Implied 2 ~ 28

528 71 11
                                    

💕 Happy Reading 💕

🌿🌿🌿

Studio Xiao Zhan.

Di lantai bawah, Xiao Zhan tidak tahu apa yang dibicarakan kedua orang diatas. Dia hanya takut kalau keduanya terjadi baku hantam yang tak diinginkan. Bagaimanapun masalah ini menyangkut tiga orang.

Semenit kemudian, Xiao Zhan yang merasa gelisah terlonjak mendengar teriakan Wang Yibo. Dirinya yang sedaritadi hanya bisa mondar mandir di dekat tangga tergesa hendak menaiki anak tangga.

Dia menepis pegangan Wang Zhuocheng yang menahan tangannya, namun kembali tangannya dipegang kuat.

Xiao Zhan menatap kesal pada Wang Zhuocheng yang menggeleng pelan.

"Biarkan mereka. Semuanya akan lebih rumit kalau kau ikut campur. Aku yakin setelah semua ini, mereka akan membersihkan semua kesalahpahaman. Kau tunggu saja."

Zhuocheng masih menahan tangan Xiao Zhan sampai pemuda itu akhirnya mengalah. Dia pun terduduk lemas di anak tangga.

Sementara itu di lantai atas, Yangyang sama sekali tidak melawan atau menepis cengkeraman Wang Yibo. Dia melihat dibalik kemarahan itu, sorot matanya begitu terluka. Mata pemuda itu seperti tidak punya semangat hidup.

Wang Yibo masih menarik kerah blazer itu dengan kuat. Meremasnya seolah ingin menghancurkan isi di dalam pakaian yang dia cengkeram.

"Kalau kau tidak datang kesini dan bertemu dengannya, dia tidak akan pernah pergi dariku. Dia akan tetap menjadi milikku sampai detik ini. Kau tidak akan pernah punya kesempatan bersama dengannya. Kau dengar?"

Dia kembali berkata walaupun tidak sekeras tadi, tapi malah terkesan lelah. Cengkeraman tangannya perlahan terlepas dan mendorong dada pemuda itu sampai Yangyang terjajar beberapa langkah ke belakang.

Yangyang membenarkan kerah blazer dan kembali menarik nafas panjang.

"Aku tahu semuanya karena adanya diriku. Dalam hidup ini, aku tidak pernah menduga akan kembali bertemu dengannya. Aku juga tidak berdaya dengan takdir yang mempertemukan kami kembali. Bagaimana aku bisa mencegah semuanya?"

Dia kembali menatap pemuda yang bersandar pada sisi kursi, merasa prihatin karena semuanya memang menjadi begitu rumit. Namun dia harus mengemukakan semuanya sesakit apapun yang mereka rasakan.

"Kalau saja semuanya bisa kukendalikan, aku mungkin akan merebutnya darimu pada awal pertemuan kami saat itu, tapi aku selalu menahan diri, karena aku sadar siapa diriku. Bahkan sampai saat kau menyakitinya, aku masih terus bertahan. Tapi saat dia menciumku di depanmu, aku mulai melepas pertahananku."

"Hentikan!" desis Wang Yibo. Dia terduduk lemas di kursi sofa.

Yangyang beranjak mendekati kursi dan ikut menghempaskan dirinya dengan pikiran kacau.

Sejenak keduanya hening, seolah bingung apa yang akan mereka katakan lagi. Hanya terdengar helaan nafas masing-masing yang sama-sama berat.

"Apa kau benar-benar akan menahan dia selamanya?" akhirnya Wang Yibo kembali bersuara, sudah tidak seemosi tadi.

"Aku tidak tahu," Yangyang menyahut lemah. Kedua tangan menyapu rambutnya dan mendongakkan kepala pada sandaran kursi.

"Kau terkesan tidak mencintainya," Yibo menuduh dengan lirikan tajam.

"Aku tidak bisa selamanya disini."

"Kalau begitu lepaskan dia."

"Bagaimana kalau aku memaksanya untuk ikut denganku?"

𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓑𝓮𝓽𝔀𝓮𝓮𝓷 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓲𝓷𝓮𝓼 [𝓢𝓮𝓪𝓼𝓸𝓷 2][ᴇɴᴅ]Where stories live. Discover now