Between Us 28

2.2K 587 307
                                    




Terima kasih sudah dipenuhi tantangannya! Wii, mantul sekali. Tepuk tangan dulu dong untuk kalian muehehehe. Part ini nano-nano, aku tunggu feedbacknya meskipun gak ada target, ya. Biar aku tahu bagian mana yang bikin kalian antusias

Voter ke berapa nih




Anne dulu pernah membaca koran harian saat ia datang ke perpustakaan pagi-pagi sekali. Karena ia berpikir bahwasannya menjejali kepala dengan teori, terasa tidak bijak terhadap kebebasan bermalas-malasan di awal hari. Ia ingat saat Bu Hanbyul menawarinya kopi sesaat sebelum ia membaca headline tentang mahasiswa yang hilang di gunung Achasan saat mendaki. Anne juga sebenarnya senang mendengar cerita-cerita horor atau pengalaman mengenai kegiatan alam.

Itulah kenapa, saat Hera memaksanya untuk mendaki hanya untuk membantu klub pecinta alam memenuhi kuota bisa, Anne menolaknya secara terang-terangan. Anne tak masalah membantu hal lain, tapi jelas tidak dengan mendaki.

Maka, bermodal sedikit rasa takut kendati ia tidak pernah benar-benar berdekatan dengan alam bebas, Anne yakin seharusnya ia yang mendapatkan kursus mengenai kiat-kiat berkemah yang aman saat ini.

"Jadi Ann, apa saja yang kita butuhkan untuk berkemah?" tanya Taehyung yang sekarang duduk pada tepi ranjangnya, masih menjaga jarak aman dengan Anne yang berdiri mematung sejak beberapa saat lalu. "Aku tak memiliki banyak barang untuk dibawa."

"Jul tidak bisa tidur tanpa Romeo, Tante Ann," celetuk si bocah yang entah bagaimana sudah turut menjajakkan kakinya ke dalam kamar Taehyung begitu saja. Ia memeluk sebuah boneka beruang berwarna cokelat dan Anne yakin Romeo asli tidak memiliki bulu sekujur tubuhnya. "Kalau Tuan Romeo dibawa berkemah boleh, tidak?

Pertanyaan itu membuat Anne menjadi pusat perhatian mendadak? seperti ia tengah melakukan sebuah pertunjukan pentas kecil dengan minim penonton. Mengembuskan napas singkat dengan mata bergerak ke sana kembali mendapati tiga tas kosong yang disiapkan Bibi Song tergeletak, Anne tidak sepenuhnya yakin apa saja yang harus dimasukkan selain jaket tebal.

"Emm ... mungkin sesuatu hal yang penting?" Anne menggaruk pelipisnya semakin ragu dengan kemampuan analisis bertahan hidupnya.

Juliet mengangguk, terlihat paham sekali. "Tuan Romeo penting."

"Buku," celetuk Taehyung selanjutnya.

Singkat, padat dan membuat kepala Anne semakin penat.

Sampai tidak lama kemudian, keriut pada pintu kamar Taehyung terdengar, diikuti oleh presensi Bibi Song yang sejenak mengulas senyum tanpa benar-benar masuk. "Nona Anne, saya sudah menyiapkan baju Juliet dan Tuan Muda Taehyung," katanya.

Entah sejak kapan Anne melihat seseorang bak memiliki sepasang sayap pada punggung, berkilauan seperti didirus oleh cahaya matahari langsung di tengah musim panas yang terik. Pokoknya, Bibi Song seperti penyelamat sejati.

"Apakah saya boleh masuk, Tuan Taehyung?" tanya Song sopan tatkala tangannya menepuk-nepuk tumpukan baju yang dibawa di depan dadanya. "Atau mungkin Nona Anne bisa membawa tas milik Juliet dan Tuan Taehyung ke sini."

"Kita juga harus membawa obor sebagai penerangan." Juliet kembali mengemukakan pendapatnya begitu saja.

Dengan ekspresi yang meragukan setengah mati, ujung alisnya juga nyaris menyatu di tengah, Taehyung bertanya. "Obor?"

"Iya! Kata Yonsan, obor bisa digunakan sebagai lampu di hutan."

Anne diam-diam mengedip, merasa heran, dan penasaran setengah mati. Oke, Anne sejak awal memang memiliki kesan bahwasannya Juliet memang anak yang cukup ceriwis, senang berbicara dan bercerita. Tapi selama ini, hal itu hanya terjadi saat bocah cilik itu bersama Vante. Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi dengan Taehyung? Anne benar-benar tidak mengerti.

Resilience-Between Us ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang