If Renjun is Jaemin's Homosexual Friend

37.6K 2.3K 143
                                    

n.) saking sangenya sampe lupa pencet bintang? awokwokwok.


Jaemin sedang menikmati waktu luangnya di kamar kos, hanya tiduran sembari bermain ponsel. Ini hari kamis dan tidak ada mata kuliah, uang bulanannya juga sedang menipis, jadi dirinya tidak bisa berpergian. Itulah alasan mengapa dirinya hanya mendekam di kamar kos.

Tiba-tiba terlintas pikiran tentang temannya, "Renjun sedang apa, ya?"

Buru-buru dirinya mendial nomor Renjun, di hari kamis biasanya teman homonya ini sedang tertidur pulas.

"Halo, Ren?" Jaemin mengawali percakapan begitu telfonnya terhubung.

"Kenapa nelfon pagi-pagi?" Renjun terdengar sewot.

Jaemin terkejut lalu terkekeh, "Tumben sudah bugar, biasanya masih ngiler."

"Ada nenek lampir mampir ke kosan, dari pada tidak sedap di pandang, lebih baik bawa keluar."

Jaemin tertawa, ternyata temannya sedang dalam musibah bersama pacarnya. Jangan salah, keduanya memang berteman dekat. Hanya pertemanan biasa dengan label homo yang tersembunyi, walau melenceng keduanya sudah memiliki pacar.

Entah bagaimana awalnya Renjun yang terkapar di kamar kos Jaemin setelah malam keakraban anggota BEM fakultas, karena Renjun tinggal sendiri Jaemin berinisiatif untuk mengantarnya ke kos. Tetapi Jaemin berfikir kembali, siapa yang akan merawat Renjun jika dirinya pulang.

Akhirnya ia membawa Renjun ke kos, dirinya akan merawat Renjun hingga sembuh nanti dan menanyakan alamatnya untuk di antar pulang. Dasarnya Renjun, orangnya kecil dan cerewet, lemah juga. Jam 1 malam dirinya terbangun dan merasa sesak pada selakangannya, ada cairan putih yang menembus celananya dan membasahi sprei kasur.

Dirinya mengamati sekeliling, ia yakin bahwa ini bukan kamar kosnya. Matanya tepat berhenti pada tatapan Jaemin yang terbangun saat itu juga.

"Kamu, ereksi?" pertanyaan yang mengawali semuanya, tentang bagaimana awalnya pertemanan dengan label homo ini terjadi.

Jaemin merapikan meja belajar dan kasurnya, setelah kencan dengan pacarnya nanti Renjun akan mampir ke kamar kos Jaemin. Jangan berpikiran mesum, Jaemin baru saja dibelikan ps 5 oleh kakak sepupunya, Kak Doyoung.

Baru saja dibicarakan, Kak Doyoung menelfon. Buru-buru dia angkat telfon dari kakak sepupunya itu, kalau tidak diangkat dirinya bisa kena omel sepanjang rel kereta.

"Henlu?" Jaemin terkikik karena mengawali percakapan dengan nada lucu yan juga direspon kekehan dari kakak sepupunya.

"Ps dariku sudah sampai?"

Jaemin spontan mengangguk sembari melempar gulingnya, ponselnya ia jepit antara bahu dan kepalanya, "Sudah, kemarin minggu. Kakak kerja?"

"Bagus, jangan sampai nilainya melorot, jangan terlalu stress belajar juga. Ini sudah di kantor, sebentar lagi juga bos datang."

"Jangan lupa sarapannya, kak." Jaemin duduk di kursi meja belajarnya.

"Oke, naikkin indeks prestasi kamu! Awas jangan turun!"

Telfonnya ditutup dan meninggalkan Jaemin yang kebingungan, apa yang harus dinaikkan? Indeks prestasinya sudah maksimal. Bahkan dosennya pun bingung karena Jaemin terlalu pintar.

Ia kembali merapikan kamarnya, bukan kos yang besar. Hanya muat satu lemari, satu kasur, satu meja belajar dan satu televisi. Itu pun sudah bersyukur mengingat Jaemin membiayai hidupnya sendiri. Ia bekerja sampingan sebagai model dan sales parfum. Gajinya lumayan untuk orang setampan dirinya.

IF 🔞 - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang