IF JAEMIN WAS SICK

20.7K 1.1K 180
                                    

Speaker's talking

Kapten Divo siap memandu perjalanan kapal JaemRen mengarungi lautan hijau penuh rintangan. Bagi para penumpang kapal silakan untuk memeriksa kembali barang bawaan anda termasuk tiket (vote), koper (komentar), dan hal penting lainnya. Jangan lupa untuk berlangganan (ikuti akun) dan ikuti jalur pelayaran yang dipimpin oleh kapten kami tercinta.









DIVOLOUS FANCY PRESENT









"Sayaaaaaaaang..." bibir tipis merah muda itu maju beberapa centi setelah panggilan diangkat oleh seseorang diseberang sana, piyama merah muda dengan motif hati itu sudah tidak berbentuk karena pemilik badan berguling-guling diatas kasur, "Kapan pulangnya? Lama banget ih!"

Jaemin- pria muda yang sedang membenarkan tata letak piyamanya itu semakin mengerang saat mendapat jawaban yang tidak sesuai, "Okelah. Kalau udah pulang, pulang. Jangan main- jangan sama Jenooooooooo~"

Riwayat terakhir bantal guling berwarna biru polkadot ialah terjatuh dari atas ranjang akibat tendangan pria muda berusia 21 tahun, "Kamu 'kan pacar aku, bukan pacar Jeno. Cepet pulaaaang!"

"Iya, iya. Habis ini pulang."

Jaemin tersenyum lebar, mengabaikan rasa pusingnya, "Ok. Semangat pacar aku, muah."

Ia terhuyung ke samping saat ingin mencoba berjalan, dengan sisa tenaganya yang sudah terkikis habis, Jaemin berjalan ke dapur untuk menelan satu tablet pereda nyeri. Jadwal koasnya kosong hari ini, setelah menyelesaikan laporan magang hampir semalam suntuk, Jaemin jatuh sakit dan merepotkan kekasihnya. Itu adalah kegiatan paling menyenangkan selain menggagahi kekasihnya, aha!

Jaemin menyilangkan kakinya dengan semangkuk popcorn caramel diperutnya, tangan kirinya sibuk menekan angka-angka di remote, "Apa 'sih, bosen. Masa ngga' ada kartun? Sinetron terus, pantas dongo." Gerutunya.

Drrrrttt... Drrrrttt...

Gawainya bergetar secara beruntun, menandakan panggilan masuk. Segera Jaemin angkat saat layar menampilkan 'Bunda Pacar Jaemin Bukan Pacar Ayah'.

"Halo, nyonya besar tercinta. (Sroooott...)" Sapa Jaemin dengan santai sembari menyumpalkan tisu pada hidungnya.

"Halo? Kakak sakit?" Jaemin bertepuk tangan heboh, ibunya benar-benar seperti cenayang. Memang benar kalau ibu adalah cinta pandangan pertamanya, "Bunda tau dari Renjun."

Gak jadi.

Jaemin malas seketika, pacarnya itu sekarang bercita-cita merebut bundanya.

"Cuma kecapean aja, bun. Besok udah sembuh, kenapa?" Jaemin menyingkirkan semangkuk popcornnya dan duduk dengan benar.

"Bunda kemarin sudah isi keperluan dapur, coba kakak buka kotak P3K. Ada kompres demam."

Jaemin meloncat ke dapur dan membuka kotak P3K sesuai yang diminta, "Bun, ini 'kan untuk anak 12 tahun. Jaemin udah 21 tahun, bunda, ah~" protesnya sembari membaca keterangan dibalik bungkus kompres demam.

"Udah pakai aja, kak." Walaupun protes, Jaemin tetap memakainya dengan bantuan cermin didepan kulkas. Ia membuka kulkas dan mengambil segelas air dingin, "Jangan minum es."

Lidahnya bahkan belum bertemu dengan pinggiran gelas, Jaemin hanya menatap datar gelas yang ada di meja lalu kembali ke kamar. Bunda memberikan beberapa wejangan tentang kebiasaan minum obat kepada anaknya yang berprofesi sebagai mahasiswa jurusan kedokteran, unik.

Jaemin terlelap, obat pereda nyeri yang ia konsumsi mengandung CTM. Terakhir yang ia dengar adalah suara sepatu yang dilepas secara paksa, itu Renjun, ia berlari ke kamar untuk melihat kondisi kekasihnya. Yang ia dapatkan adalah Jaemin dengan kompres demam didahinya dan mendengkur, tawanya sudah diujung tenggorokan. Diam-diam mengambil gawai dan memotret wajah kekasihnya yang sedang sakit itu.

IF 🔞 - JAEMRENWhere stories live. Discover now