Between Us 14

5.5K 1K 639
                                    




Voter ke berapa nih?







Periston Café terlihat cukup lenggang mengingat malam ini bukanlah akhir pekan. Aroma kafein memenuhi udara, beberapa orang terlihat bercakap-cakap diiringi sayup-sayup musik yang disetel lirih. Seokjin masih mengenakan setelan kantornya, hanya menanggalkan jas pada sandaran kursi sementara dasi birunya tergantung sedikit longgar.

Seorang wanita duduk di depannya, mengenakan kemeja satin berwarna hitam dengan celana jeans terang. Seokjin menyukai bagaimana Leena menata rambutnya malam ini, dikuncir separuh ditambah perona bibir yang membuatnya terlihat semakin cantik. Mereka sudah duduk dan berbincang selama tiga puluh menit, membicarakan isu-isu yang beredar melalui media massa, atau beberapa lelucon sederhana untuk menemani kopi berkurang di dalam cangkir

"Bagaimana keadaannya?" Leena nampak memotong kue coklatnya sebelum menyuap kudapan manis itu.

"Siapa?" dahi Seokjin mengerut tipis.

"Taehyung."

Seokjin membutuhkan waktu tiga detik jeda sebelum menjawab. "Dia terlihat baik-baik saja."

Leena mengangguk paham. "Lalu, keadaan aslinya?"

Sedikit terpekur, dahi Seokjin mengerut tidak sepenuhnya mengerti, namun di sana Leena malah tertawa tipis. Tawa yang rasanya bisa membuat debar jantung Seokjin menggila dengan sempurna. Lena meletakkan cangkir kopinya di atas pisin, lalu menatap Seokjin dengan sorot yang lembut. "Kau bilang Taehyung 'terlihat' baik-baik saja." Lena mengutip udara dengan kedua tangannya. "Apakah itu berarti dia sedang melalui sesuatu? Hanya terlihat baik belum tentu adikmu benar-benar dalam keadaan baik."

Seokjin mungkin bisa memaparkan berbagai macam alasan apa yang ia sukai dari sosok Kim Leena. Namun kepekaan dan rasa perhatiannya adalah yang utama. Seokjin sudah lama jatuh hati pada sosok wanita pemilik toko klinik hewan ini. Awalnya hanya tidak sengaja menabrak seekor kucing, dan hubungan mereka terjalin sampai sejauh ini. Keduanya tidak sedang masa pacaran, namun Seokjin memang tengah mendekati Leena untuk tujuan yang lebih baik—pernikahan.

"Kau tahu sendiri seberapa pendiam Taehyung jika denganku," kata Seokjin, sorot matanya berubah sendu, senyumannya merangkak getir. "Mungkin aku memang tidak berhak mengetahui apapun tentang dirinya dan apa yang yang sudah ia lalui."

"Jangan berkata seperti itu." Leena tiba-tiba mengulurkan tangannya, menangkup tangan Seokjin di dekat cangkir kopinya. "Aku yakin kau selalu berusaha yang terbaik untuk adikmu, jadi tenanglah sedikit."

Apakah Leena tahu mengenai keadaan Taehyung? Ya, Leena tahu. Bisa dibilang Leena adalah satu-satunya orang yang Seokjin ijinkan untuk mengetahui hidupnya. Mungkin hanya dengan Leena Seokjin bisa menumpahkan apa yang ia rasakan, di balik semua tanggung jawab besar yang terpanggul pada pundaknya.

"Bagaimana dengan Juliet?" tanya Leena hingga lamunan Seokjin terpecah, wanita itu nampak nyaman menggerakkan sebelah kaki di bawah meja yang tengah bertumpu pada paha lain. "Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Kenapa kau tidak pernah mengajaknnya datang lagi ke klinik, dia sudah tidak menyukai kucing lagi?"

Ya, dan apa yang Leena singgung adalah alasan terbesar Seokjin kenapa dia menahan dirinya selama ini. Menahan niatan untuk mempersunting Leena dan membawanya pulang sebagai pasangan hidup.  Mengambil napas lalu mengembuskannya perlahan, Seokjin menjawab tenang. "Juliet sudah mulai masuk sekolah, dan terkadang jadwal longgarku tidak pas dengan hari liburnya."

Leena menyulam senyum, tatapan matanya berbinar bak kerlipan berlian. "Ah, cepat sekali, ya...." Lena mengetukkan ujung kukunya pada tepi cangkir. "Aku masih ingat kau menggendong Juliet kecil dan mengajaknya untuk datang. Dan ngomong-ngomong, Julius tidak aku berikan pada siapapun. Kucing itu sudah menjadi penjaga klinik sekarang." Wanita itu tertawa lebih gemas, sementara Seokjin menatap dengan sorot tidak terartikan, namun Seokjin turut tertawa di sana.

Resilience-Between Us ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang