Chapter 9 : Dealing with Mr. Ex

18.5K 2.1K 78
                                    

Babang Maxi kambeeeek...

Kemarin mau update, eh akunya sakit mata, matanya bengkak dan perih jadi gak buka laptop. Wkwk

Semoga kalian suka ya 😘

Happy reading~

🌺🌺🌺

Lileya mengikuti Maxi hingga mereka masuk ke lorong temaram, dan begitu pintu tertutup suara musiknya teredam tak begitu keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lileya mengikuti Maxi hingga mereka masuk ke lorong temaram, dan begitu pintu tertutup suara musiknya teredam tak begitu keras. Lorong itu sepi, dan langkah mereka terdengar bergema. Sampai tiba di ujung lorong ada satu tangga, Maxi naik diikuti oleh Lileya. Mereka melewati dua lantai sampai tiba di lantai tiga.

Pandangan Lileya mengedar, melihat ke sekeliling. Lantai tiga ini sangat berbeda dari lantai dua. Ini sangat pribadi dan tak tersentuh. Ketika Lileya mengedarkan pandangannya, Maxi berbalik dan segera menyambar tubuhnya dan mendesaknya ke dinding.

Awalnya Lileya terkejut, tapi segera memasang wajah tenang dengan degupan jantung yang terasa menggila. Dia tak pernah berdebar seperti ini jika bersama dengan pria lain, tapi Maxi berbeda.

Maxi berdiri menjulang di depannya, menghalangi lampu yang menggantung hingga wajah pria itu terlihat menggelap. Tatapannya tajam dan berbahaya, dengan rahang yang mengeras. Kedua tangan Maxi berada di pinggulnya, memenjarakan tubuhnya di dinding.

Lileya mendongak, menatapnya dengan senyum menggoda. “Kenapa Mr. Tetangga berubah sangat agresif?”

Maxi berdecih kasar, dia merunduk dan hendak memagut bibir Lileya tapi segera ditahan oleh tangannya. Lileya memberikannya senyum main-main, yang membuat rahang Maxi semakin mengeras.

Tangan Lileya berada di bibir Maxi, merasakan bibir yang biasanya dingin itu terasa panas dan seakan bisa membakar telapak tangannya. Dia menurunkan tangannya ke rahang keras Maxi, membelainya dan merasakan rasa menggelitik dari jambangnya.

“Bukankah kita memiliki pembicaraan?” kata Lileya lagi, dengan senyum menggoda yang disengaja.

“Apa yang ingin kau bicaran?” tanya Maxi akhirnya, setelah beberapa saat diam.

Lileya membawa tangannya ke dada kokoh dan bidang Maxi, membelainya dengan sensual hingga tak sengaja jari-jarinya menyentuh dada telanjang Maxi di balik kemeja yang kancingnya terbuka di bagian atas. Hal itu membuat pandangan Maxi semakin gelap, dan rahangnya mengeras. Lileya bahkan bisa merasakan, gairah jelas menghantam tubuh pria ini. Dia senang menggodanya dengan kejam.

“Aku ingin menjadi dancer di sini,” kata Lileya.

Pandangan gelap Maxi yang penuh gairah berubah dalam sekejap, diliputi oleh kemarahan dan ketidaksukaan. Dia menggeram dan semakin mendesakkan tubuhnya pada Lileya, membuat Lileya terkejut dan segera mendorongnya, tapi Maxi masih menekannya di dinding.

“Maxi,” desis Lileya seraya mendorong dadanya.

“Menjadi penari? Kau tak pernah menari di depanku sebelumnya, dan sekarang kau ingin menari di depan semua orang? Kau ingin membuat semua pria berlomba-lomba memburumu?” geram Maxi.

Dangerous Ex-Husband (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang