Kabuto sekarang pada Sasuke. 

Pikirannya kacau, apa yang harus ia tanyakan pada Sasuke? 

Lalu kalaupun benar Sasuke yang membunuh lelaki itu apa yang harus ia lakukan? 

Tidak mungkin ia melaporkan Sasuke kepada polisi. 

"Hng?? Hinata?" suara serak Sasuke membuyarkan lamunannya. "Kau tidak tidur?" 

"Aku baru saja dari luar." jawabnya pelan. 

Sasuke bangun dari tidurnya, melilit pinggang Hinata dan menarik gadis itu kembali ke kasur besarnya. "Ada apa? Wajah mu terlihat pucat." 

Hinata menggeleng. Bibirnya kelu, namun kepalanya terasa ingin pecah. 

"Kabuto..." suara Hinata bergetar. Sasuke membuka matanya mendengar nama lelaki itu. "Tadi... aku melihatnya ada di berita..." 

Hinata bisa mendengar Sasuke menarik nafas dalam. Tangan gadis itu membelai wajah Sasuke. "Apa niisan yang melakukan itu?" 

Sasuke bisa mendegar suara bergetar gadis itu. 

"Apa kau akan melaporkan ku Hinata?" Hinata terdiam, apa benar Sasuke yang telah membunuh Kabuto? Apa Sasuke baru saja mengkonfirmasi jika benar ia lah pembunuh lelaki berkaca mata itu?

"Aku...tidak tau" balas Hinata lemas. 

Sasuke bangun dari tidurnya, tubuhnya menghadap langsung pada Hinata, tangan hangat Sasuke menyentuh pipi Hinata, mata gadis itu sudah terlihat akan menangis.

"Apa kau marah pada ku, Hinata?"

Dikegelapan kamar Sasuke, dia bisa melihat air mata Hinata jatuh ke pipi. Seperti cahaya yang meluncur lembut pada permukaan kulit Hinata.

Cantik, itu pikir Sasuke. Hinata yang meneteskan air mata seperti lukisan The Fallen Angel milik Alexandre Cabanel, Sasuke ingin mengabadikan pemandangan didepannya itu. Memuja wajah memerah Hinata yang menahan tangis.

"Aku bingung... Haruskah aku senang karena Kabuto tidak akan meneror ku lagi, atau aku kecewa dengan perbuatan niisan yang begitu gegabah ini." ucap gadis itu lirih menahan segukan.

Sasuke memeluk tubuh Hinata dengan perlahan, enggan melakukan geraka tiba-tiba, takut jika gadis di depannya malah semakin takut dengan dirinya.

"Hinata, aku harus melakukan itu. Kabuto sudah tidak bisa dibiarkan begitu saja, ia akan menyakiti mu lebih dari perbuatan sebelumnya, jadi aku harus membunuhnya."

Sasuke bisa merasakan jemari Hinata menyentuh tengkuknya, jemari lentik Hinata terasa dingin.

Dalam dekapan Sasuke, Hinata menarik nafasnya dalam. Alasan Sasuke sangat rasional. Hinata juga tahu Kabuto sudah sangat membuatnya tak nyaman, bahkan bisa dibilang ia sungguh ketakutan jika harus berhadapan dengan lelaki itu. 

Dan Sasuke selalu melindunginya, hal ini juga bukan pertama kalinya untuk Hinata. Dimana Sasuke rela mengotori tangannya sendiri untuk melindungi Hinata, untuk membuat Hinata lepas dari neraka dunia ini.

"Terima kasih, niisan."

Sasuke tersenyum lega, Hinatanya kini memeluknya kembali, Hinatanya sudah tak ragu dengannya lagi. Sasuke kembali menyelamatkan Hinata dari bahaya yang mengintai gadisnya itu.

- T B C/ END?-


AUTHOR'S Note:

Halooo,

Mungkin sudah banyak yang lupa sama cerita ini yaa huhuhu

Sorry bngt baru bisa update, ini pun mungkin bakal aku end di chapter ini

Sebenernya cerita awalnya endingnya nggak kayak gini, tapi karena sudah terbengkalai bgt aku takutnya malah nggak sampe ke ending...

So, mungkin cerita Paradise sampai sini aja, mungkin kalau ada waktu aku bakal update Rebel, ATAU buat story baru yang pasti masih SasuHina sebagai ganti cerita ini yang end gitu aja. 

Genrenya juga MUNGKIN akan sedikit berat dan bumbu kriminal juga, jadi kalau kalian berminat pleaseeee kasih komen yaa, biar aku juga tau kalian excited atau biasa aja sama next story ini.

Terima Kasih buat reader story ini yang sudah vote dan komen yaa<3 aku selalu baca koemn kalian walaupun kadang nggak sempat kebales <3


Paradise ● SasuHina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang