If Renjun is Invited to a Wedding

21.8K 1.2K 145
                                    

Speaker's talking

Kapten Divo siap memandu perjalanan kapal JaemRen mengarungi lautan hijau penuh rintangan. Bagi para penumpang kapal silakan untuk memeriksa kembali barang bawaan anda termasuk tiket (vote), koper (komentar), dan hal penting lainnya. Jangan lupa untuk berlangganan (ikuti akun) dan ikuti jalur pelayaran yang dipimpin oleh kapten kami tercinta.






DIVOLOUS FANCY PRESENT






Jaemin meringis saat mendengar ocehan ibunya tentang pasangan hidup setelah melihat undangan dari Mark, kakak sepupunya. Ia merutuki bibi Jisoo yang datang tiba-tiba dan mengantarkan undangannya secara langsung, dirinya juga tidak paham mengapa pula harus bibi Jisoo yang mengantarnya?

"Dia klien di butikku dan kebetulan aku ingin bertemu dengan ibumu, jadi sekalian saja aku bawa undangannya untukmu. Lalu, kapan kamu akan menyusul Mark? Usiamu sudah memasukki kepala tiga." Cerca Bibi Jisoo.

"Naneun Medusa aniya." Balas Jaemin konyol, dirinya geram karena terus-menerus dipaksa menikah saat perusahaannya ditingkat pasar yang bagus.

Semua orang tentu saja mendahulukan karirnya daripada berumah tangga, lagi pula Jaemin masih 29 tahun, kok. Kumisnya masih tumbuh tipis-tipis dan perutnya tetap membentuk kotak-kotak berjumlah 8, ia menepuk perutnya saat berkaca. Kembali memikirkan kapan dirinya akan menikah.

"Aish!!!" jeritnya sembari mengacak rambutnya.

Ia membanting dirinya ke atas kasur, wajah mengejek Mark terpampang jelas dalam khayalannya. Kakak sepupunya itu pasti mengejek dirinya karena datang sendirian ke pesta pernikahan, itu tidak bisa dibiarkan. Jaemin harus menyewa seseorang untuk berpura-pura menjadi kekasihnya dalam menghadiri pesta itu.


Renjun baru saja selesai les sore, dirinya duduk didepan minimarket untuk satu cone eskrim vanila. Kimia benar-benar menguras otaknya dan ia benci itu, kaki kecilnya menendang-nendang udara kosong didepan. Sorenya benar-benar damai sebelum seseorang berjas mendatanginya dan menyeret paksa ke dalam mobil.

"M-mwoyaaa?!"

"Ahjussi!!!!!!"

"Eskrimku... YAKKK!! Ahjussi?! Ambwoyaa??"

Renjun terus meronta-ronta bahkan menarik rambut kedua pria berjas yang mengapitnya di kanan dan kiri badannya, apakah ini penculikan anak kecil? Aish! Renjun bahkan belum membahagiakan kedua orang tuanya, apakah hidupnya hanya sampai disini? Tidak! Renjun harus memberontak.

"Ahjusssssiiii!!"

"Dagingku keras!"

"Ahjussi, tolong turunkan aku!"

"Ahjussi, menculik seseorang dapat terkena pidana berat, lho."

Nihil. Semua pria berjas didalam mobil itu tidak ada yang menggubrisnya sama sekali, Renjun menghempaskan badannya dan duduk dengan diam menikmati kebosanan. Ponselnya dirampas ketika adegan seret menyeret tadi, ia terus berfikir apakah kedua orang tuanya memiliki musuh atau dirinya yang memiliki musuh.

Mobil yang ditumpangi tiba didepan rumah besar yang mampu membuat Renjun menganga, orang yang menculiknya pasti ada didalam. Renjun berlari ke dalam setelah pria berjas melepaskannya, dengan gesit ia menuju ke ruang tengah yang ternyata ada seseorang duduk di sofa dengan tenang.

IF 🔞 - JAEMRENWhere stories live. Discover now