Between Us 9

4.4K 1K 324
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih bersama om Vin, coba sini aku pengen tahu kalian voter keberapa? Katanya Vincent lima puluh besar dapat voucher belanja tas Gucci dalam mimpi wkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih bersama om Vin, coba sini aku pengen tahu kalian voter keberapa? Katanya Vincent lima puluh besar dapat voucher belanja tas Gucci dalam mimpi wkwkwkwk














"Tidak, Anne. Untuk sekarang bukan Juliet yang ketakutan padaku. Tapi dirimu."

Rasa merinding itu seketika memenuhi sekujur tubuh Anne, gelegak tak nyaman dan juga rasa ngeri perlahan semakin menelannya jauh. Anne tahu setiap manusia itu memang selalu memiliki monster dalam dirinya—mungkin, barangkali. Tapi jika seperti ini, apakah tidak berlebihan? Bagaimana bisa setiap karakter memiliki sisi kelam yang bisa membuat nyali Anne bak terlalap habis oleh bara?

Namun secara perlahan, Anne bisa merasakan cengkraman tangan Vincent pada lehernya mengendur, belakang tubuhnya semakin erat menempel pada tepi wastafel, bahkan punggung bagian bawahnya semakin nyeri kala Vincent tidak berniat untuk menjarak. Lalu dengan mengejutkan, Anne merasakan bibirnya di sapu lembab, basah.

Jantung Anne berdetak gila, Vincent memagutnya tanpa segan, tanpa ragu. Bahkan tangan besar itu sudah menahan belakang lehernya, sebelah tangan lain dengan sigap mengangkat sebelah kakinya untuk terlingkar pada pinggang—pinggang Vincent.

Decakan mengudara, dan Anne merasa dadanya sesak, paru-parunya seperti terbakar. Tidak bagus. Ia tidak siap. Menendang otaknya mati-matian untuk berpikir, dengan reaksi cepat Anne memberikan sedikit gigitan hingga Vincent mengaduh. Ciuman itu terlepas, sengal napas keduanya terdengar. Sial, Anne. Cepat bersikap dengan baik, seperti kau bagaimana mengendalikan dirimu sendiri, bersikap tidak kalah dihadapan orang-orang otoriter yang absolut.

"Hoo, gigitan kecilmu tidak buruk. Aku bisa melakukannya juga asal kau tahu."

Namun di sana, Vincent kemudian tertawa. Kedua pupilnya berkilat, seringainya nampak bersemangat, sorot matanya berkobar, diliputi sekelumit hasrat yang tidak bisa dienyahkan. "Aku tahu kau berbeda," kata Vincent mengejutkan. Mengusap sudut bibirnya setelah memagut Anne sebegitu intim dengan ibu jari. "Aku hampir mengingat beberapa hal, Anne." Vincent tertawa kembali sementara Anne berantisipasi, mencari-cari apa maksud dari kalimat itu. "Tapi ya, itu tidak penting bukan. Persetan dengan perjanjian Taehyung. Aku tidak akan melepaskan dirimu."

Resilience-Between Us ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang