Chapter 19 : Disappoint

14.5K 2K 96
                                    

Babang Maxi dan Lileya kambeeeek...

Aku baru bisa update, beberapa hari ini sibuk ngurusin tanaman di rumah, lagi suka banget bertanam. Kalo abis isya biasanya suka ketiduran sebelum update. haha... 😂

semoga kalian masih suka sama ceritanya ya...



🦊🦊🦊




Saat Lileya berlama-lama di pinggulnya, kemudian merayap ke belakang dan menangkap bokong kencang Maxi, dia pun tertawa. "Apakah kau sudah bergairah?"

Maxi menatapnya ketika Lileya mendongak, jelas tatapannya begitu gelap dan dalam dengan kilatan gairah yang tak lagi bisa disembunyikan. Ada geraman rendah diantara giginya. "Apa kau ingin aku cabik-cabik di tempat tidur? Atau kau ingin aku tiduri saat ini juga?"

Lileya mengerutkan dahi, berpura-pura takut mendengar perkataan Maxi yang agak mengerikan. Karena terlalu bergairah, dia bahkan mengganti kata vulgar dengan kiasan yang lebih kejam dan mengerikan seperti orang gila.

"Ah? Apa aku harus takut?" tanya Lileya seraya mengerjapkan matanya, dia menarik kedua tangannya, tapi Maxi mencengkeramnya kuat.

"Tergantung seberapa parah kau tercabik di ranjang," desis Maxi.

Lileya tertawa, hendak mencemooh Maxi yang mudah tersulut gairah. Lelaki mana pun mungkin tak akan memiliki pengendalian diri sebagus Maxi, yang masih bertahan sejauh ini tanpa melakukan apa pun. Jika pria lain, detik di mana Lileya menyentuh dada mereka, mereka akan menyeretnya ke bawah kuasa mereka.

"Sudah bermain-mainnya. Aku masih ada pekerjaan," kata Lileya dengan nada tak bersalah. Semua ucapan sensual dan tatapan menggodanya lenyap seketika. Dia tentu saja hanya ingin bermain-main dengan Maxi sampai pria itu tersiksa sendiri.

Sebelum dia bisa mundur, Maxi sudah mencengkeram kedua tangannya dan membawanya ke bagian bawah dari tubuhnya. Lileya membulatkan matanya, merasakan sesuatu yang tidak seharusnya di sentuh kini berada di kedua telapak tangannya. Dia menoleh ke bawah dan melihat bagian bawah tubuh Maxi sudah siap tempur!

Gawat, aku harus segera melarikan diri, bisiknya dalam hati.

Dengan jari-jari lentiknya Lileya meremas bagian bawah tubuh Maxi hingga pria itu mendongakkan kepala dengan mata terpejam sambil mengerang kasar.

"Lileya," erang Maxi dengan suara serak dan kasar.

Melihat Maxi yang terlena, Lileya menarik tangannya hingga berhasil terlepas, kemudian melarikan diri dengan secepat kilat. Dia keluar dari dapur, dan suara langkah kaki Maxi mengikutinya di belakang. Kini jantungnya berdegup dengan cepat dan menggila. Dia jelas melihat tatapan Maxi yang begitu gelap dan gila, seperti akan menggilasnya sampai hancur.

Buru-buru Lileya masuk ke kamar dan mengunci pintunya, dia bersandar di belakang pintu sambil menyentuh dadanya yang berdegup. Bagaimana pun juga, dia seperti telah membangkitkan serigala dewasa yang liar dan kejam.

"Lileya," erang Maxi di luar pintu. "I want to fuck you!"

Lileya menutup mulutnya, antara ingin tertawa dan takut.

Ketukan di pintu terdengar diiringi suara desisan Maxi, "Buka."

Lileya masih belum menjawabnya, membiarkan Maxi dan dirinya hanya terhalang pintu.

"Oke. Aku masih punya banyak wanita," lanjutnya.

Lileya berbalik menatap pintu, wajahnya berubah kesal dan marah mendengar perkataan Maxi. Dia tak suka pria itu menyebut wanita lain di depannya, terlebih dia tahu jika Maxi akan melampiaskan gairahnya pada wanita lain.

Dangerous Ex-Husband (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang