Between Us 24

2.1K 585 225
                                    


Voter ke berapa nih?

*Vincent waktu swaping Tinder

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Vincent waktu swaping Tinder







Anne dulu pernah mengalami hal paling menakutkan dan mendebarkan di usianya yang masih sepuluh tahun, dan itu tidak pernah ia simpan baik-baik di dalam kepala. Sebab, mendapati Mary pingsan dengan suhu tubuh yang sepanas ketel air, gadis itu menangis histeris tidak terkendali sebab berpikir Mary akan meninggalkannya juga.

Sekarang, rasa ngeri itu perlahan merangkak dari dasar tumit kakiknya tatkala Taehyung tidak berhenti berteriak. Pemuda itu terhuyung-huyung, napasnya diraup dengan begitu serakah. Keringat dingin mulai muncul pada permukaan kening Taehyung dan Anne benar-benar menggigit bibir dengan detak jantung tidak kalah kacau.

"Pelan-pelan Taehyung, kau memiliki banyak waktu." Anne berusaha menenangkan tanpa berniat mendekat agar situasi tidak semakin runyam. "Ajak dirimu berbicara secara pelan-pelan."

"A—Anne, ini menyakitkant."

Anne berusaha tak panik. "Ya, aku tahu. Tapi kau bisa melakukannya."

Anne tidak memaksa, itu jelas. Akan tetapi Taehyung memang membutuhkan dorongan yang besar untuk keluar dari gelembung yang selama ini menyelubunginya.

Sedikit demi sedikit, di saat Anne benar-benar yakin bahwasannya Taehyung mampu mengendalikan alternnya, harapan gadis itu perlahan menyusut. Benturan realita mendadak menabrak Anne dengan cepat.

Sama seperti menanam bunga mawar yang membutuhkan waktu tunas, dan bahkan duri yang menyelimuti batangnya, begitu juga Taehyung yang rasanya mustahil untuk bisa mengendalikan alternya secepat ini.

Suara Taehyung terdengar lebih berat.

"Tae—"

Senyuman sang pemuda menyeringai, tangannya lalu merapikan kedua sisi rambutnya. Seperti kebiasaan Vincent yang memiliki kecenderungan untuk terlihat selalu rapi. "Halo, Anneku Sayang. Kau tidak merindukanku?"

Anne merasa seperti baru saja disambar oleh petir mimpi buruk. Bisa dibilang, mental Anne dan logikanya masih bisa menyikapi kehadiran Vincent.

"Ide bagus kau membawa parfum itu untukku," kata Vincent saat ia meregangkan tangannya, tatapan matanya terlihat mengamati banyak hal. "Akhir-akhir ini aku memiliki sedikit kesempatan untuk menikmati hidup dan eksistensiku."

Sayangnya tubuh Anne memiliki reaksi beda. Otot tubuhnya bak memaku, rasa takut terhadap Vincent perlahan menggerogoti keberanian secara nyata. Nyatanya, setiap sel tubuh Anne memiliki trauma. Dia merespons kehadiran Vincent bak ancaman yang benar-benar besar.

Langkah kaki Vincent juga berubah, derapnya terasa lebih tegas—mengintimidasi. Tidak selembut Taehyung, atau tidak seriang Vante, namun suara tapaknya pak hitungan mundur yang membuat Anne semakin beringsut.

"Ah, tatapan mata itu ...." kata Vincent, dengan iris yang berkilat-kilat senang. "Kau selalu bisa membuatku bergairah, Anne. Bagaimana kalau makan malam terlebih dulu? Kau denganku, kita pergi dari sini." Vincent lalu mengalihkan pandangan untuk melirik jam dinding di samping jendela. "Ada waktu beberapa jam sebelum Seokjin pulang. Pria itu bisa pulang begitu tepat waktu di hari-hari tertentu."

Resilience-Between Us ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang