If Renjun is a Senior

26.2K 1.5K 171
                                    

Kapten's

Jangan lupa vote dan ikuti akun ini untuk rekonstruksi kapal yang lebih baik. Intip jalur pelayaran lainnya.



Jaemin baru saja menyelesaikan masa orientasinya hari ini, dirinya cukup dikenal saat masa orientasi berlangsung karena kebodohan yang dia lakukan. Pada awal orientasi dirinya memang datang terlambat karena macet dan berakhir dengan hukuman yang cukup melelahkan, namun dirinya tidak menyerah atau kapok karena berangkat terlambat. Kakak kelas cantik dengan nama Huang Renjun itu merasa bosan karena harus terus-terusan memarahi Jaemin yang terlambat selama seminggu.

Sejak saat itu pula Jaemin gencar mendekati Renjun dan cari perhatian didepannya, seperti saat ini contohnya. Jaemin duduk dan sengaja menabrakkan diri ke arah Renjun, "Kak Renjun." Sapanya sembari menaikturunkan kedua alisnya.

Renjun hanya memutar mata malas diselingi dengan sedotan pada teh sitrusnya, sengaja tidak merespon Jaemin karena dirinya tahu Jaemin hanya akan menggodanya seperti biasa. Bahkan belum dijawab pun semua mata tertuju padanya, entah mengapa teman-temannya suka sekali untuk menggoda.

"Kalau dipanggil itu menjawab." Cibir Jeno yang duduk didepan Renjun.

Jaemin mengangguk-angguk, "Bener kata Kak Jeno."

Renjun menghela nafas melihat duo ribut lalu menatap Jaemin, "Ada apa, Dik Jaemin?" jawabnya sembari memiringkan kepala dan tersenyum manis.

Jaemin semakin semangat menggoda Renjun, dirinya menumpukan satu tangan pada meja dan menatap wajah mungil itu. Karena tidak ada jawaban dari Jaemin, Renjun kembali menyibukkan diri dengan tehnya.

Dirinya berbisik pada Renjun, "Lusa ulang tahunku, jangan lupa kadonya." Kemudian mengecup pipi Renjun dan pergi begitu saja sebelum mendapat bogem mentah. Sudah dapat dipastikan semua orang berseru akan kejadian yang baru saja terjadi.

Bel masuk berbunyi, Renjun dan teman-temannya bergegas untuk pergi ke kelas. Mereka berpisah di tangga dan meninggalkan Renjun seorang yang kelasnya jauh berada diujung koridor lantai 3, dirinya terus merutuk mengapa yayasan membangun sekolah setinggi ini.

"KANAN! KANAN!"

Teriakan dari bawah membuat atensinya teralihkan, beberapa anak sedang bermain basket di lapangan utama. Dilihat bahwa Jaemin juga ikut bermain basket, dirinya jadi teringat tentang ulang tahun Jaemin yang akan tiba lusa esok. Apakah dirinya harus membelikannya kado?

"Ah, biar saja." Renjun bergegas masuk ke dalam kelas begitu melihat guru dari ujung koridor.

Aneh sekali, Jaemin selalu menggodanya setiap saat dan itu sudah menjadi hal yang biasa bagi dirinya. Entah mengapa permintaan Jaemin terus terbayang dibenaknya, ada yang tidak beres dengan diri seorang Huang Renjun.

Hati dan pikirannya tidak sejalan, pikirannya terus berkata masa bodoh dengan ulang tahun Jaemin tetapi hatinya terus memberikan keinginan yang besar untuk hadiah istimewa. Disinilah Renjun sekarang, didepan toko pakaian yang sedang tren. Mungkin membelikan beberapa potong baju– bukankah baju sudah biasa dijadikan hadiah?

Renjun menghela nafas dan keluar dari toko pakaian, dirinya bergeser beberapa meter berdiri tepat didepan pintu masuk toko sepatu, ini juga tidak buruk untuk dijadikan hadiah. Beberapa pasang sepatu sudah berada digenggamannya dan sangat cocok untuk Jaemin.

"Berapa ukuran kakinya?" Renjun menarik dalam-dalam nafasnya dan melemparkan sepatu yang digenggamnya ke rak semula lalu pergi dari toko tersebut.

Renjun bergeser ke toko pernak-pernik, dirinya masuk ke dalam dan mencari beberapa aksesoris yang terlihat cocok untuk Jaemin. Laki-laki itu sering terlihat dengan kalung silver dan gelang ditangan kanannya, Renjun berniat untuk membelikan itu. Eh? Tapi Jaemin sudah punya, jadi untuk apa dirinya membelikan itu sebagai hadiah?

IF 🔞 - JAEMRENWhere stories live. Discover now