Implied 2 ~ 14

557 86 14
                                    

💕 Happy Reading 💕

🌿🌿🌿

Tiga hari berlalu, Wang Yibo mulai tidak enak pikir. Dia semakin yakin ada sesuatu yang terjadi. Selama seminggu di Beijing bahkan mereka selalu berkomunikasi dengan lancar. Tapi setelah dia pulang, tiba-tiba mendapati kenyataan seperti ini.

Kekasihnya menghilang tanpa kabar, managernya sendiri tidak mengetahui kemana dia pergi. Tinggal satu orang yang belum dia hubungi, ayahnya Xiao Zhan. Dirinya masih galau antara bertanya atau tidak.

Mungkin disaat kekasihnya ada di rumah ayahnya masih tidak terlalu khawatir, tapi menanyakan keberadaan Xiao Zhan dan ternyata dia juga tidak ada disana, pasti akan merepotkan. Ayah mertuanya akan mencecarnya dengan pertanyaan yang dia sendiri tidak bisa menjawabnya.

Adiknya juga secara mendadak tidak lagi datang ke rumah, dia lebih memilih tinggal di rumah ayah kandungnya.

Kenapa semua orang terkesan menjauhinya?

Wang Yibo memijat keningnya, kepalanya seperti mau pecah, berdenyut seakan di cengkeram kuat. Dia ingat beberapa hari lagi jadwalnya untuk melakukan therapy.

Saat itu siang hari yang menyengat di luar, terlihat dari kaca jendela kantornya di lantai delapan. Matahari bersinar membuat pantulan dari kaca-kaca gedung begitu menyilaukan mata.

Walaupun dirinya sekarang duduk nyaman di kursi kerja yang seolah menenggelamkan punggungnya, dengan AC ruangan yang berhembus sejuk. Entah kenapa kepalanya terasa panas, hatinya dilanda perasaan galau dan resah. Dia juga sangat merindukan kekasihnya, membuatnya semakin gelisah.

Beberapa saat kemudian terdengar ketukan di pintu membuat Wang Yibo yang sedang bersandar sambil menopang kepalanya menoleh. Pintu tebal itu terbuka dari luar dan terlihat asistennya memasuki ruangan dengan wajah prihatin.

"Kau sudah mendapat kabar tentang Xiao Zhan?" Yibo bertanya dan langsung menghela nafas kecewa hanya dalam hitungan detik saat melihat gelengan kepala Paul.

"Kau benar-benar tidak tahu posisi dia dimana?"

"Tuan muda Xiao mematikan ponselnya. Wang Zhuocheng bilang sebelumnya dia sempat menelepon dan memintanya untuk berhenti menerima job dalam waktu yang tidak ditentukan. Setelah itu ponselnya kembali tidak aktif," terang Paul.

Wang Yibo hanya menggumam tanpa semangat.

Ada apa denganmu, Zhan? Kenapa kau seperti ini? Kalau ada masalah kenapa tidak kita bicarakan baik-baik?

Beberapa saat dia mengurut kening sambil menekankan sikut ke atas meja. Suaranya kembali terdengar lemas.

"Dimana Haoxuan?"

"Di kantor cabang, aku sudah menghubungi sekretarisnya dan dia bilang tuan muda datang seperti biasa."

"Hubungi dia dan suruh datang ke rumah sore ini. Aku yakin dia tahu sesuatu. Dia seolah menghindar selama tiga hari ini," Wang Yibo menatap asistennya yang mengangguk samar.

Paul menyerahkan beberapa lembar file, lantas keluar dari ruangan bosnya. Sambil memasuki ruangannya sendiri, Paul merogoh saku dan mengambil ponsel. Tak lama kemudian hubungan telepon pun tersambung.

Wang Haoxuan yang sedang duduk di ruangan pribadinya melirik sekilas pada ponsel yang berbunyi. Sesaat menghela nafas melihat nama yang muncul di layar yang menyala.

"Kenapa, Paul?" suara Wang Haoxuan sedikit tidak nyaman.

"Kenapa tuan muda seolah menghindari bos? Dia terlihat depresi, kalau kau tahu sesuatu lebih baik katakan langsung padanya," Paul mengomel.

𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓑𝓮𝓽𝔀𝓮𝓮𝓷 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓲𝓷𝓮𝓼 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 2][ᴇɴᴅ]Where stories live. Discover now